Bagaimana Grappling Menjadikan Shinya Aoki Seorang Legenda
Saat Shinya “Tobikan Judan” Aoki memasuki Circle ONE Championship di ajang ONE: ENTER THE DRAGON, ia akan melakukannya dengan pengalaman seumur hidup dalam seni bela diri yang telah membentuk kehidupan dan karier ikonik-nya.
Pahlawan Jepang ini – yang akan mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Lightweight dalam laga utama melawan Christian “The Warrior” Lee Jumat nanti, 17 Mei – telah memiliki pengalaman selama lebih dari seperempat abad di dalam berbagai disiplin, namun ada dua seni bela diri kuncian, atau grappling, yaitu judo dan Brazilian Jiu-Jitsu, yang memberinya dampak terbesar atas kesuksesannya.
Ribuan jam yang dihabiskannya di atas kanvas membuatnya salah satu praktisi submission paling berbahaya di muka bumi ini dan salah satu Juara Dunia bela diri campuran paling ikonik.
An epic battle for the ONE Lightweight World Title between Shinya Aoki and Christian Lee main events 17 May’s Singapore super-card!Singapore | 17 May | 5:00PM | Watch on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onedragon19
Posted by ONE Championship on Sunday, May 5, 2019
Aoki awalnya megecap seni bela diri pada tahun 1992, saat ia mulai berlatih judo.
Ketertarikannya pada olahraga ini terpicu saat ia menonton sebuah gelaran dalam Olimpiade 1992 di Barcelona, saat Toshihiko Koga dan Hidehiko Yoshida mewakili Jepang dan meraih medali emas.
Namun, Aoki mengungkap bahwa momen-momen awalnya berlatih dengan gi sangatlah sulit dan tidak sesuai ekspektasinya, setelah pelatihnya memberikan pelajaran yang patut dipertanyakan.
“Saya memiliki banyak kenangan yang sulit dengan judo,” kenangnya.
“Saya dipukul oleh pelatih saya saat latihan jika saya kalah. Saya banyak dipukul selama judo, yang membuat saya memiliki kenangan buruk.”
Terlepas dari asuhan buruk dalam disiplin judo itu, Aoki menyadari dirinya menemukan olahraga kompetitif yang ia inginkan, karena ia menyukai perasaan yang timbul dari kompetisi satu lawan satu.
Relive one of Shinya Aoki's most clinical submission showcases!
⏮ REWIND ⏮Relive one of Shinya Aoki's most clinical submission showcases! Singapore | 17 May | 5:00PM | Watch on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onedragon19
Posted by ONE Championship on Thursday, May 9, 2019
Tahun-tahun awalnya di atas kanvas menempatkannya dalam jalur menuju kejayaan, namun ia akan beralih ke pandangan filosofis jika ditanya apakah ia meyakini bahwa judo telah mengubah hidupnya. Ia ragu membuat klaim seperti itu, namun ia yakin bahwa disiplin ini membantunya membuat kehidupannya lebih dapat dinikmati.
“Tiap orang menggunakan frase ‘mengubah hidup saya,’ namun tidak mungkin anda mengetahui jalan hidup anda akan seperti apa tanpa itu,” jelasnya.
“Pada dasarnya, saya tidak mengetahui bagaimana kehidupan saya tanpa judo. Saya tidak tahu bagaimana kehidupan saya berubah, karena saya tidak memiliki perbandingan untuk itu, namun saya tidak pernah menyangka saya akan menikmati grappling dan bertarung melawan rival-rival saya pada usia 36 tahun – jadi saya rasa itu membuat kehidupan saya menyenangkan.”
“Saya sangat berterima kasih bahwa saya tidak harus berada di kereta yang penuh sesak tiap pagi, bekerja dari jam 9 (pagi)-5 (sore), dan mengeluh tentang rekan kerja yang saya tidak sukai.”
Selain membuatnya tersenyum, judo telah membentuk dasar dari kemampuan grappling kelas dunia yang membawa Aoki merajai berbagai Kejuaraan Dunia, termasuk gelar Juara Dunia ONE Lightweight, yang ia menangkan untuk kedua kalinya dengan – apalagi selain – submission pada ronde pertama di bulan Maret lalu.
Fun fact: Shinya Aoki is looking for his FIFTH first-round finish in a row against Christian Lee on 17 May! Singapore | 17 May | 5:00PM | Watch on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onedragon19
Posted by ONE Championship on Saturday, May 4, 2019
“Tobikan Judan” mengatakan bahwa usaha tak kenal lelah untuk meraih kemenangan melalui penyelesaian di atas kanvas terlahir dari keyakinan sederhana bahwa anda wajib menggunakan kemampuan terbaik anda untuk mengalahkan lawan secepat mungkin.
Sementara dirinya meraih berbagai hal dengan kemampuan stand-up miliknya, dan menggunakan ground and pound untuk menyulitkan siapapun yang diseretnya ke atas kanvas, 28 kemenangan submission dalam kariernya membuktikan bahwa seluruh kuncian sendi dan cekikannya, atau joint locks dan chokes, adalah ancaman terbesar yang ia miliki.
“Jika berbicara tentang seni bela diri campuran, tidak masalah apakah anda melakukan striking atau grappling,” sebutnya.
“Yang terutama adalah menyelesaikan laga. Kebetulan, dalam kasus saya, itu terjadi melalui grappling.”
Salah satu aspek grappling yang sangat dinikmati oleh Aoki adalah fakta bahwa para atlet tidak harus memiliki kondisi fisik yang paling impresif untuk meraih kesuksesan, karena teknik seringkali dapat unggul melawan kekuatan di atas kanvas.
Walau ia bukanlah atlet dengan penampilan fisik terbaik atau kompetitor paling berotot di dalam “The Home Of Martial Arts,” kemampuannya untuk memainkan kekuatannya membuatnya menjadi salah satu yang terbaik.
What Christian Lee will have to deal with when he faces ONE Lightweight World Champion Shinya Aoki on 17 May! Singapore | 17 May | 7:00PM | Watch on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onedragon19
Posted by ONE Championship on Tuesday, April 30, 2019
“Tiap orang sangat baik melakukan hal-hal yang berbeda,” jelasnya.
“Saya rasa saya menyukai [grappling] karena saya sangat baik dalam hal itu, dan saya sangat baik dalam hal itu karena saya menyukainya. Saya rasa saya hanya beruntung dalam hal itu.”
Dan, sementara ia menikmati progresinya di dalam grappling, Aoki menjelaskan bahwa ia merasa sangat nyaman berada di atas kanvas untuk berlatih bela diri.
Proses berlatih dan mengeksekusi teknik demi mencapai kesempurnaan itu memberi kepuasan pada kepribadian dirinya yang sangat teliti dan memberinya kebahagiaan tersendiri – hal yang sama saat ia mencetak gerakan penyelesaian di dalam Circle.
“Saya yakin siapapun dapat melihat itu hanya dengan menonton video saya berlatih. Itu adalah saat-saat yang paling saya nikmati,” sebutnya.
“Apakah itu grappling atau striking, saya menyukai segala sesuatu yang bersifat logis, hal-hal yang memiliki alasan – ini menyebabkan itu, yang menyebabkan ini. Saya rasa logika itu sangat hebat.”