Bagaimana Masa Remaja Petchmorakot Hampir Mengubah Kariernya

Petchmorakot DC 6297

Sebelum ia menjadi superstar bersama ONE Championship, Petchmorakot Petchyindee Academy hampir saja membuang bakatnya dan terpeleset keluar dari dunia Muay Thai.

Pada hari Jumat, 12 Juli, Petchmorakot akan kembali berlaga di kartu utama dalam ajang ONE: MASTERS OF DESTINY melawan Giorgio “The Doctor” Petrosyan di babak perempat final ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix, namun hanya beberapa tahun yang lalu, semua ini nampak tak mungkin.

Lahir dari keluarga petani di Ubon Ratchathani, Thailand, Petchmorakot menghabiskan sebagian besar masa kecilnya dalam kemiskinan dan berusaha keras mencari makanan untuk hidup.

Ia memulai pelatihan Muay Thai saat berusia 11 tahun, dan seni bela diri ini mengubah kehidupan Petchmorakot dan keluarganya.

Dengan uang yang diperolehnya dari kompetisi, Petchmorakot mampu secara signifikan meringankan beban keluarganya, maka hobinya ini segera menjadi pekerjaan penuh waktu.

Seiring berjalannya waktu, jadwal latihannya yang berlangsung dua kali sehari, disertai dengan tugas-tugasnya di sekolah, mulai berdampak bagi anak muda ini dan ia sedikit iri menyaksikan teman-temannya saat mereka hidup dengan bebas tanpa struktur kaku yang dijalaninya.

Saat kariernya mulai berkembang, ditambah dengan tekanan lebih besar dan perjalanannya ke Bangkok untuk berkompetisi, ia juga harus mengurangi berat badan untuk masuk ke dalam ring.

“Saya mengurangi banyak berat badan dan terlalu lelah untuk melakukan itu – itu terjadi hampir tiap bulan,” sebutnya.

Dan saat jadwal kompetisinya yang tak kunjung berakhir itu semakin memberi tekanan, Petchmorakot ingin menjadi bagian dari kumpulan sahabatnya itu dan bersenang-senang.

Saat ia berusia 16 tahun, banyak godaan yang membuatnya dapat terpeleset.

“Saya mulai semakin sering keluar bersama teman-teman saya. Akhirnya, saya hanya meninggalkan sasana dan kembali pulang,” katanya.

“Kami minum-minum, begadang terlalu malam dan hanya tidak berpikir. Saya hanya seorang anak kecil saat itu dan tidak mengetahui arti dari tanggung jawab. Saya hanya terlalu lelah bertanding dan patah semangat.”

“Saya selalu keluar malam tiap harinya. Orang tua saya benar-benar khawatir dan selalu menelpon saya untuk selalu pulang.”

Namun, tak lama bagi Petchmorakot untuk menyadari bahwa tak ada masa depan bagi dirinya karena ia keluar malam bersama teman-temannya, tanpa arah yang jelas dalam kehidupannya.

Ia merindukan latihan, persaudaraan dan struktur yang disediakan Muay Thai dalam kehidupannya. Ia juga mengetahui bahwa dirinya harus sekali lagi mengenakan sarung tangan untuk mencari nafkah.

Dengan determinasi untuk mengubah hidupnya kembali, ia berbalik ke sasananya dan keluar dari kebiasaannya bersenang-senang.

“Seiring dengan waktu, saya merasa bosan. Saya juga tidak memiliki uang dan saya ingin kembali bertanding,” akunya.

“[Para pelatih saya] berteriak pada saya. Saya mengetahui yang saya lakukan itu salah, namun setelah itu, mereka duduk dan berbicara pada saya.”

“[Kebiasaan] minum-minum itu mengubah tubuh saya, itu sangat buruk bagi kesehatan saya. Saya membutuhkan dua bulan berlatih sampai saya merasa normal kembali.”

Tak lama setelah ia kembali berlatih penuh waktu, ia dilirik oleh sasana Petchyindee Academy yang terkenal di Bangkok dan kariernya melejit.

Ia meraih berbagai gelar Kejuaraan Dunia Muay Thai dan berakhir di panggung bela diri dunia, dimana ia berkompetisi melawan para striker terbaik dunia.

Walau dirinya tidak akan mengulangi perjalanannya di luar Muay Thai itu, pria berusia 25 tahun ini melihat kembali saat itu sebagai sebuah pelajaran berharga yang membentuk dirinya saat ini.

“Saat itu, saya hanyalah seorang anak – saya hanya ingin bersenang-senang. Saya keras kepala dan sulit diatur. Saya rasa banyak petarung mengalaminya juga,” jelasnya.

“Itu adalah sesuatu yang harus saya alami. Kini, kehidupan saya sangat luar biasa, saya tidak dapat membayangkan tak menjadi petarung.”

Selengkapnya di Fitur

Allycia Hellen Rodrigues Cristina Morales ONE Fight Night 20 20
Lito Adiwang Adrian Mattheis ONE Friday Fights 34 29
Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31