Cara Muay Thai Membawa Sam-A Gaiyanghadao Keluar Dari Kemiskinan

Sam A Gaiyanghadao defeats Wang Junguang at ONE MARK OF GREATNESS YK 3495

Juara Dunia dua disiplin ONE Sam-A Gaiyanghadao lahir di tengah kemiskinan, namun kerja keras dan dedikasinya dalam disiplin Muay Thai telah memastikan kesejahteraan bagi keluarganya.

Atlet Thailand ini telah menjadi ikon sejati dari olahraga ini, dimana ia akan mendapatkan kesempatan membangun warisan yang luar biasa di ajang ONE: REIGN OF DYNASTIES pada hari Jumat, 9 Oktober. Dalam laga utama malam itu, ia akan mempertahankan gelar Kejuaraan Dunia ONE Strawweight Muay Thai melawan penantang asal Australia, Josh “Timebomb” Tonna.

Sebelum ia masuk ke dalam Circle, pelajari bagaimana Sam-A bertransformasi dan menjadi pahlawan bagi jutaan penggemar di seluruh dunia.

Kehidupan Sederhana Di Pedesaan Thailand

Sam-A Gaiyanghadao as a child

Sam-A mengawali perjalanannya dari sebuah kehidupan yang sederhana di Buriram, Thailand, dimana ia tinggal bersama kakak lelaki, adik perempuan dan ayah-ibunya.

“Sebagai seorang anak, kehidupan saya dan keluarga saya cukup sulit, karena kami hanya tinggal di rumah kayu,” sebutnya.

“Bahkan tidak ada pintu yang layak, atau apapun seperti itu. Kami tidak memiliki kamar, hanya sebuah pemisah. Orang tua saya tidur di sisi sebelah, dan kami bertiga tidur di sisi lainnya, di dalam kelambu.”

Walau ia mengakui bahwa dirinya adalah anak yang cukup sulit ditangani dan mencari masalah di rumah dan sekolah, Sam-A memiliki hati yang besar dan menyadari pengorbanan orang tuanya demi menghidupi keluarganya.

Mereka tidak dapat memiliki sarana selain sepeda untuk pergi bekerja di tempat penggergajian, demi menjalani pekerjaan berat selama beberapa hari dan dibayar dengan sedikit uang, maka ia dan saudara-saudaranya mencoba meringankan beban mereka.

“Kami akan membagi pekerjaan rumah supaya ketika orang tua saya tiba di rumah, itu akan mudah bagi mereka,” sebutnya.

Untuk sementara waktu, hanya inilah kehidupan yang ia tahu, maka ia meyakini bahwa dirinya akan mengikuti jejak kedua orang tuanya itu.

“Saya hanyalah anak kecil, saya tidak mengira ada kemungkinan untuk menghasilkan uang,” tambahnya.



Menemukan Muay Thai

Sam-A Gaiyanghadao

Saat ia berusia 9 tahun, Sam-A menemukan sebuah cara yang dapat mengubah kehidupannya – Muay Thai – walau ia tidak mengetahui dampak apa yang akan ia terima saat itu.

Pertemuan awalnya dengan disiplin ini terjadi di ajang lokal. Ia sangat bersemangat melihat laga tersebut berminggu-minggu sebelum gelaran itu berlangsung, dan ia mengisi sebuah tas dengan gabah dan menggantungnya di pohon mangga untuk menciptakan sebuah samsak dan berlatih sementara ia menunggu aksi tersebut berlangsung.

Dua minggu kemudian, Sam-A terpana saat menontonnya, dimana ia tidak memiliki rasa takut untuk naik ke dalam ring saat promotor meminta sukarelawan untuk bertanding.

“Promotor itu sebenarnya paman saya, dan mengatakan pada saya bahwa saya harus bertanya pada orang tua saya terlebih dahulu,” lanjut Sam-A.

“Saya sangat bersemangat. Saya berlari dari ajang tersebut ke rumah. Kira-kira satu kilometer lebih. Saya meminta izin orang tua saya. Mereka sedang bekerja saat itu. Saya bertanya pada mereka apakah saya dapat berlaga dan mereka mengatakan tidak. Saya mulai menangis dan melempar segala sesuatu. Orang tua saya menyerah dan mengizinkan saya bertanding.”

Sam-A mengakui ia tidak benar-benar mengetahui apa yang ia lakukan, namun ia memiliki keberanian besar dan memenangkan laga tersebut. Ia segera memenangkan satu laga lainnya lagi, dimana sang wasit melihat potensinya dan merekomendasikan agar ia kembali bertanding di desa selanjutnya.

Kali ini, kurangnya pengetahuan dan pengalaman membuatnya kalah. Namun, saat itu, gairahnya sudah cukup jelas, maka ibu dan ayahnya mendukungnya dan menempatkannya ke jalur yang akan memberinya masa depan yang lebih baik.

“Saya sangat kesal, saya menangis dan tidak ingin berbicara pada siapapun,” kenang Sam-A.

“Saat itulah orang tua saya memutuskan mendukung saya dan membantu mencarikan pelatih. Saya mulai kembali berlatih, dan memiliki seorang pelatih di sana untuk membantu saya selama kurang lebih satu bulan. Saya berlaga enam kali. Saya mulai dikenal. Saat saya mulai mempelajari Muay Thai, saya menyadari saya dapat berkarier dan mengurus keluarga saya.”

Kondisi Naik-Turun

Sam-A memiliki dedikasi tinggi pada latihannya dan segera meraih kesempatan untuk pindah ke Bangkok dan menguji dirinya di arena paling terkenal di dunia bagi “seni delapan tungkai.”

Walau memiliki banyak pengalaman, ia mengakui bahwa debutnya di Rajadamnern Stadium membuatnya tidak tenang, namun ia segera bangkit dan mulai menjadi seorang bintang.

“Saya hanya terlalu gugup. Saya tidak dapat tidur sama sekali. Itu pertama kalinya saya bertanding di dalam stadion besar,” kenangnya.

“Saya hanya tetap berlatih dan berlaga. Saya mulai menang dan mencetak nama bagi diri saya sendiri. Banyak orang mulai mengetahui siapa saya. Saya senang, namun itu cukup aneh bagi saya juga. Kemanapun saya pergi, banyak orang mengenali saya. Itu memberi saya motivasi untuk berlatih, bertanding dan menampilkan yang terbaik.”

Meninggalkan keluarganya demi hidup, berlatih dan berkompetisi di ibukota memang terkadang cukup sulit, dan Sam-A melewati berbagai keadaan di dalam kariernya, namun ia mendedikasikan diri untuk meraih kesuksesan dan menghasilkan pemasukan bagi keluarganya.

Selama lebih dari dua dekade, ia menghadapi yang terbaik dalam disiplin ini dan membangun salah satu rekor paling luar biasa dalam sejarah bela diri ini. Sebuah rekor yang lebih dari 350 kemenangan itu membantunya untuk memenangi berbagai gelar Juara Dunia dan menjadikannya dikenal sebagai salah satu atlet terbaik dalam era modern ini.

Pada tahun 2018, ia mencapai sebuah tingkatan lainnya dengan mencetak sejarah sebagai pria pertama yang memenangkan laga Muay Thai dalam sejarah ONE, sebelum beralih memenangkan gelar Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai perdana.

“Saya sangat senang dan terhormat untuk menjadi Juara Dunia [ONE Super Series] yang pertama,” sebutnya.

“Saya tidak pernah mengira bahwa saya akan mencapai titik ini dalam karier saya. Tiap petarung ingin mencapai titik ini, namun itu sangatlah sulit.”

Kehidupan Yang Lebih Baik

Sam-A melanjutkan kesuksesannya dan mencetak lebih banyak sejarah lainnya, dengan merebut gelar Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing – dalam laga perdananya di disiplin ini – serta gelar Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai.

Namun, ia nampak lebih membanggakan caranya untuk membawa keluarganya keluar dari kemiskinan.

“[Orang tua saya] kini memiliki kehidupan yang nyaman, mereka tidak harus bekerja kembali dan dapat menghabiskan waktu dengan cucu-cucu mereka,” sebutnya.

Kini keluarga saya sangat nyaman. Mereka memiliki rumah dan sebuah mobil. Sangat mudah bagi mereka untuk bepergian.”

Saya juga telah memberi masa depan yang lebih baik bagi putri-putri saya. Kehidupan saya sangat sulit saat itu, dan saya tidak menginginkan itu terjadi pada mereka. Saya telah menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi putri-putri saya, dan menciptakan keluarga yang kuat.”

“Saya melakukan semuanya bagi mereka, supaya mereka dapat menjalani kehidupan yang berbahagia dan tanpa beban. Mereka adalah jangkar saya. Saya tidak keberatan untuk menjadi terlalu letih, asalkan itu semua bagi mereka.”

Walau ia telah meraih kesuksesan yang jauh melampaui impiannya dan berkompetisi selama lebih dari seperempat abad, Sam-A tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, bahkan saat dirinya memasuki usia 36 tahun.

Motivasinya untuk berlatih keras dan berkompetisi melawan yang terbaik masih sama kuatnya, dimana ia meyakini bahwa masih banyak yang dapat ia tampilkan bagi para penggemar.

“Saya telah berlaga cukup lama sekarang ini, dan telah banyak bertanding, namun saya tidak pernah berhenti berlatih atau mempelajari teknik baru,” katanya.

“Muay Thai tidak memiliki titik puncak. Saya tidak dapat berhenti dan harus terus menjadi seorang murid, karena Muay Thai adalah seni bela diri tanpa akhir.”

Baca juga: Sam-A Gaiyanghadao Berencana Cetak KO Atas Josh Tonna

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9