Cara Muay Thai Bawa Walter Goncalves Keluar Dari ‘Favela’

Walter Goncalves IMG_5129

Kehidupan Walter Goncalves dimulai dari pemukiman kumuh di Brasil, namun kegigihan dan komitmennya untuk meraih kesuksesan membawanya ke organisasi bela diri terbesar di dunia ini.

Striker sensasional berusia 21 tahun itu akan menantang Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon demi gelar Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai pada ajang ONE: CENTURY PART II di Tokyo, Jepang, dan kesempatan besar ini akan menjadi puncak perjalanannya dari kemiskinan ke ketenaran.

Pada hari Minggu, 13 Oktober, Goncalves akan tiba di panggung yang sangat jauh berbeda dari masa kecilnya, di hadapan jutaan penonton yang menyaksikan ajang seni bela diri terbesar dalam sejarah.

Sebelum memasuki Circle di Ryogoku Kokugikan, Goncalves mengungkap bagaimana dirinya melejit dari awalan sederhana ke panggung dunia.

Kemiskinan Di Favela

https://www.instagram.com/p/B1pzqiapjWy/

Goncalves terlahir di favela, atau lingkungan kumuh, di Fortaleza, Brasil, dimana ia bertumbuh besar dengan ayah, ibu dan adik lelakinya. Tapi, masa kecilnya itu dirasa cukup bahagia.

“Saat saya lebih muda, saya hanya ingin berkumpul bersama teman-teman. Saya hanya ingin berada di luar bersama anak-anak favela, bermain layangan dan sepak bola,” kisahnya.

Namun, bagi beberapa orang di lingkungan keras ini, bertahan hidup adalah sebuah tantangan besar.

“Kesulitan terbesar saya dengan keluarga saya adalah tidak memiliki makanan di atas meja – tak punya nasi atau sosis untuk dimakan,” kenangnya.

Saat Goncalves bertumbuh dewasa, kenyataan dari situasi keluarganya ini mulai terasa. Ia menyadari bahwa jika ia ingin membawa mereka keluar dari kemiskinan, ia harus melakukan sesuatu yang lebih produktif daripada menghabiskan waktunya di jalanan.

Perjuangan mereka itu menjadi motivasi terbesarnya untuk bermimpi sangat tinggi.

“Ini adalah sesuatu yang memotivasi saya untuk menjadi seperti ini – pekerja keras, pemimpi dan terfokus,” jelas Juara Dunia Muay Thai tiga kali ini.

“Saya tak ingin harus menjalani ini lagi, dan saya dapat menjamin pada keluarga saya bahwa saya akan mengubah hidup mereka, dan [kehidupan] saya juga.”

Jalan Keluar Dari Daerah Kumuh

https://www.instagram.com/p/B1p1-HZJS3j/

Goncalves meyakini bahwa rute terbaik untuk keluar dari favela adalah melalui seni bela diri.

Ayahnya, Assis, membawa dirinya memasuki kelas karate pertama saat ia berusia 5 tahun, tapi ia segera beralih ke Muay Thai, dimana bakat kompetitifnya itu dapat berkembang.

“Yang saya paling sukai saat memulai Muay Thai adalah sparing. Saya suka tantangan,” tegasnya.

Tak dibutuhkan waktu lama bagi Goncalves untuk naik ke dalam ring dan memulai karier kompetitifnya. Itulah saat ia melihat apa yang dapat dicapainya di sana, dan jalur potensial menuju kesuksesan.

“Laga pertama saya itu berakhir seri. Saya tidak menang, tapi itu adalah pengalaman yang membuat saya menyadari [saya suka berkompetisi],” katanya.

“Saya berusia 8 tahun saat itu. Saat saya bertarung, saya menyadari bahwa saya adalah bagian dari dunia itu. Sejak saat itu, saya berkata pada diri saya sendiri, ‘Saya akan tetap bertarung sampai saya menang untuk pertama kalinya.’”

“Setelah mendapatkan kemenangan pertama saya, saya [kira saya] akan dapat menolong keluarga saya. Saya melihat saya dapat menjadi seseorang. Saya dapat mencari tantangan yang lebih besar. Saya dapat membawa nama dan karier saya.

“Saat saya mulai [berkompetisi], saya melihat saya dapat mengubah hidup saya dengan memenangkan berbagai sabuk – seperti yang akan saya lakukan [di Tokyo].”

Menuju Tanah Kelahiran Muay Thai

https://www.instagram.com/p/B0fEVmvgDi-/

Goncalves menapaki jajaran peringkat di Brasil sebelum ia dibujuk untuk terbang ke Thailand demi melanjutkan kemajuannya di tanah kelahiran disiplin ini.

Dengan dukungan sang ayah, dan pelatihnya di Blackthai CT Anderson Dentao, ia pindah ke tanah asal “seni delapan tungkai” dan berlatih di Sitsongpeenong, Phuket.

Penantang gelar Juara Dunia ONE Flyweight ini segera membangun reputasi sebagai kompetitor kuat, dengan catatan rekor impresif 65-5 dan beberapa gelar Juara Dunia.

“Pelatih saya selalu memberi tahu bahwa saya dapat menjadi Juara Dunia satu hari nanti, dan saya selalu meyakini itu. Saya berlatih sampai waktu saya tiba,” kenangnya.

“Impian ini diwujudkan dengan sukses berkat Tuhan dan keluarga saya. Ayah saya membantu, dan pelatih saya Anderson Dentao adalah sosok yang menempatkan saya di sini, di Thailand, untuk menggapai impian saya.”

Walau ia sangat menikmati saat memenangi berbagai sabuk prestisius di Thailand, petarung berusia 21 tahun itu belum puas. Tujuannya berkembang dengan berbagai kesuksesan yang dialaminya, dan kini ia mengincar sabuk terbesar itu.

“Saya hanya anak dari pemukiman kumuh, yang kini memenangi gelar Juara Dunia. Saya menyadari saya dapat mencapai lebih banyak lagi dengan kekuatan dan keyakinan saya,” tambah Goncalves.

Membangun Masa Depan Di ONE Super Series

https://www.instagram.com/p/B2AwqALp-rE/

Goncalves kini memiliki kesempatan menunjukkan kemampuannya di atas panggung terbaik dalam rangkaian ONE Super Series, dan dalam ajang terspektakuler milik organisasi bela diri terbesar di dunia ini, ONE: CENTURY.

Ia akan langsung berdiri di puncak melawan penguasa divisi flyweight, Rodtang, yang memiliki pengalaman jauh lebih banyak dan catatan rekor sempurna di “The Home Of Martial Arts.”

Tetapi, hal itu takkan menggentarkan pria Brasil ini, yang kini membawa kebiasaan untuk mengatasi seluruh tantangan dalam hidupnya, dimana ini menjadi sebuah kesempatan lain bagi dirinya menunjukkan bahwa tak ada yang mustahil.

“Saya akan membuktikan pada dunia bahwa dimana ada pemimpi, ada juga determinasi. Saya akan bertarung dalam ajang terbesar di dunia. Saya akan menguasai dunia dan sabuk ONE,” tegasnya.

Atlet Blackthai CT ini tak hanya bertarung bagi dirinya sendiri. Ia tetap termotivasi oleh keluarga dan pelatihnya, yang mendukung dirinya di sepanjang jalan yang sulit itu.

“Saya bersyukur atas [ayah saya] yang sangat suportif, memotivasi saya, selalu memberi saran bagi saya, serta menempatkan saya di tangan pria yang paling saya syukuri, yaitu Anderson Dentao,” sebutnya.

“Jika bukan karena kedua pria ini, dan terutama Tuhan, siapa saya hari ini? Ini akan menjadi mimpi terbesar dalam hidup saya, untuk membayar semua yang mereka lakukan bagi saya.”

Tokyo | 13 Oktober | ONE: CENTURY | TV: Periksa daftar tayangan lokal untuk siaran global | Tiket: http://bit.ly/onecentury19

ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.

“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9