Cara Santino Verbeek, Anak Didik Ernesto Hoost, Mencapai Panggung Dunia

Santino Verbeek

Santino Verbeek siap menorehkan namanya di Asia, seperti legenda dunia yang telah mendidik dan menjadi mentornya.

Atlet berusia 24 tahun asal Belanda ini adalah salah satu anak didik terbaik dari Ernesto “Mr. Perfect” Hoost, dimana ia akan tampil perdana bersama ONE Championship hari Jumat ini, tanggal 6 September, menghadapi Juan Cervantes dalam laga kickboxing divisi welterweight di ONE: IMMORTAL TRIUMPH.

Datang dari kamp pelatihan milik salah satu striker terbaik sepanjang masa, Santino merasa siap untuk maju melawan salah satu atlet terbaik dunia dan memperkuat posisinya dalam sejarah olahraga ini – dimana misinya akan dimulai di Ho Chi Minh, Vietnam.

Sebelum ia memasuki Phu Tho Indoor Stadium, ia berbagi bagaimana dirinya belajar dari yang terbaik untuk melaju ke panggung bela diri dunia.

Dasar Dari Kesuksesan Luar Biasa

Santino datang dari kota Hoorn di Belanda, yang terletak 35 kilometer di utara Amsterdam.

Walau orang tuanya bercerai saat ia masih muda, ia dibesarkan dengan baik oleh kedua belah pihak dari keluarganya.

“Saya lahir dan besar di Hoorn. Itu adalah tempat yang baik dan saya masih tinggal di sana sampai sekarang,” jelasnya.

“Saya memiliki satu kakak perempuan dari ibu dan ayah saya, dan memiliki adik perempuan dan lelaki dari sisi ayah saya. Saya sangat berbahagia memiliki keluarga ini.”

Santino adalah seorang anak yang sangat aktif dan bermain sepak bola saat ia masih muda, disamping berlatih karate, tetapi juga menonjol secara akademis. Ia mempelajari bidang pemasaran setelah ia menyelesaikan sekolah, sebelum ia memiliki kualifikasi sebagai pelatih pribadi.

“Saya belajar dan sangat menyukai pelajaran tentang [anatomi] tubuh, dan bagaimana tubuh dapat bekerja. Itu sangat menarik bagi saya,” katanya.

“Ini berarti saya dapat membawa kickboxing ke semua orang, serta membantu saya dengan latihan pribadi saya. Sangat baik untuk mengetahui segala sesuatu terkait tubuh saya.”

Dari Karate Sampai Kickboxing

Perkenalan pria Belanda ini dengan seni bela diri berasal dari kakak tirinya, yang membawanya ke sebuah kelas karate saat ia berusia enam tahun.

Ia memiliki kemampuan alami untuk dalam olahraga ini dan meraih sabuk coklatnya, tetapi ia mulai melupakan seni [bela diri] saat hal itu tidak memenuhi kebutuhan dirinya untuk intensitas latihan.

“Saya berlatih selama enam tahun, tetapi itu menjadi membosankan,” jelasnya.

“Di satu titik, saya mengajar karate untuk anak-anak, tetapi saya ingin belajar dan tidak ingin mengajar orang lain. Ditambah dengan banyak kata [falsafah gerakan dalam karate] dan sedikit aksi.”

Pada usianya yang ke-12, Santino diperkenalkan pada kickboxing lewat anggota keluarganya yang lain, dan ini membangkitkan ketertarikannya.

“Bibi saya berlatih kickboxing dan menjalani beberapa laga besar, dimana kadangkala ia membawa saya ke ajang-ajang ini,” lanjutnya.

“Semua petarung keluar [dari belakang panggung] dengan musik pengiring. Saya sangat menyukainya dan jatuh cinta [pada disiplin ini] sejak saat itu.”

“Ibu saya tidak menyukainya, ia mengatakan bahwa itu berbahaya, tetapi keluarga saya membawa saya berlatih. Para pelatih saya mengatakan saya berbakat, maka saya berhenti berlatih karate dan terfokus pada kickboxing sejak saat itu.”

Santino berlatih bersama Sokudo Gym di bawah para pelatihnya, Hoost, Ton Vriend dan Robin Vriend, serta memulai karir kompetitif pada usia ke-13.

Terjatuh, Namun Tak Terhenti

Kehidupan dalam seni bela diri tentunya selalu naik dan turun. Karir Santino di dalam ring dimulainya dengan cara yang salah, tetapi kenyataan itu membantunya membentuk mentalitas yang lebih kuat untuk meraih kesuksesan.

“Saya kalah dalam laga pertama saya, tetapi belajar banyak. Secara mental, hal terbesar adalah disiplin,” katanya.

“Saya memenangkan laga-laga berikutnya setelah itu karena saya belajar dari saat pertama saya. Saya mengerti rasanya kalah dan mengetahui bagaimana rasanya menang. Saya mengetahuinya dari kedua sisi, dan itulah hal terbesar dalam karir saya. Ini membuat mental saya lebih kuat.”

Setelah apa yang ia pelajari dan berbagai kesuksesan, Santino mengetahui bahwa ia sempat keluar jalur saat ia menderita kekalahan pertamanya melalui KO.

“Saya rasa itu terjadi pada tahun 2017, saat saya terkena KO untuk pertama kalinya, lalu dalam laga berikutnya saya bermain aman,” jelasnya.

“Untuk sementara waktu, saya bukan diri saya sendiri secara mental. Ini membuang banyak waktu saya sebelum saya kembali pada tingkatan dimana saya berada sebelumnya, tetapi anda harus menerima kekalahan untuk mendapatkan pelajaran.”

Namun, ia hanya membutuhkan sedikit refleksi dan melihat pelatihnya — empat kali Juara K-1 World Grand Prix “Mr. Perfect” — untuk melihat bagaimana atlet kelas dunia dapat kembali berlaga dengan baik.

Bersinar Di Panggung Dunia

Santino kembali berlaga dan menciptakan sebuah kondisi dimana ia dapat meningkatkan rekornya ke 36-14-3, dua kali menjadi Juara Dunia World Fighting League, serta meraih tempat di daftar atlet organisasi bela diri terbesar di dunia.

Ia telah mengatasi tiap kemunduran, dan kini merasa bahwa ia berada dalam posisi terbaik untuk naik tingkat dalam kompetisi.

Atlet asal Belanda ini semakin termotivasi dengan tibanya anggota keluarga baru, maka ia sangat bersemangat untuk memulai misinya dalam panggung dunia dengan kemenangan melawan seorang Juara Dunia WTKA Muay Thai.

“Istri saya sedang hamil, saya akan menjadi ayah pada bulan November, dan saat ini akan berlaga untuk pertama kalinya bersama ONE, ini membuat saya menjadi pria yang berbahagia!” sebutnya.

“ONE Championship adalah yang terbesar di dunia saat ini. Ini adalah sebuah kesempatan besar, dan ini akan benar-benar dimulai di Vietnam. Saya hanya memiliki satu tujuan, dan ini adalah menjadi Juara Dunia ONE berikutnya dalam divisi welterweight.”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9