Bagi Joshua Pacio, Tugas Juara Dunia Itu Adalah Menjadi Lebih Baik

Joshua Pacio defeats Rene Catalan at ONE MASTERS OF FATE YK4_5606

Joshua “The Passion” Pacio mencapai impiannya dengan menjadi Juara Dunia ONE Strawweight, tetapi kerja kerasnya baru saja dimulai.

Petarung berusia 23 tahun ini – yang akan mempertahankan sabuk emasnya melawan Alex “Little Rock” Silva di ONE: FIRE AND FURY – menolak untuk berpuas diri dan berdeterminasi menjadi panutan dengan bekerja jauh lebih keras lagi di posisi puncak.

Selain itu, ia mengetahui bahwa dirinya terus berevolusi untuk berada satu langkah di depan para penantang yang akan berusaha menjatuhkannya – dimulai pada Jumat, 31 Januari di Manila, Filipina.

“Saya mempertahankan sabuk saya, saya benar-benar juara sekarang, tapi kalian tahu, usaha itu tak berakhir di sini,” tegasnya.

“Masih ada banyak penantang kaliber terbaik dan setiap atlet itu berkembang, maka saya kira saya harus naik tingkat, dan saya kira saya masih harus meningkatkan permainan saya untuk tetap menjadi juara.”

“Ini jelas bukanlah akhirnya. Saya ingin terus mempertahankan [sabuk itu] selama mungkin, dan tentu saja, dalam setiap laga, akan ada Joshua Pacio yang berbeda.”

Salah satu alasan utama yang dimiliki Pacio adalah menginspirasi para pemuda dan pemudi seperti dirinya yang berasal dari awalan sederhana dan sedang berjuang meraih kesuksesan – dalam seni bela diri atau tidak – untuk membantu mereka meraih kemakmuran dalam hidup.



“Untuk menjadi juara itu seperti menginspirasi generasi berikutnya, karena banyak orang menjadikan anda panutan,” tambahnya.

“Banyak orang memperhatikan anda, maka saya kira saya harus memberi contoh, bukan? Dan, untuk bekerja keras karena anda tak hanya kebetulan memasuki ini. Di usia 23 tahun, ya, saya juara, tapi itu dibangun selama 10 sampai 12 tahun.”

“Mereka selalu berkata, ‘Kamu sangat muda, tapi kamu sudah menjadi juara,’ tapi mereka tak melihat tahun-tahun penuh kerja keras itu. Anda harus menginvestasikan bertahun-tahun untuk berlatih dan menjadi juara.”

“Saat anda menjadi, itu jelas tak berakhir di sana. Kerja keras yang anda berikan, anda kini harus menggandakannya untuk tetap menjadi juara.”

Semua itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, terutama dalam divisi strawweight, dimana kompetisi keras ini hanya berarti tak ada gelar Juara Dunia yang dapat dipertahankan lebih dari tiga tahun.

Namun, Pacio melakukan apa yang dikatakannya dan mengubah tren tersebut dengan memastikan kejayaannya pada November lalu dengan submission ronde kedua atas Rene “The Challenger” Catalan untuk mencetak penampilan paling dominan dalam laga Kejuaraan Dunia di divisinya.

Walau ia sangat bangga dengan pencapaiannya, “The Passion” sangat cepat melihat bahwa kesuksesan itu tak hanya karena usahanya sendiri. Ia melihat bahwa dirinya takkan berada di sana tanpa para pelatih dan rekan latihan yang selalu mendorongnya setiap hari di Team Lakay.

“Bagi saya, secara pribadi, kami semua juara, sabuk ini milik kami. Jika mereka tak ada di sana bersama saya, saya takkan menjadi juara,” jelasnya.

“Jadi, merekalah yang membantu saya dalam latihan. Dalam sparing, mereka semua menghajar saya agar saya tetap dapat menjadi juara. Ya, ini sabuk kami.”

Jelang laganya melawan Silva, Pacio berkata ia “menghabiskan waktu tiga kali lipat” dengan rekan satu timnya demi mengasah kemampuan dan memastikan dirinya tetap dapat memenuhi ekspektasi para penggemarnya.

Karena itu, ia berkata – walau menjadi sosok utama yang tampil pada ONE: FIRE AND FURY dalam laga utama di hadapan para penggemar tuan rumah di Mall Of Asia Arena – ia tak merasakan tekanan.

Ia menjalani usaha keras itu demi memastikan tangannya terangkat saat malam itu berakhir.

“Menurut saya, menurut tim saya, selama saya melihat bahwa saya naik tingkat dalam setiap laga, saya kira semua itu akan ada dengan sendirinya,” kata Pacio.

“Jika saya naik tingkat dalam latihan, dan di setiap laga, saya kira saya dapat mempertahankan sabuk saja dan tetap menjadi juara.”

Baca juga: Eduard Folayang Sambut Tantangan Baru Jelang ONE: FIRE & FURY

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9