Cara Samy Sana Mematahkan Sang Legenda, Yodsanklai
Samy “AK47” Sana mengejutkan dunia pada Jumat, 17 Mei lalu, dengan mengakhiri rangkaian kemenangan beruntun “The Boxing Computer” Yodsanklai IWE Fairtex selama delapan tahun.
Melalui kemenangan mutlak atas sang legenda bela diri campuran itu di ONE: ENTER THE DRAGON, striker Perancis ini memasuki babak semifinal ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix dan menjadi salah satu atlet favorit untuk hadiah utama sebesar 1 juta dolar AS.
Sana mencetak sebuah knockdown pada ronde pertama, lalu melanjutkan dengan serangan tanpa henti sepanjang laga tersebut untuk menaklukkan sang legenda Thailand ini untuk pertama kalinya dalam waktu yang cukup lama.
Setelah tiga ronde, tak ada yang dapat menyangkal bahwa Sana layak mengangkat tangannya, meski mereka merasa hal itu tidak mungkin dilakukan sebelum laga ini berlangsung.
Inilah cara “AK47” melakukannya.
Menyerang Dari Luar
Samy Sana shocks the 🌎 with a unanimous decision victory over Yodsanklai to secure his spot in the ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix semifinals!Watch the full event on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast
Posted by ONE Championship on Friday, May 17, 2019
Sana memiliki keunggulan tinggi badan sebesar 19 sentimeter, dan ia memanfaatkan itu dengan baik.
Sebagian besar permainan bertahan Yodsanklai didasari oleh kemampuannya mengelak dengan mencondongkan tubuh ke belakang sementara ia tetap menjejakkan kakinya supaya dapat menyerang balik dengan efektif. Namun, manuver pertahanan ini tak membuatnya keluar sepenuhnya dari jarak serang “AK47.”
Hal ini berarti Sana mendaratkan pukulan straight kanannya hampir sesuai keinginannya sepanjang laga ini, bahkan saat atlet Thailand itu berusaha menghindar.
Penempatan jarak yang salah ini juga menghasilkan sebuah knockdown pada ronde pertama. Yodsanklai mencoba menghindari tendangan kanan rivalnya, namun tak dapat keluar sepenuhnya, dan kaki Sana pun bersarang di dagunya.
Perwakilan Fairtex ini mencoba membalas dengan straight kiri, tetapi karena sedikit pusing, ia menurunkan tangan depannya dan perwakilan Phenix Muay Thai itu menjatuhkannya dengan hook kiri.
Strategi Lutut
Salah satu keuntungan dari keunggulan tinggi badan itu adalah bahwa Sana mampu mencetak kerusakan besar dengan serangan lutut ke arah tubuh.
Yodsanklai harus melangkah maju untuk memukul, tetapi selalu ada yang menunggunya saat ia bergerak masuk. Pada ronde kedua dan ketiga, “AK47” membaca pukulan lawan untuk memaksimalkan efek dari serangan lutut kanannya yang tajam.
Banyak lawan “The Boxing Computer” sebelumnya telah merasakan pukulan straight kiri keras miliknya, tetapi Sana menyambut hal itu, sama seperti yang ia katakan sebelum laga ini berlangsung
Saat Yodsanklai menjangkau dengan tangan kirinya, ia membuka target baru di tubuhnya untuk serangan lutut kanan dari rivalnya itu.
Ketika Sana selalu menemukan sasarannya, kerusakan itu pun terakumulasi dan “The Boxing Computer” mulai meragukan kemampuannya untuk melontarkan salah satu senjata terbaiknya karena selalu terbalas oleh serangan lawan.
Pertahankan Posisi
Yodsanklai meraih sebagian besar dari kesuksesannya di ONE Super Series saat mampu memaksa lawannya mundur. Walau sangat efektif dari sisi luar, Sana tidak mundur dan mempertahankan posisinya untuk menggunakan kemampuan tinju dalam jarak dekat.
“The Boxing Computer” sempat menyarangkan beberapa uppercut, tetapi semua itu terbayar lunas. Sana menerima serangan itu dan juga memasukkan uppercut dalam jarak dekat. Lalu, ia meraih keunggulan saat melihat kebiasaan atlet Thailand itu menurunkan tangan depannya dengan hook kiri pendek selama laga berlangsung.
“AK47” sangat disiplin dalam bertahan, karena ia menjaga kedua tangannya tetap di atas dan rahangnya tertutup. Saat Yodsanklai tertinggal di kartu penilaian dan berusaha mengincar penyelesaian, ia harus berjuang menemukan celah pertahanan lawan dan terkena pukulan balasan yang rapat.
Sana dengan senang hati menyambut serangan terbaik Yodsanklai untuk meraih kesempatan membalas, dan game plan ini pun terbayar.
Kini, sebuah laga melawan Dzhabar “Ghengis Khan” Askerov menanti di babak semifinal, saat atlet Perancis ini mengejar gelar Juara ONE Featherweight World Grand Prix dan hadiah sebesar 1 juta dolar AS.