Bagaimana Sasana Kecil Mengubah Superlek Menjadi Superstar

Superlek BBB_8394

Superlek Kiatmoo9 siap untuk terus membangun warisannya dalam rangkaian ONE Super Series.

Pria yang berkali-kali menjadi Juara Dunia Muay Thai ini akan memulai misinya meraih gelar Juara Dunia ONE pada hari Sabtu, 16 Februari nanti.

Ia dijadwalkan menjalani debut promosionalnya melawan atlet Cambodian Top Team Lao Chetra dalam laga divisi flyweight Muay Thai pada ajang ONE: CLASH OF LEGENDS, yang akan dilaksanakan di Impact Arena, Bangkok, Thailand.

Sebelum pria Thailand berusia 23 tahun ini mencetak penampilan perdana di atas panggung bela diri dunia, mari kita mempelajari sedikit lebih banyak tentang dirinya.

Sebuah Sasana Lokal Kecil

Lahir di pedesaan yang indah di distrik Prakhon Chai, provinsi Buriram, Superlek dibesarkan seperti layaknya anak-anak di daerah tersebut.

”Orang tua saya bekerja di Bangkok, maka saya dibesarkan oleh kakek-nenek saya,” ungkapnya.

”Mereka akan pulang dan berkunjung, namun mereka lebih sering pergi bekerja.”

Demi kedua anak mereka, kedua orang tua Superlek pindah ke ibukota Thailand untuk mencari pekerjaan layak. Ayahnya menemukan pekerjaan sebagai buruh, sementara ibunya menjadi penjaga rumah.

Pemasukan tambahan ini menyediakan stabilitas bagi calon Juara Dunia dan adik laki-lakinya. Sebagai tambahan, kakek-neneknya juga membudidayakan padi dan mencari makanan, hal-hal yang sangat biasa dilakukan di kawasan tersebut.

Saat ia berusia 8 tahun, kakeknya membawa dirinya ke sasana Kiatmoo9 Gym yang dihormati. Dengan jarak hanya sekitar 300 meter dari rumah mereka, kakeknya berharap seni bela diri bisa memberi struktur yang dibutuhkan dalam kehidupan anak ini.

Superlek tidak membutuhkan waktu lama untuk menemukan semangat yang dibutuhkan untuk berkompetisi.

Setelah beberapa minggu berlatih, Superlek naik ke belakang truk milik sasana itu dan bersiap demi sebuah kompetisi di kuil lokal. Yang dibutuhkannya hanyalah seorang lawan.

“Saya sangat bersemangat dengan pertandingannya,” ia mengakui. “Saya belum pernah [bertanding], dan ada begitu banyak orang.”

Seakan diarahkan oleh nasib, ia pun menemukan lawan yang sesuai. Superlek lalu beranjak ke sasana untuk beristirahat dan kembali ke kuil untuk laga pertamanya. Terlepas dari perjalanannya, ia muncul sebagai pemenang dalam debut profesionalnya.

”Saya sangat menikmatinya,” ungkapnya. “Saya ingat saya dibayar 150 baht (sekitar 5 dolar AS). Saya menghabiskannya untuk jajanan dan memberi sisanya pada kakek saya.”

Dari situ, Superlek terus pergi ke berbagai acara lokal dengan rekan satu timnya, berharap dapat menemukan lawan di dalam ring. Tidak lama kemudian, potensinya pun mulai terlihat.

Dengan segera, ia mencetak nama besar di dalam komunitas itu dan para promotor terus menghubunginya untuk berlaga di acara mereka.

Peningkatan Luar Biasa

Bersama dengan rekan satu timnya, Superlek berkeliling ke seluruh kawasan sampai ia cukup umur untuk bertanding di Stadion Lumpinee yang terkenal di Bangkok.

Selama perjalanannya itu, ia selalu mencari kebijaksanaan dan sering meminta saran dari para veteran Muay Thai di Kiatmoo9.

“Saya teringat menemui atlet yang lebih tua di sasana saya yang sempat bertanding di stadion dan berpikir, ‘Apa yang bisa saya lakukan untuk bisa dibayar sama seperti mereka?’” kenangnya.

“Saya akan pergi ke sasana dan berlatih seperti mereka. Saat saya melakukan sparring dengan mereka, saya akan bertanya supaya dapat mempelajari teknik baru.”

”Setelah itu, saya akan mengulang semua teknik tersebut di kepala saya dan menggunakannya dalam latihan sampai saya yakin untuk mencobanya di dalam pertandingan.”

Kiatmoo9 dikenal sebagai sesuatu yang jauh melebihi sebuah sasana — itu adalah sebuah komunitas, dan seperti kebanyakan komunitas lainnya, kesuksesan itu didasari oleh partisipasi dari tiap anggota kelompok tersebut. Bekerja sama demi menjamin kesejahteraan para atlet mereka, tiap orang menjalani peran mereka di sasana dengan sangat serius.

Karier Yang Tertunda

Setelah beberapa tahun berkompetisi di arena lokal, Superlek mulai menyadari apa yang Muay Thai dapat berikan pada dirinya. Ia pun mulai meningkatkan latihannya untuk memperkuat dan mempersiapkan tubuhnya demi laga-laga yang dapat dilakukannya di berbagai stadion besar.

Pergi ke Bangkok untuk mendukung rekan satu timnya, Superlek mengetahui apa yang ia harapkan. Ia memiliki panutan untuk diikuti setelah melihat para atlet senior dari sasananya.

Sayangnya, atlet Thailand ini gagal dalam percobaan pertamanya di Stadion Lumpinee.

“Saya kalah dalam laga pertama saya di Bangkok, lalu saya kalah di tiga pertandingan berikutnya,” akunya.

“Itu benar-benar membuat frustrasi. Saya tidak mengerti. Saya berlatih sangat keras dan belum pernah kalah dalam empat pertandingan beruntun sebelumnya.”

“Melihat ke belakang, itu mungkin saja karena kegelisahan. Segalanya berbeda di Lumpinee. Ronde hanya berlangsung dua menit karena saya masih muda, dan lampu-lampunya sangat terang.”

Kiatmoo9 lalu memutuskan bahwa Superlek akan lebih baik berkompetisi di pedesaan. Meskipun sementara, ini mutlak menjadi kemunduran dalam kariernya.

Namun, ini tidak berlangsung terlalu lama. Atlet muda berbakat Thailand mampu kembali ke atas. Melawan seseorang yang familiar, ia kembali ke stadion terkenal ini dan menang.

Masa Depan Bersama ONE

Superlek BBB_9057.jpg

Menembus peringkat teratas, Superlek beralih menjadi pria yang berkali-kali meraih gelar Juara Dunia.

Catatan rekornya yang impresif, yang termasuk dua gelar Juara Dunia Lumpinee Stadium Muay Thai, satu gelar Juara Dunia WBC, tiga gelar Juara Nasional Thailand, serta yang terbaru, gelar Juara Nai Khanom Tom Sports Association yang dimenangkannya dalam sebuah Konferensi Muay Thai Dunia perdana di Buriram.

”Saya hanya seorang anak kecil yang ingin berlaga,” ungkapnya.

“Saya tidak menyangka saya dapat meraih posisi saya saat ini. Saya tidak mengetahui apa yang akan, dan mampu, saya capai.”

Terlepas dari semua penghargaan ini, Superlek tetap merasa terhormat dengan sebuah kesempatan berkompetisi bersama ONE Championship.

Perwakilan Kiatmoo9 ini, yang memiliki catatan rekor profesional 120-28-2, berniat membakar semangat para penggemar di seluruh dunia saat dirinya bertemu dengan spesialis Kun Khmer, Chetra, di ajang ONE: CLASH OF LEGENDS.

“Saya sangat senang,” katanya. “Ini adalah organisasi yang sangat besar, saya tidak mengira saya akan dapat berada di sana.”

Bangkok | 16 Februari | 19:00 WIB | LANGSUNG dan GRATIS di ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Periksa saluran lokal untuk suara global | Tiket: http://bit.ly/onelegends19

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9