Bagaimana Rodtang Jitmuangnon Menjadi Superstar Muay Thai

Rodtang

Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon (252-40-10) adalah salah satu atlet yang paling menarik dalam Muay Thai hari ini.

Atlet berusia 21 tahun ini telah dua kali menjadi Juara Omnoi Stadium, dan kini, ia mengincar kesuksesan bersama ONE Championship.

Ia akan mencetak debut yang sangat diharapkan dalam ONE Super Series pada hari Sabtu, 22 September. Rodtang akan berlaga melawan Juara Dunia W5 dua kali Sergio “Samurai” Wielzen (46-19-2) dalam sebuah laga divisi flyweight di ajang ONE: CONQUEST OF HEROES, yang berlangsung di Jakarta Convention Center.

Ia mungkin adalah salah satu yang terbaik dalam olahraga ini, namun atlet berbakat asal provinsi Phatthalung ini harus menjalani ujian panjang dan kesulitan besar untuk meraih posisi puncak.

Awal Yang Sederhana

มาเล่นเกมส์แจกเสื้อกันคับ #คิดยังไงกับรูปนี้เม้นไหนโดนสุดๆผมทักแชทไป พร้อมส่งเสื้อคับ- แจก 3 ตัว 3 ท่านคับ

Posted by ทินกร ศรีสวัสดิ์ on Tuesday, March 21, 2017

Pada usianya yang ke-8, Rodtang menjalani laga Muay Thai perdananya di sebuah kuil lokal dari desa kecil di Thailand Selatan.

Dengan hanya kurang dari dua minggu berlatih, ia memenangkan debutnya itu serta menambahkan delapan kemenangan beruntun lainnya dalam waktu singkat.

“Saya terpincut,” kenangnya. “Saya segera mengetahui bahwa saya ingin mengejar Muay Thai secara penuh waktu.”

Kehidupan Rodtang saat itu terdefinisikan oleh kesederhanaannya saat dibesarkan oleh keluarganya. Mereka memiliki sebidang tanah kecil yang hanya cukup untuk membangun rumah sederhana bagi 12 orang anggota keluarganya.

Orang tuanya akan bekerja setiap hari di salah satu perkebunan karet yang memenuhi area itu. Mereka tidak mendapatkan upah harian dan pekerjaan yang stabil adalah sebuah impian. Karena itu, ayah dan ibunya hanya mendapatkan penghasilan dari seberapa banyak mereka dapat memanen getah karet.

Memberi makan keluarga ini bukanlah sebuah tugas yang mudah. Ia menyaksikan beban yang diemban orang tuanya dan sangat ingin membantu.

Setelah enam tahun dirinya berusaha di Thailand Selatan, dengan mengambil tiap laga yang didapatkannya demi mengerjakan bagiannya, Rodtang menjalani sebuah perjalanan baru. Ia pergi hampir seribu kilometer jauhnya ke ibukota negara tersebut demi mencari kesempatan lebih baik.

Kerasnya Perjuangan Di Bangkok

มีหน้าที่ก็ทำมันไห้ดี 28นี้ เจอกัน เพื่อพ่ออ้วน

Posted by ทินกร ศรีสวัสดิ์ on Sunday, March 18, 2018

Rodtang ditarik oleh sasana Jitmuangnon Gym yang terkenal di Bangkok Utara.

Lingkungan baru itu jauh dari yang dijalaninya di Phatthalung. Pusat pelatihan itu memiliki perlengkapan yang lebih baik, termasuk sebuah ring berukuran standar yang dapat digunakan berlatih. Itu sangat jauh dari sasana lamanya, yang hanya memiliki dua samsak dan padding tinju yang hampir rusak.

Sesi-sesi latihannya jauh lebih sulit, dan ia harus menjalani enam jam latihan setiap harinya. Jadwal padat ini, dengan kehidupan yang jauh dari rumahnya, menempatkan tekanan luar biasa bagi pemuda asal Thailand Selatan ini.

Rodtang berada jauh dari kasih sayang orang tua dan saudara-saudaranya, dan ia menghadapi situasi baru yang menegangkan saat ia bertransisi memasuki usia dewasa. Namun, ia memiliki determinasi untuk mendapatkan cukup penghasilan demi mendukung keluarganya.

Walau ia bertahan, hal itu tidak datang tanpa beberapa kejadian. Ada saat dimana ia tidak dapat mencapai ekspektasi pribadinya dan berada di posisi terendah dalam kariernya.

“Saya beruntun kalah dalam beberapa laga,” akunya. “Saya tidak punya uang dan motivasi.”

Kekalahan membuat dirinya lebih sulit mendapatkan laga-laga selanjutnya, dan untuk pertama kali dalam kariernya, Rodtang ditinggalkan tanpa kemungkinan yang baik. Dengan tidak adanya masa depan yang jelas, sesi latihan yang panjang dan sangat menuntut itu menjadi sangat sulit dijalani.

Kehadiran Yang Memberi Inspirasi

แชมป์ยังอยู่ที่เดิมคับ ขอบคุณทุกกำลังใจมากๆคับ🙏

Posted by ทินกร ศรีสวัสดิ์ on Saturday, September 9, 2017

Terlepas dari jalur yang keras itu, masih ada satu orang yang melihat potensi “The Iron Man” – yaitu sang pemilik sasana, Huan Jitmuangnon. Ia meyakini potensi Rodtang dan mengembalikannya ke jalur yang tepat.

“Adalah Mr. Huan yang memberi saya motivasi untuk berlatih kembali,” akunya.

Dengan tujuan baru, Rodtang sekali lagi masuk ke dalam ring, serta membangun jalurnya kembali menuju puncak. Ia berlanjut menjadi Juara Omnoi Stadium dua kali.

Tepat pada saat segala sesuatunya seperti berpihak pada dirinya, ia dilanda sebuah tragedi lain saat Huan mendadak meninggal dunia.

Huan adalah sosok ayah bagi Rodtang dan seluruh rekan-rekannya. Kepergiannya bukan hanya menjadi kehilangan luar biasa bagi para pemuda ini, tetapi juga bagi seluruh komunitas Muay Thai.

Selain memiliki sasana itu, ia juga menjadi seorang promotor di Stadion Rajadamnern, dan menjalankan stadion lokalnya di dekat sasana itu.

Sebagai tambahan, kepergiannya juga meninggalkan sasana ini pada kondisi yang tidak jelas.

Tidak ingin membiarkan warisan Huan hilang begitu saja, Rodtang maju untuk membantu istri dari mentornya itu – yang dikenal sebagai Mare Ae (Mother Ae) oleh para atlet sasana tersebut – yang melanjutkan pekerjaan mendiang suaminya.

“Saya ada di sisinya tiap hari sampai ia kembali menjadi kuat,” sebutnya. “Kini, ia mengelola para petarung dan membantu saya mendapatkan kesempatan ini bersama ONE Championship.”

Babak Berikutnya

ขอบคุนคนจัดมากคับสำหรับมาเยี่ยมค่ายวันนี้

Posted by ทินกร ศรีสวัสดิ์ on Monday, November 20, 2017

Tim atlet itu kini terikat bersama, dimana masing-masing individu melakukan bagian mereka untuk tetap memastikan Jitmuangnon Gym beroperasi dengan baik.

Rodtang telah menjadi salah satu nama terpopuler dalam Muay Thai berkat pukulan keras, kegigihan, serta gaya eksplosifnya.

Di samping mendukung sasananya, pencapaian atlet muda ini memampukannya mengurus keluarga dengan baik. Ia membelikan rumah bagi ibunya di Phatthalung, dan bersumpah untuk melakukan lebih banyak lagi ke depannya.

Pada usianya yang ke-21, ia telah menjalani lebih dari 300 laga dan memenangkan gelar-gelar terbesar di Thailand, namun ia kini akan menjalani sebuah jalur baru bersama ONE Super Series.

Tanggal 22 September, dunia akan dapat melihat pendekatan menegangkan dari dirinya di dalam Circle saat ia maju menghadapi Wielzen, mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Super Series, dan mencoba mencetak nama besar di kancah dunia.

Jakarta | 22 September | LANGSUNG dan GRATIS di ONE Super Apphttp://bit.ly/ONESuperApp | TV: Periksa daftar tayangan lokal untuk siaran global | Tikethttp://bit.ly/oneconquest18

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9