Bibiano Fenandes Vs. Kevin Belingon – Kisah Epik Yang Berlanjut

Kevin Belingon IMGL3525

Bibiano “The Flash” Fernandes vs. Kevin “The Silencer” Belingon adalah persaingan paling berat dalam sejarah ONE Championship.

Kedua pejuang luar biasa ini telah berhadapan sebanyak tiga kali demi gelar Juara Dunia ONE Bantamweight, dan saat ini mereka siap berlaga sekali lagi – mungkin untuk terakhir kalinya – dalam sebuah panggung yang pantas bagi sebuah persaingan seberat ini.

Hari Minggu, 13 Oktober, atlet asal Brasil tersebut akan mempertahankan sabuknya melawan pesaing terberatnya yang mewakili Team Lakay, Filipina, dalam ajang bela diri terbesar sepanjang masa, dan laga ini juga dapat menjadi sorotan terbaik dari gelaran ONE: CENTURY PART II.

Bibiano dan Kevin adalah, secara keseluruhan, dua atlet terbaik dalam organisasi bela diri terbesar di dunia ini, dimana laga kedua atlet yang memiliki gaya bertarung yang sangat berbeda ini akan menggemparkan arena dari dalam Circle – saat keduanya mengincar hasil tak terbantahkan untuk menjadi pria nomor satu dalam divisi mereka. Sekali lagi, ini akan menjadi laga terbaik mereka di Tokyo, Jepang.

Untuk lebih memahami aksi yang dapat diharapkan dalam arena Ryogoku Kokugikan, mari kita simak kembali sejarah persaingan dan aksi luar biasa dari kedua atlet bantamweight ini.

Pelajaran BJJ

Saat Kevin pertama kali berusaha merebut sabuk emas tersebut dalam ajang utama ONE: DYNASTY OF CHAMPIONS (CHANGSHA), ia menghadapi seseorang yang telah dikenal sebagai salah satu atlet terbaik dalam bidangnya.

Pada bulan Januari 2016, Bibiano telah memenangkan gelar Juara Dunia Interim ONE Bantamweight, memenangkan dan menyatukan gelar Kejuaraan Dunia ONE Bantamweight, serta mempertahankan sabuk tersebut sebanyak tiga kali. Semua itu dilakukannya setelah kesuksesannya sebagai Juara Dunia dua divisi DREAM dan prestasinya sebagai peraih medali emas Brazilian Jiu-Jitsu beberapa kali.

Tetapi ini bukan berarti bahwa produk Team Lakay ini belum memiliki prestasi. Ia adalah seorang atlet veteran di atas panggung global, dan kemampuan stand-up miliknya telah membantunya meraih tiga dari empat kemenangannya di dalam organisasi ini melalui KO yang menjadi sorotan terbaik.

Namun, ia belum menjadi seorang atlet berkemampuan lengkap yang dapat meraih puncak divisi, dimana kekurangannya dalam permainan ground terlihat pada detik-detik awal dalam laga melawan seorang master di dunia grappling. Bibiano meraih kakinya, menyelengkat penantangnya ini, serta mendominasi di atas kanvas.

“The Silencer” hanya dapat melarikan diri dari atlet asal Manaus itu sekali, dan ia pun segera terseret kembali ke bawah. Walau ia berusaha meloloskan diri, ia tidak dapat menghentikan “The Flash” yang perlahan bergerak menuju sebuah kuncian kimura yang erat.

Saat ia melancarkan kuncian ini, Kevin menyerah. Ronde pertama bagi Bibiano.

Lima Ronde Epik

Pertandingan ulang ini sangatlah berbeda dari laga pertama mereka.

Kevin adalah pria yang berbeda pada bulan November 2018. Ia telah mengasah kemampuannya dan memenangkan enam kontes berturut-turut untuk meraih sabuk interim dan menerima sebuah kesempatan lain untuk merebut posisi tertinggi dalam laga utama di ajang ONE: HEART OF THE LION.

Kali ini, saat “The Flash” mencoba takedown, Kevin berhasil bertahan. Saat pria asal Ifugao ini terseret ke bawah, ia membalas dengan melepaskan berbagai serangan spektakuler.

Pola ini terlihat akan terulang pada ronde kedua, sampai Bibiano melakukan sebuah kuncian armbar kuat dan para fans di seluruh dunia bersiap untuk melihat Kevin menyerah. Namun, secara ajaib atlet Filipina ini dapat lolos dan hampir melakukan penyelesaian dengan ground and pound.

Aksi paling signifikan dari babak selanjutnya terjadi di pertukaran stand-up sebelum “The Silencer” harus berusaha melepaskan diri dari sebuah percobaan submission di awal laga. Sekali lagi, ia menyerang balik – kali ini dengan sebuah pukulan kanan yang menjatuhkan atlet Brasil tersebut.

Hal ini menjadikan waktu tersisa lima menit bagi kedua kompetitor ini untuk kembali bertukar serangan, kali ini dalam keadaan berdiri. Pada akhir pertandingan, keduanya menyelesaikan sebuah laga yang dianggap menjadi salah satu yang paling menarik di tahun tersebut – sebuah pertemuan yang kompetitif, dengan hasil tipis yang harus disimak berbagai kalangan dalam dunia bela diri.

Walau keputusannya sangat tipis, Kevin muncul sebagai pemenang dengan keputusan terbelah, atau split decision, dari para juri untuk menjadi Juara Dunia ONE Bantamweight yang baru.

Masalah Yang Belum Terselesaikan

Sebuah laga penentu akan menjadi suguhan terbaik untuk mengakhiri trilogi persaingan kedua atlet kelas dunia ini, tetapi sebuah langkah yang salah dari sang Juara Dunia pada ajang ONE: A NEW ERA bulan Maret lalu hanya menyisakan kekecewaan bagi para penggemar di seluruh dunia.

Awalnya, laga ini nampak seperti sebuah pertemuan yang lebih menegangkan dari dua pertandingan sebelumnya, karena Kevin menunjukkan banyak kemajuan dalam permainannya untuk membalikkan sebuah usaha takedown untuk mencetak penyelesaian dengan rentetan pukulan dalam menit pertama.

Ia juga nampak lebih baik dari sebelumnya dalam pertukaran serangan stand-up, tetapi kejutan kembali terjadi saat “The Flash” mendaratkan sebuah pukulan overhand kanan keras yang dapat mengakhiri perlawanan para atlet yang tidak memiliki kekuatan dan keteguhan hati seperti perwakilan Team Lakay ini.

Sayangnya, kontes ini harus berakhir lebih cepat pada ronde ketiga saat “The Silencer” mencoba mengatasi sebuah takedown lainnya dengan sikunya.

Beberapa serangan siku tersebut mendarat di belakang kepala Bibiano, dan setelah waktu rehat untuk cedera selama lima menit, atlet Brasil ini tidak dapat melanjutkan. Wasit Olivier Coste terpaksa mengangkat kartu merah untuk mengakhiri laga melalui sebuah diskualifikasi.

Walau atlet Brasil ini merebut kembali sabuknya, ia tidak puas dengan caranya mendapatkan kemenangan, dan dirinya tidak menolak saat laga keempat segera ditentukan setelah ajang tersebut.

Di ONE: CENTURY PART II, kedua petarung elit ini akan berusaha menghapus kenangan laga yang berakhir dengan sebuah anti-klimaks, dimana mereka akan berusaha meraih kemenangan dominan.

century_tokyo_logo.png

Tokyo | CENTURY | Gelaran Ke-100 ONE Championship | Tiket: Dapatkan disini

  • Tonton BAGIAN PERTAMA di Indonesia, tanggal 13 Oktober pukul 7:00 WIB – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 15:00 WIB
  • Tonton BAGIAN PERTAMA di Amerika Serikat, tanggal 12 Oktober pukul 20:00 EST – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 4:00 EST
  • Tonton BAGIAN PERTAMA di India, tanggal 13 Oktober pukul 5:30 IST – serta BAGIAN II pukul 13:30 IST
  • Tonton BAGIAN PERTAMA di Singapura on 13 October pukul 8:00 SGT – serta BAGIAN II pukul 16:00 SGT
  • Tonton BAGIAN PERTAMA di Filipina on 13 October pukul 8:00 PHT – serta BAGIAN II pukul at 16:00 PHT
  • Tonton BAGIAN PERTAMA di Jepang on 13 October pukul 9:00 JST – serta BAGIAN II pukul 17:00 JST

ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.

“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9