Bela Diri Menjauhkan Ilias Ennahachi Dari Masalah Dan Meraih Kejayaan

Ilias Ennahachi DREAMS OF GOLD ADUX IMG_8903

Ilias Ennahachi adalah Juara Dunia kickboxing asal Belanda-Maroko terbaru yang memasuki rangkaian ONE Super Series, dan mengincar sabuk emas dengan mengalahkan Petchdam “The Baby Shark” Petchyindee Academy dalam pertandingan debutnya.

Atlet berusia 23 tahun dari Belanda ini akan langsung berlaga di pertandingan puncak saat menghadapi bintang asal Thailand ini untuk gelar Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing dalam ajang ONE: DREAMS OF GOLD pada hari Jumat, 16 Agustus.

Nama Ilias memang baru terlihat di dalam “The Home Of Martial Arts,” tetapi enam gelar Juara Dunia kickboxing miliknya menunjukkan bahwa ia akan memberikan ujian terberat bagi atlet nomor satu di dalam divisi ini, saat keduanya bertemu di dalam Impact Arena, Bangkok, Thailand.

Sebelum ia tiba di tanah kelahiran Petchdam untuk merebut sabuknya, perwakilan SB Gym ini bercerita bagaimana kerja kerasnya sepanjang hidup telah membuatnya seorang atlet elit dan mempersiapkannya untuk tampil di panggung dunia bela diri.

Keluarga Yang Berjuang Demi Kehormatan

Ilias Ennahachi will face Petchdam Petchyindee Academy at ONE: DREAMS OF GOLD

Ilias lahir di Utrecht, Belanda, dari keluarga keturunan Maroko yang telah bertahan melewati kesulitan hidup demi memberikan dasar kehidupan yang baik bagi generasi berikutnya di dalam keluarga mereka. 

“Mereka dikucilkan karena bukan berasal dari sini [Utrecht],” jelasnya.

“Mereka adalah imigran, maka mereka harus berjuang demi hak-hak mereka – ayah saya terkadang harus berkelahi dengan orang lain agar diterima dan menjadi salah satu dari mereka.”

“Saya adalah keturunan Maroko, tetapi saya lahir di Belanda – saya tinggal di Belanda dan juga bertumbuh besar disana. Segala sesuatunya dimulai di Belanda, dan saya merasa berada di rumah.”

Ayahnya adalah pemungut sampah di kota tempatnya tinggal, sementara ibunya tinggal di rumah untuk merawat anak-anak sebelum ia memulai pekerjaannya di sebuah panti jompo. Kerja keras mereka memberikan awal yang baik bagi keturunan mereka. 

“Tempat dimana saya bertumbuh sangat baik, masa kecil saya [dihabiskan] dengan kakak dan adik saya,” ingatnya.

“Keluarga saya adalah segalanya, mereka adalah [motivasi] nomor satu bagi saya.”

Bela Diri Yang Mendarah Daging

https://www.instagram.com/p/BwWfOW8ADqT/

Ilias pertama kali menemukan seni bela diri melalui ayah dan pamannya, yang adalah karateka.

“Ayah saya selalu berlatih bela diri. Ia dan saudaranya berlatih karate, dan sepupu saya berlatih kickboxing. Saya pikir seni bela diri mendarah daging [dalam keluarga] kami,” katanya.

Sebagai seorang anak, sepakbola menjadi gairah Ilias, tetapi ia segera bergabung dengan sebuah sasana – yang dimulai dari sebuah tantangan dari salah satu saudaranya.

“Saya mendapatkan pelajaran kickboxing pertama saya pada usia 11 tahun. Sepupu saya mengatakan bahwa ada seorang anak seusia saya yang menjadi kickboxer dan mampu mengalahkan saya.”

“Saya selalu memiliki kebanggaan itu di dalam saya, tetapi jika orang mengatakan pada saya bahwa saya tidak dapat melakukan sesuatu, saya akan ingin membuktikan diri. Saya bergabung dengan sepupu saya di sasana tersebut dan mulai berlatih sparring. Pelatih saya mengatakan bahwa kemampuan saya cukup baik, dan saya menjadi yakin. Dua bulan kemudian, saya menjalani pertandingan pertama saya.”

Setelah pertandingan pertamanya, pemuda kelahiran Belanda ini terpincut dan tidak pernah melihat ke belakang. Segala sesuatu terkait dengan kickboxing telah menantang dirinya – dari tantangan fisik, sampai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Ayahnya adalah pendukung terbesarnya, dan juga menjadi salah satu rekan latihannya, karena ia ingin anaknya mencapai potensi terbesarnya.

“Seni bela diri memberi saya perasaan yang nyaman. Ketegangan itu, respek yang anda raih setelah bertanding dan berlatih keras – hal itu membawa saya ke dimensi yang lain. Saya semakin merasa lebih kuat,” kata atlet berusia 23 tahun ini.

“Individu yang paling saya kagumi adalah ayah saya. Ia selalu bergabung dalam latihan saya, dan ia masih melakukan itu. Ini memberikan saya kekuatan dan energi untuk berlatih lebih keras, serta semakin melakukan yang terbaik.”

Tuntunan Dalam Jalur Yang Benar

https://www.instagram.com/p/BxlYb9tBNET/

Rasa hormat yang dimiliki Ilias bagi ayahnya telah menariknya keluar dari sebuah kejatuhan yang dapat menyingkirkannya dari karir bela dirinya.

Saat ia berusia 16 tahun, ia mulai mengabaikan pelatihannya demi sebuah pencarian akan kenikmatan sementara yang bersifat buruk.

“Saya harus memilih antara teman-teman saya atau bertanding, karena saya mulai mengabaikan kickboxing untuk berada bersama teman-teman saya dan mengikuti jalur yang salah, pulang terlambat, melakukan hal-hal yang buruk,” sebutnya.

Saat ia berusia 17 tahun, ayahnya harus turun tangan dan membuatnya berpikir tentang masa depannya, serta memberinya ultimatum – antara menjalani latihan kickboxing dengan serius dan kembali ke dalam ring, atau berhenti dan membuang kerja kerasnya selama bertahun-tahun.

“Ini adalah sebuah keputusan sulit, untuk memilih antara teman-teman saya dan seni bela diri. Saya ingin tetap memiliki keduanya,” tambahnya.

“Seni bela diri memberikan saya stabilitas. Hal tersebut, bersama dengan semua hal yang ayah saya katakan pada saya, telah membuka mata saya. Saya memilih untuk terfokus 100 persen pada seni bela diri. Lalu semuanya mulai berjalan dengan baik, dan saya tidak dapat berhenti.

“Seni bela diri menyakinkan saya bahwa saya dapat meninggalkan hal-hal buruk di belakang. Hal ini mengajarkan saya rasa hormat, untuk menjadi dewasa ketika saya masih berusia sangat muda dan menjadi berbahagia dengan segala sesuatu yang kita miliki.”

Terus Melangkah Demi Kesuksesan

🇹🇭 16 AUGUST. BANGKOK. 🇹🇭

🇹🇭 16 AUGUST. BANGKOK. 🇹🇭 🔥 Petchdam Gaiyanghadao – เพชรดำ เพชรยินดีอคาเดมี่ defends his ONE Flyweight Kickboxing World Title against Dutch destroyer Ilias Ennahachi!🔥 Stamp Fairtex begins her quest for a mixed martial arts World Title against undefeated phenom Asha Roka!🔥 Giorgio Petrosyan vs. Smokin' Jo Nattawut and Samy Sana vs. Dzhabar Askerov in the ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix semifinals!🗓: Bangkok | 16 August | 7PM | ONE: DREAMS OF GOLD🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/onegold19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨‍💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter

Posted by ONE Championship on Wednesday, July 17, 2019

Dengan komitmen yang baru bagi disiplin ini, Ilias meraih kesuksesan besar.

Saat Ilias membangun rekor 34-3 yang luar biasa, memenangkan dan mempertahankan gelar Juara Dunia Enfusion, terbang ke Jepang untuk memenangkan Kejuaraan Dunia Blade, serta merebut gelar Juara Dunia WFL di Cina.

Kesuksesannya, disertai dengan gaya bertarungnya yang sangat menarik di dalam ring, memberikannya sebuah kontrak bersama organisasi bela diri terbesar di dunia, dimana ia merasa memiliki panggung terbaik untuk menunjukkan kemampuannya dan meraih hadiah terbesar dalam olahraga ini.

“Saat saya menandatangani kontrak bersama ONE Championship, hal ini membuat saya sadar bahwa kerja keras saya mulai terbayar,” katanya.

“Hal itu membuka banyak pintu bagi saya membuktikan diri dan menggapai semua mimpi saya.”

Tidak akan mudah bagi dirinya untuk mengalahkan Petchdam, yang juga telah meraih pencapaian tertinggi dalam dunia Muay Thai dan kickboxing.

Tetapi, Ilias memiliki motivasi dan keinginan untuk tetap bergerak maju, terlepas dari apa yang akan dihadapinya saat bertemu dengan atlet Thailand ini.

“Motivasi terbesar saya untuk tidak berhenti bertanding adalah orang tua saya,” sebut Ilias.

“Saya ingin membuktikan diri saya sendiri lebih lagi kepada keluarga saya – kepada istri saya, saudara perempuan dan laki-laki saya, serta orang tua saya – bahwa [latihan dan pengorbanan tersebut] adalah untuk sebuah alasan yang tepat.

“Saya bekerja keras untuk [kesempatan ini] dan saya telah menerima sesuatu yang baik sebagai gantinya. Saya tidak akan pernah menyerah.”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9