‘Banyak Orang Mengincar Saya’ – Juara Dunia ONE Kade Ruotolo Inginkan Penantang Elite
Pada 22 Oktober lalu, atlet BJJ berbakat luar biasa Kade Ruotolo menorehkan namanya dalam buku sejarah sebagai Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling yang pertama.
Remaja berusia 19 tahun ini hanya membutuhkan empat menit untuk mengamankan sebuah kemenangan heel-hook brutal atas Juara Dunia Sambo empat kali, Uali Kurzhev, di gelaran besar ONE Fight Night 3: Lineker vs. Andrade.
Dengan sabuk emas seberat 26 pound itu di pinggangnya – dan hanya satu bulan berselang dari sebuah penampilan bersejarah lainnya demi merebut medali emas di Kejuaraan Dunia ADCC 2022 – Ruotolo kini duduk dengan nyaman di puncak dunia grappling.
Setelah beralih dari atlet pendatang baru yang sangat menjanjikan menjadi petarung pound-for-pound terhebat dalam waktu satu tahun, pria asal Amerika ini juga melihat perbedaan besar dalam hal pandangan para penggemar dan rivalnya.
Ia menjabarkan itu setelah merebut sabuk emas ini:
“Saya merasa seperti yang diburu daripada yang memburu. Saya selalu mengincar posisi nomor satu itu, mencoba mencapai puncak, dan kini itu hampir terasa bahwa saya ada di sana.”
“Banyak orang yang haus [kemenangan] yang mengincar saya. Dan itulah yang saya inginkan. Maka, saya tak sabar untuk menghadapi semuanya.”
Ruotolo memasuki laga Kejuaraan Dunia melawan Kurzhev sebagai atlet favorit.
Dan, walau laga ini sebagian besar berjalan satu arah bagi spesialis BJJ itu, pemain sambo Rusia itu menyerang tanpa henti, dimana ia melemparkan diri ke dalam api permainan submission tanpa henti yang menjadi andalan Ruotolo.
Sebagai hasilnya, remaja fenomenal ini merasa terkesan dengan lawannya itu:
“Saya memiliki respek luar biasa bagi [Kurzhev], hanya karena fakta bahwa ia maju ke arah saya terlebih dahulu, tanpa keraguan, dan ia memang sangat kuat. Ia tak menolak apa pun yang terjadi, dan ia sama sekali tidak takut.”
“Maka, penghormatan luar biasa bagi dirinya. Banyak kompetitor, saat saya masuk ke sana bersama mereka, mereka menjadi sangat ragu. Banyak orang yang melindungi diri sendiri, dan ia melakukan kebalikannya. Maka, anda tahu, penghormatan besar bagi dirinya. Ia adalah petarung liar.”
Ruotolo Jelaskan Tantangan Ke Tainan Dalpra Dan Tommy Langaker
Beberapa momen setelah merebut sabuk emas lightweight submission grappling, Kade Ruotolo maju dan menantang sepasang lawan potensial bagi laga pertahanan gelar Juara Dunia yang pertama.
Pria California ini tak menginginkan laga mudah, dimana ia ingin menghadapi Tainan Dalpra atau Tommy Langaker – dua kompetitor jiu-jitsu elite yang baru bergabung bersama ONE Championship.
Ruotolo tak hanya memilih kedua nama itu secara kebetulan. Lalu, ia pun menjelaskan alasannya untuk memiih sepasang kompetitor kuat ini:
“Nama-nama yang saya sebutkan, Tainan Dalpra dan Tommy Langaker, saya yakin, jika tidak salah, kini bergabung di bawah ONE. Kedua laga itu akan sangat luar biasa.”
“Tainan, kami dulu sekali berlatih di bawah atap yang sama, berbulan-bulan lalu. Dan, anda tahu, terdapat sesuatu yang menurut saya bukan sebuah ketegangan, tetapi rivalitas di antara kami berdua dan para pelatih kami dan dirinya, maka saya kira itu akan menjadi laga yang hebat.”
“Dan, bagi Tommy, di pesta seusai ADCC, kami bertukar pembicaraan juga. Maka, saya kira saya tak sabar menunggu yang satu itu, dan saya jelas akan meraih submission dalam laga itu.”
Ruotolo dan saudara kembarnya, sesama grappler bintang ONE Tye Ruotolo, sebelumnya berlatih di sasana Art of Jiu-Jitsu bersama Dalpra.
Pada tahun 2017, Ruotolo bersaudara beralih sasana ke Atos Jiu-Jitsu, sementara Dalpra tetap bertahan di sana. Sejak itu, ketiga kompetitor ini memastikan diri sebagai petarung dalam jajaran teratas.
Bagi Langaker, pembicaraan mereka terakhir kali itu dapat menjadikan aksi Kejuaraan Dunia yang sangat dramatis. Dengan pemikiran tersebut, Ruotolo melihat kembali interaksi awal yang ia lakukan dengan pemegang sabuk hitam BJJ asal Norwegia itu:
“Itu seperti, setelahnya ada pembicaraan tentang apa yang mungkin saya pikirkan tentang laga ini yang datang antara saya dan Tommy. Dan, di pesta itu, ia seperti, ya, kapan kita akan beradu? Saya kira kita semua saat itu sedikit linglung.”
“Itu adalah malam yang cukup gila, tapi tak ada yang salah sebenarnya di sana. Suasana cukup tenang, tapi di saat yang sama, ia datang ke saya dengan energi yang menarik, dan ia seperti membakar semangat saya untuk berlaga dengannya.”