Cara Seni Bela Diri Jadi Kunci Bagi Joshua Pacio Untuk Lawan Obesitas
Saat Joshua “The Passion” Pacio memulai perjalanannya dalam seni bela diri, ia termotivasi oleh kesehatannya untuk berlatih di sasana dan mendorong dirinya sendiri.
Pria asal Baguio City ini tak bermimpi untuk meraih kejayaan, namun saat ia berlatih dan berkompetisi, ia bertumbuh dewasa dengan mencintai olahraga yang dijalaninya dan mulai melihat jauh di luar tujuannya mengurangi berat badan.
Satu dekade kemudian, ia menjadi Juara Dunia ONE Strawweight, dan ia akan mempertahankan sabuk emasnya itu melawan mantan penguasa divisi ini, Alex “Little Rock” Silva, di laga utama ONE: FIRE & FURY dari Manila, Filipina, Jumat, 31 Januari.
Bahkan sebelum memasuki masa remaja, “The Passion” nampak menjadi anak yang hampir tak mungkin memiliki masa depan sebagai superstar seni bela diri.
Saat itu, beratnya memang cukup untuk bertarung sebagai atlet featherweight ONE Championship – tiga divisi di atas saat ia kini berkompetisi sebagai orang dewasa.
“Itu tubuh terberat saya. Di usia 10 tahun, berat saya 69 kilogram,” akunya.
“Berat badan saya sangat berlebih. Saat saya berdiri, saya tak dapat melihat kaki saya karena saya memiliki perut yang besar.”
Pacio meyakini beberapa permasalahan itu bersifat genetis, namun ia juga mengakui bahwa kebiasaan makannya memperburuk isu ini.
“Sisi ayah saya [di keluarga] memiliki sejarah diabetes, maka bahkan jika anda makan sedikit saja, itu seperti ‘boom’, kamu akan menjadi gemuk,” tambahnya.
“Saat itu, saya sangat banyak makan – enam kali sehari, seperti itu. Saya takkan melewatkan sarapan, kudapan pagi, makan siang, kudapan sore, makan malam, lalu kudapan tengah malam.”
- 5 Submission Terbaik Dari Bintang Yang Berlaga Di ONE: FIRE AND FURY
- Cara Lito Adiwang Temukan Jalan Demi Gapai Impian
- Folayang Rencanakan Serangan Striking Demi Kalahkan Mujtaba
Pria Filipina ini berkata ia beruntung untuk dapat pergi ke sekolah dimana ia tak dirundung, tetapi keyakinan dirinya memang sangat rendah. Ia merasa malu untuk berbicara pada orang lain karena postur tubuhnya.
Solusi untuk permasalahannya tiba pamannya, seorang mantan atlet yang mendorongnya mencoba kickboxing dan Muay Thai sebagai cara meningkatkan kesehatannya. Saat ia memulai, tak ada jalan untuk kembali.
“Ia mendorong saya ke seni bela diri untuk tujuan kesehatan, bukan untuk berkompetisi,” jelas Pacio.
“Saya mulai berlari dan melakukan push-up. Saya juga melakukan latihan dengan berat badan. Lalu, tiba saat pertama saya berlatih. Hari berikutnya, tubuh saya sangat sakit sampai saya hanya ingin berbaring, tapi itu seperti memotivasi saya. Saya menikmati rasa sakit yang saya dapatkan dari latihan.”
“Lalu, itu saja. Setelah saya memulai, latihan saya terus berlangsung sampai berat saya hilang.”
Kerja keras Pacio ini memang mengubah dirinya, baik secara fisik dan mental. Saat ia masuk ke sekolah menengah atas, isu terkait keyakinan dirinya hilang, dan ia tak memiliki permasalahan untuk berbicara dengan orang lain dan berteman.
Ia juga memicu keinginan baru untuk mendorong dirinya jauh lebih keras daripada yang ia bayangkan.
Setelah “The Passion” mulai berlatih Muay Thai secara rutin, ia mendapatkan pengalaman pertama dalam kompetisi di dalam ring. Walau ia tak selalu sukses, ia tak pernah memikirkan untuk menyerah.
“Saat anda masuk ke seni bela diri, hidup anda akan berubah secara signifikan. Itu termasuk motivasi,” jelasnya.
“Seni bela diri akan memotivasi anda. Itulah faktor terpenting – menjadi termotivasi sampai anda dapat pergi ke tujuan anda.”
Pemikiran itu membawanya dari laga lokal dalam “seni delapan tungkai” ke tantangan baru dalam seni bela diri campuran, dan pada akhirnya, di atas panggung global, dimana ia menjadi salah satu kompetitor paling berbakat di dunia.
Sementara ia menyadari bahwa tak semua orang dapat atau akan mengikuti jalurnya menuju ketenaran dan kekayaan melalui latihan, ia mendorong semua orang untuk mengikuti jejaknya karena keuntungan bagi kesehatan mental dan fisik dari seni bela diri.
“Tentu saja, bahkan jika anda bukanlah seorang atlet, anda masih harus menjadi sehat,” kata pria berusia 24 tahun ini.
“Berlatih dan makan sehat. Jika anda mau hidup selama bertahun-tahun, anda harus hidup sehat. Apa pun yang anda lakukan, apa pun kegiatan harian anda, apa pun sikap anda, itu semua akan tercermin dalam tubuh anda.”
Tetapi hal ini juga tak berarti anda harus merelakan seluruh makanan favorit anda. Pacio masih menikmati beberapa makanan yang sangat disukainya saat muda, tetapi moderasi adalah kata kuncinya.
“Tentu saja, jika anda tak mempersiapkan pertandingan, anda juga harus mentraktir diri anda – hanya, jangan terlalu sering,” tambahnya.
“Saya bisa makan junk food, tapi hanya sekali seminggu. Jika saya tak ada pertandingan yang akan datang, sekali atau dua kali seminggu!”
Baca juga: Alex Silva Yakin Dirinya Mampu Lengserkan Joshua Pacio