Cara Saemapetch Fairtex Keluar Dari Kemiskinan Dan Meraih Berbagai Gelar
Saemapetch Fairtex adalah kompetitor terbaru dari sasana yang berlokasi di Pattaya, Thailand yang membawa bakat elitnya bersama ONE Championship.
Atlet berusia 23 tahun ini ingin mengikuti jejak dari rekan satu timnya Yodsanklai IWE Fairtex dan mencetak kemenangan dalam debutnya di rangkaian ONE Super Series hari Sabtu ini.
Pada tanggal 7 Juli, Saemapetch akan menghadapi Deividas “The Savage Sitsongpeenong” Danyla dalam sebuah laga bantamweight Muay Thai dalam ajang ONE: BATTLE FOR THE HEAVENS di Guangzhou, Tiongkok, dimana sebuah kemenangan akan mengarahkannya pada kesempatan perebutan gelar Juara Dunia.
Sebelum ia masuk ke arena Guangzhou Tianhe Gymnasium, mari kita ambil kesempatan ini untuk lebih mempelajari berbagai detail tentang bintang Thailand ini.
Harta Orang Lain
https://www.instagram.com/p/BiqJI_TDG0o/
Saemapetch lahir dan dibesarkan di Chiang Mai, Thailand Utara, dimana kehidupan bagi atlet muda ini sangatlah sulit.
Keluarganya sangat miskin dan mereka mendapatkan penghasilan dari mengumpulkan dan mendaur ulang sampah dan botol plastik. Saemapetch dan adiknya yang lebih muda ikut membantu, dimana hal ini memberi potensi untuk mendapatkan penghasilan lebih.
Terlepas dari kepribadiannya sebagai anak yang baik, jelas bahwa minat akademisnya tak dapat membantu keluarganya keluar dari kemiskinan, walau ia tetap berusaha keras.
“Sebagai seorang anak, saya sangat penurut dan pendiam,” jelasnya. “Saya tidak bagus di sekolah, namun saya tetap berusaha keras.”
Namun, sebelum ia memasuki masa remajanya, ia akan menemukan olahraga yang akan mengubah kehidupan dan membantu keluarganya.
Diselamatkan Oleh Muay Thai
https://www.instagram.com/p/BjEDN4hDVzL/
Seperti anak muda Thailand lainnya yang berkekurangan dan hanya berusaha bertahan, Saemapetch melihat Muay Thai sebagai sebuah sarana untuk menghancurkan lingkaran setan ini.
Ia mungkin tidak menjadi murid terpandai di sekolah, namun ia memiliki etos kerja yang luar biasa, yang sangat baik jika diterapkan dalam seni bela diri.
Saemapetch pertama kalinya diperkenalkan pada Muay Thai saat ia berusia 11 tahun. Seorang walikota melihatnya di jalanan dan menanyakan apakah ia ingin mencoba olahraga ini. Tetapi dengan pilihan yang terbatas, ia memutuskan untuk mencobanya.
“Sebagai seorang anak, satu-satunya cara untuk mencari penghasilan di negara kami adalah untuk bertanding,” jelasnya. “Saya memutuskan untuk mulai berlatih, dan menjalani laga pertama saya di sebuah festival di kuil.”
Ia menunjukkan bakat luar biasa dan meyakini bahwa jika dirinya mengasah kemampuan, ia dapat meraih kesuksesan di dalam ring. Yang terpenting, ia dapat menggunakan Muay Thai untuk memperbaiki situasi finansial keluarganya.
“Saya ingin melakukan ini untuk mendukung keluarga saya dan memberi mereka kehidupan yang baik,” kata Saemapetch, yang menambahkan bahwa keluarganya sangat mendukung niatnya ini sepenuhnya.
Ia awalnya mempelajari “seni delapan tungkai” di bawah seorang pelatih bernama Chuvalit di Chiang Mai, dimana Saemapetch menganggap bahwa pria tersebut adalah sosok yang mengajarkan segalanya.
Dari sana, ia segera menapaki peringkat dalam olahraga ini. Tiga tahun setelah ia terjun ke dalam olahraga ini, sang superstar menemukan dirinya berlaga untuk pertama kalinya di Rajadamnern Stadium di Bangkok.
Pria Berseragam
https://www.instagram.com/p/BiowjE7jcT4/
Saemapetch mungkin telah naik ke jajaran atlet teratas Muay Thai, namun ia selalu ingin berkorban demi negaranya.
“Saat kanak-kanak, saya selalu ingin menjadi seorang tentara atau perwira polisi,” ungkapnya.
Walau ia akhirnya tidak menjadi polisi, ia sempat mewujudkan mimpi masa kecilnya itu dan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan beberapa kemampuan bela diri miliknya dalam proses tersebut.
“Saya menjadi anggota militer Thailand selama dua tahun,” lanjutnya. “Saya berkompetisi di kejuaraan tinju amatir di ketentaraan, dan saya menjadi pemenang turnamen pada tahun 2017 di 63 kilogram.”
Walau karier militer dapat memberi kehidupan yang stabil bagi seorang anam muda di Thailand, namun kesuksesan di dalam ring dapat memberi lebih banyak uang untuk dibagikan bersama keluarga.
Dengan hal itu dalam pikirannya, Saemapetch mencoret mimpi masa kecilnya ini dari daftar hal-hal yang harus ia lakukan dan beralih mengejar sebuah karier dalam Muay Thai.
Jalur Menuju ONE Super Series
https://www.instagram.com/p/Bi9GyvQDxnH/
Saemapetch telah menikmati sebuah karier yang sangat sukses dalam dunia bela diri.
Sejak laga perdananya di kuil tersebut, ketika ia berusia 11 tahun, warga Chiang Mai itu telah mengumpulkan rekor fenomenal 114-16-1.
Sepanjang perjalanannya, ia merebut gelar Kejuaraan Tiger Cement Tournament di Channel 7 Stadium, dan pada bulan April, ia memenangkan Kejuaraan Dunia Muay Thai Grand Prix Welterweight.
Kini, saat dirinya bersiap di sasana Fairtex Training Center di Pattaya, Thailand, bersama sang legenda Yodsanklai IWE Fairtex dan atlet Perancis Yohann Fairtex Drai, Saemapetch siap membawa kemampuannya ke rangkaian gelaran ONE Super Series dengan tujuan meraih sabuk emas lainnya.
“Saya ingin memenangkan gelar Juara Dunia ONE dan menjadi salah satu petarung terbaik di dunia,” sebutnya.
https://www.instagram.com/p/BgoSft5girt/
Saemapetch akan memulai perjalanannya pada hari Sabtu ini, dalam ajang ONE: BATTLE FOR THE HEAVENS, dimana ia akan menghadapi Juara Dunia IMC Muay Thai Deividas Danyla dalam laga ONE Super Series Muay Thai divisi bantamweight.
Perwakilan Fairtex ini sangat mengenal lawannya, dan meyakini bahwa dirinya dapat mengalahkan Danyla jika ia tidak terbawa ke dalam permainan lawannya itu.
“Saya telah melihat dirinya berlaga. Ia memiliki tangan yang bagus, namun saya memiliki lebih banyak pengalaman dalam Muay Thai dibandingkan dirinya. Saya harus cerdas dan tak bertukar pukulan liar bersamanya,” ia menjelaskan.
“Sebuah kemenangan akan menjadi luar biasa bagi debut saya bersama ONE. Saya hanya berharap dapat memberi penampilan terbaik bagi para penggemar ONE.”