Bagaimana Rene Catalan Melalui Saat Tergelap Dalam Hidupnya

Philippine mixed martial artist Rene Catalan sitting down in the cage

Rene “The Challenger” Catalan dengan cepat naik peringkat dalam divisi strawweight ONE Championship.

Atlet berusia 39 tahun ini, yang adalah Juara Dunia Wushu beberapa kali dan pemilik dari sasana Catalan Fighting Systems di Makati, Filipina, meraih empat kemenangan beruntun dalam karir bela diri campurannya, dimana ia dapat pula menambahkan satu kemenangan lagi minggu depan.

Pada hari Jumat, tanggal 27 Juli, ia menghadapi atlet tak terkalahkan Indonesia Stefer Rahardian di ajang ONE: REIGN OF KINGS, yang akan berlangsung di Mall Of Asia Arena, Manila.

Bagi Rene, ini adalah sebuah perjalanan yang liar. Namun, hanya sebelum ia menjalani karir bela diri campurannya, ia harus menghadapi sesuatu yang buruk dan berpisah dengan seseorang yang sangat ia cintai.

Awal Kisah Cinta 

Rene Catalan IMG_5391.jpg

Rene tidak akan melupakan saat ia pertama kali melihat istrinya, Edlyn.

“Kami bertemu pada tahun 1995, pada tahun keempat kami di sekolah menengah atas,” katanya.

Edlyn dan keluarganya pindah ke Iloilo dan ia masuk ke sekolah yang sama dengan Rene. Mereka segera jatuh cinta dan Edlyn memutuskan untuk melanjutkan kuliah di kota yang sama. 

Namun, ayah dan ibunya tidak menyetujui hubungannya dengan Rene.

Faktanya, mereka tidak mendaftarkan putri mereka untuk semester kedua, karena mereka tidak ingin melihat “The Challenger” bertemu atau menghabiskan waktu dengan anak mereka. Mereka tidak percaya ia dapat membiayai anaknya.

“Sebagai orang tua, mereka menginginkan stabilitas bagi anak mereka, jadi mengapa dia harus berpacaran dengan seseorang seperti saya, yang sangat miskin? Mereka mengira ia akan lebih baik mencari pria yang kaya daripada saya,” jelasnya.

Rene, yang adalah seorang atlet senior dalam tim tinju di Western Institute of Technology, memiliki determinasi untuk menyelesaikan kuliahnya di bidang Teknik Kelautan.

Sementara itu, Edlyn memiliki determinasi lain untuk mencapai satu tujuan – untuk berada bersama Rene.

Edlyn lari dari rumah orang tuanya untuk tinggal bersama pria yang mencuri hatinya. Atlet bela diri ini segera menyuruhnya pulang, berharap untuk meyakinkan dirinya bahwa akan ada masa depan yang cerah jika mereka menyelesaikan studi mereka, namun usahanya tidak berhasil.

“Ia berdiri di tengah jalan dan mengatakan jika saya menyuruhnya pulang, ia akan bunuh diri,” kenangnya. “Tentunya, yang saya dapat lakukan hanyalah berlari dan menyelamatkannya. Saya tidak dapat menyelesaikan studi saya karena cinta.”

Akhir Yang Tragis

Rene Catalan 171124SG_DC 8983.jpg

Keputusan pasangan ini untuk tinggal bersama tidak terlihat baik di mata orang tua mereka.

Pada tahun 1998, terlepas dari seluruh tantangan yang ada, mereka pun menikah. Seni bela diri membawa Rene masuk ke Angkatan Darat Filipina sebagai seorang petinju, lalu ke Asosiasi Muay Thai Filipina, dan akhirnya Tim Wushu Nasional Filipina.

Ia meraih berbagai penghargaan bagi negaranya bersama tim-nya, dan pada tahun 2009, ia diundang untuk menjadi salah satu pelatih utama untuk Tim Nasional Kanada.

Pada saat semuanya nampak membaik, sebuah tragedi melanda.

Saat ia tinggal di Kanada dan mulai melatih tim tersebut, istrinya – yang masih berada di Iloilo – didiagnosa dengan hipertiroidisme — sebuah kondisi medis serius yang membutuhkan penanganan darurat.

“Itu beracun dan [Edlyn] membutuhkan perawatan segera,” jelas Rene.

“Seluruh pendapatan saya beralih ke pengobatannya, dan saya pulang tanpa membawa apa-apa, karena ia berada di rumah sakit selama enam bulan. Itu adalah dua tahun dimana saya mundur dari kompetisi dan melatih, supaya saya dapat merawat istri saya.”

Selama waktu yang sulit ini, ia bahkan mengalami tragedi yang lebih parah – saat ia kehilangan seorang anak lelaki.

Rene Catalan ADUX4808.jpg

Pastor yang dikenal baik oleh Rene membantunya melewati masa kelam ini, sementara istrinya pun membaik. “The Challenger” dan Edlyn juga berbicara dengan dokter pribadi, yang mengatakan bahwa ia dapat menjalani perawatan radiasi untuk menyembuhkan kondisinya.

Juara Dunia Wushu ini pun kembali bekerja sebagai pelatih striking dalam sebuah tim bela diri campuran di Manila. Beberapa waktu kemudian, ia mengambil pekerjaan melatih di Beijing Empire MMA, pindah ke Tiongkok, serta menyimpan uang untuk biaya perawatan istrinya yang tetap tinggal di rumah.

Namun, kondisi Edlyn tiba-tiba memburuk saat Rene sedang berlatih untuk debutnya bersama ONE Championship.

“Beberapa minggu sebelum saya pulang, ia meminta saya membawanya ke rumah sakit,” kata Rene.

“Kakak saya mengatakan bahwa penyakitnya bertambah parah, dan mereka harus ke rumah sakit. Saya mengatakan padanya bahwa saya akan segera pulang, dan bahwa mereka dapat menunggu saya. Saya bersiap untuk laga saya, dan pada hari berikutnya, kakak saya mengatakan ia telah tiada.”

Belajar Untuk Kembali Bangkit

Rene Catalan IMG_3950.jpg

Rene dijadwalkan menjalani debutnya melawan Alex “Little Rock” Silva pada bulan April 2013 – hanya dua minggu setelah ia mengubur istrinya.

Sementara banyak atlet lain akan mundur dari ajang tersebut, atlet Filipina ini memutuskan untuk menghormati komitmennya.

“Saya berpikir untuk mundur, karena hidup saya tidak memiliki tujuan lagi,” akunya.

“Saya bertahan hanya karena seseorang, dan ia telah tiada. Namun, saya juga berpikir tentang anak-anak saya. Saya harus hidup bagi mereka.”

Namun, tidak ada kisah kemenangan melawan kesulitan, karena ia mengalami kekalahan saat melawan Alex, serta sebuah kekalahan lain dan keputusan ‘no contest’ dalam dua laga berikutnya.

Kemunduran dalam karir profesional Rene, serta tantangan luar biasa yang ia hadapi dalam hidup, dapat menjadi alasan bagi sebagian besar orang untuk menyerah dan mencari jalur yang berbeda.

Namun, “The Challenger” memang jauh lebih kuat dari orang biasa.

Terinspirasi oleh banyak orang dalam kehidupannya, ia mendedikasikan dirinya untuk mengubah karirnya dan sejak saat itu mencetak empat kemenangan beruntun – salah satu pencapaian terbaik yang dapat dicapai oleh para atlet dalam divisinya.

“Sumber inspirasi saya adalah anak-anak saya,” katanya. “Kedua, atlet [di Catalan Fighting Systems], supaya saya dapat memberi mereka makan dan membantu mengembangkan hidup mereka di provinsi itu.”

Saat sasananya berkembang dan membuahkan para atlet yang mampu berlaga di panggung bela diri dunia – seperti penantang divisi atomweight Jomary Torres – ia memiliki komitmen untuk terus maju ke depan, baik dalam karir maupun kehidupannya.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9