Kisah Eko Roni Saputra Atasi Berbagai Rintangan Hidup Bersama Sang Istri
Sebuah kemenangan memukau lain di ONE Championship tak hanya akan mendekatkan “Dynamite” Eko Roni Saputra pada perebutan gelar Juara Dunia, tetapi juga menjadi kado indah bagi sang istri.
Atlet sensasional Indonesia ini akan menghadapi Liu Peng Shuai dalam laga seni bela diri campuran divisi flyweight di ONE: BATTLEGROUND II. Pada Jumat, 13 Agustus, ajang tersebut akan tayang tepat tiga hari sebelum sang dambaan hati, Nurdila Agusta, merayakan hari kelahiran.
Eko, yang tengah mengoleksi empat kemenangan beruntun, bertekad menampilkan kemampuan striking elite demi meraih kemenangan bagi diri sendiri, negara, dan keluarga.
Sebelum Juara Gulat Indonesia ini berlaga menghadapi sang rival dari Tiongkok, simak kisah hidup tentang awal mula bertemu sang istri, mengarungi jalan terjal menuju kesuksesan, hingga dianugerahi seorang buah hati.
Kisah Kasih Di Sekolah
Eko mengenal Dila – sapaan akrab sang istri – sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP). Meski tidak berada di sekolah yang sama, pria asal Samarinda ini kerap bertemu sang pujaan hati berkat olahraga.
Kala itu, petarung berusia 30 tahun ini dikenal sebagai atlet lari, sementara Dila seringkali mewakili sekolahnya di cabang atletik. Dengan begitu, keduanya sering bertemu saat pemusatan latihan jelang kompetisi antar siswa di Kalimantan Timur.
Eko mengaku tak punya rasa percaya diri tinggi, dan tak kuasa mendekatkan diri. Kala itu, Dila seperti tak mengacuhkan keberadaanya. Namun, seiring berjalannya waktu, Eko mulai memberanikan diri untuk menarik perhatiannya.
“Saya masih berusia 13 tahun saat itu. Kami masih SMP, dan saya cuma sekadar tahu namanya,” kenang Eko.
“Baru dua tahun kemudian, saya mulai lebih mengenalnya. Saya sering lihat dia pulang naik angkot, makanya saya coba ajak pulang naik motor.”
“Kami masih remaja saat itu, dan saya terus terang tidak tahu bagaimana cara pendekatan. Saya merasa saya bukan level dia, dan saya juga enggak cakep-cakep amat. Yang saya punya cuma keberanian dan rasa percaya diri.”
Cinta Pertama
Berkat semangat pantang menyerah seperti yang ia tunjukkan dalam kariernya, Eko mampu memenangi hati Dila – cinta pertama dan satu-satunya hingga kini.
“Kami telah bersama selama lebih dari 15 tahun. Adakalanya kami putus nyambung, tapi ujung-ujungnya balikkan lagi,” ungkap atlet yang mewakili Evolve ini.
“Bisa mendapatkan perhatiannya butuh perjuangan berat. Ada banyak saingan saat itu, dan sejujurnya, saya bukanlah tipe pria yang ia sukai. Tetapi saya tak ingin berpura-pura menjadi orang lain.”
“Satu hal yang menonjol dalam diri saya adalah prestasi olahraga. Mungkin dia melihat saya sebagai pekerja keras.”
- Pertaruhan Terbesar Tiap Petarung Di ONE: BATTLEGROUND II
- 5 Alasan Untuk Menonton ONE: BATTLEGROUND II, 13 Agustus Ini
- Folayang Tanding, Pacio Prediksi Kemenangan Bagi Sang Inspirator
Mengarungi Jalan Terjal Berdua
https://www.instagram.com/p/B4oKVbNATvm/
Eko Roni datang dari keluarga sederhana, terutama setelah sang ayah kehilangan usahanya. Ia bukan pria bergelimang harta yang bisa menjanjikan banyak hal.
Jika banyak pria seusianya kerap memberi hadiah bagi kekasih mereka, tak banyak yang Eko Roni muda bisa berikan. Namun, hal itu tidak membuat Dila kecewa.
“Itulah mengapa saya merasa [Dila] sangat spesial, dia tidak banyak menuntut. Saat masih muda, saya teringat cerita harus makan sepiring berdua karena tak mampu membeli makanan lebih,” kata Eko.
“Sebagai atlet amatir, saya sangat bergantung pada kompetisi sebagai sumber pemasukan utama. Jika tidak ada kompetisi, maka saya tak punya uang.”
Eko bahkan sempat harus menjual motor karena ia tak lagi mampu membayar cicilan.
“Saya harus meminjam uang untuk bertahan hidup, dan bukan rahasia bahwa kehidupan sebagai seorang atlet di Indonesia [pada saat itu] bukanlah pilihan terbaik,” kenangnya. “Saya juga sempat menjadi tukang parkir untuk mengejar receh.”
“Beruntungnya, orang tua istri sangat ramah dan suportif pada saya kala itu. Mereka selalu menyambut dengan tangan terbuka kapan pun saya membutuhkan sesuatu.”
Berkat kegigihan serta tekad yang kuat, karier Eko Roni dalam gulat mencapai titik tertinggi. Setelah meraih medali emas dalam tiga penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) beruntun, ia bisa mewakili Indonesia dalam berbagai kompetisi internasional, termasuk SEA Games dan Asian Games.
Kesuksesan dalam gulat, yang ditopang oleh etos kerja luar biasa, kemudian membuka jalan bagi “Dynamite” untuk meraih empat kemenangan beruntun bersama organisasi bela diri terbesar di dunia.
Namun, selain pencapaian luar biasa dalam olahraga, ada hal lain yang membuatnya bangga.
Menjadi Seorang Ayah
Setelah melalui banyak rintangan bersama, Eko dan Dila menikah pada 2014. Kisah perjuangan mereka berlanjut saat Dila terdiagnosa menderita endometriosis, yang berdampak pada kehamilannya.
Diagnosa tersebut berujung pada masa sulit bagi pasangan baru ini. Mereka harus menunggu hingga empat tahun sebelum dikaruniai seorang buah hati.
Sebelum berkarier di pentas global, keuangan Eko tidak selalu stabil. Penghasilannya dari gulat pun tidak selalu cukup untuk membiayai pengobatan sang istri
“Kami ingin memiliki anak, maka kami melakukan segala upaya semampu kami, bahkan jika harus menghabiskan semua uang yang kami miliki,” Eko menambahkan. “Kami mengunjungi satu dokter ke dokter lainnya.”
Setelah bertahun-tahun menunggu, anugerah yang dinanti datang menghampiri. Doa mereka terkabul dengan kehadiran satu sosok bayi.
“Secara logika, hampir tidak mungkin bagi kami untuk memiliki anak, maka ini terasa seperti mukjizat saat menyambut anak kami, Adam Alliyev Cleon Syahputra,” kata atlet flyweight fenomenal ini.
“Anak saya sudah bertarung, bahkan sebelum lahir.”
Kini, pencipta kuncian “The Eko Lock” ini mengincar serangkaian pencapaian luar biasa lainnya – mempertahankan rekor kemenangan beruntun di panggung dunia, membanggakan negaranya jelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, serta tetap menjadi suami dan ayah terbaik bagi keluarga kecilnya.
Baca juga: Liu Peng Shuai Incar Kemenangan Saat Eko Roni Saputra Kelelahan