Brandon Vera vs. Amir Aliakbari: 4 Kunci Kemenangan Dalam Aksi Heavyweight Di ONE 164
Laga MMA kolosal antara mantan Juara Dunia ONE Heavyweight Brandon Vera dan superstar Iran Amir Aliakbari mungkin akan memberi salah satu laga paling menarik pada Sabtu, 3 Desember ini.
Sepasang petarung heavyweight elite itu akan beradu di kartu utama ONE 164: Pacio vs. Brooks dari Mall of Asia Arena, Manila, Filipina.
Dan, karena reputasi mereka sebagai pencetak KO luar biasa – serta adu mulut panas mereka pada tahun lalu – para penggemar akan mengharapkan aksi keras antara kedua pesaing kuat itu.
Berikut adalah beberapa kunci kemenangan bagi Vera dan Aliakbari, yang masing-masing memiliki agenda untuk memasuki perebutan gelar Juara Dunia ONE Heavyweight.
#1 Pukulan Kuat Aliakbari
Walau Aliakbari memasuki MMA sebagai Juara Dunia Gulat Grego-Romawi, ia segera menemukan bahwa dirinya memiliki sepasang palu godam di kedua kepalan tangannya – dan menggunakan itu dengan baik.
Tak memiliki tandingan di kelasnya, pria Iran ini memiliki kekuatan pukulan keras yang membantunya meraih delapan penyelesaian dari 11 kemenangan dalam kariernya itu.
Ia bekerja keras untuk melatih tinjunya demi menemukan sasaran bagi kekuatan besarnya itu, dan saat ia menerjang maju dengan pukulan kanan kuatnya, setiap serangan yang tersambung dapat mengakhiri laga dalam sekejap.
Saat Vera menderita kekalahan TKO di tangan Arjan Bhullar tahun lalu, Aliakbari akan merasa sangat yakin dengan kemampuannya untuk membungkam mantan Juara Dunia ini, maka, nantikan sebuah agresi keras dari bel awal pertandingan.
#2 Serangan Balik Keras Dari Vera
Keinginan Aliakbari untuk mencetak pernyataan tegas juga dapat menjadi keunggulan bagi Vera, yang dikenal memiliki serangan balik luar biasa.
Mantan penguasa heavyweight ini memang mampu menyerang keras, tetapi ia juga sangat berbahaya dalam posisi bertahan, terutama saat lawannya terlalu berusaha memukul.
Pria Filipina-Amerika ini beberapa kali menggunakan hook kiri balasan demi mencetak dampak besar di dalam Circle, yang membawanya meraih kemenangan KO atas Paul Cheng dan Mauro Cerilli.
Selain itu, “The Truth” juga dapat beralih kuda-kuda dengan mudah saat menghindari serangan.
Hal ini mengharuskan Aliakbari tetap berhati-hati dengan berbagai variasi serangan balasan jika ia bergerak maju demi menyerang dagu Vera.
#3 Teknik Gulat Dan Serangan Ground Aliakbari
Jika Aliakbari tak dapat menemukan sasaran bagi pukulan kerasnya di atas kaki, ia dapat saja selalu beralih ke permainan gulat yang kuat.
Petarung unggulan Iran ini menjadi juara di atas kanvas, dan ia menunjukkan sekilas dari kemampuan sejatinya di MMA – terutama dalam kemenangan terakhirnya atas Cerilli di ONE Fight Night 1.
Pria berusia 34 tahun ini menunjukkan kematangan untuk mengalihkan serangan saat melawan striker berbahaya dan menyeret pria Italia itu ke bawah demi mendominasi di posisi ground.
Saat ia berada di posisi atas (top position), Aliakbari sangat sulit untuk digoyahkan, dengan kombinasi ukuran tubuh dan kemampuan yang membuatnya tetap dapat menggilas lawan.
Dan, saat ia melihat kesempatan, teknik ground-and-pound miliknya sangat kejam dan dapat diandalkan demi mengakhiri sebuah pertarungan.
#4 Tendangan Rendah Keras Milik Vera
Walau ia juga tiba dari latar belakang gulat, Vera mencetak karier MMA-nya sebagai spesialis stand-up, dan ia takkan ingin bergulat dengan sang raksasa, Aliakbari.
Namun, arsenal striking-nya juga lebih beragam jika dibandingkan dengan pria Iran itu, dimana ia dapat menggunakan tendangan keras untuk menghentikan laju pukulan dan percobaan takedown lawan.
Tendangan rendah “The Truth” memang cukup kuat untuk mematahkan beberapa rival sebelumnya, tapi bahkan jika itu tidak dibutuhkan, teknik ini dapat meredam serangan yang datang dengan efektif.
Aliakbari tak terlalu sering membendung tendangan, maka jika Vera dapat mendaratkan beberapa serangan ke paha lawannya, hal itu akan membatasi pergerakan pria Iran ini, serta membuatnya lebih ragu untuk melangkah maju dan membawa beban tubuh di kaki depannya.
Dengan tekanan maju yang berkurang, pria Filipina-Amerika itu dapat mengambil inisiatif dan menentukan serangannya sendiri.