Cara Taiki Naito & Semua Saudaranya Saling Mendorong Demi Kesuksesan
Kapanpun Taiki “Silent Sniper” Naito menghadapi kesulitan di tengah perjalanan berat dalam seni bela diri, ia dapat dengan mudah mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
Juara Shoot Boxing tersebut – yang akan kembali beraksi dalam sebuah laga Muay Thai melawan “Baby Face Killer” Savvas Michael Petchyindee Academy di ajang ONE: WARRIOR’S CODE, Jumat, 7 Februari ini – memiliki dua saudara yang memang saling mendorong satu sama lain untuk meraih kejayaan melalui tiap sesi latihan mereka di Aichi, Jepang.
Taiki, 24, adalah anak tengah dari tiga bersaudara, dengan adik lelaki Keito, 21, dan kakak lelaki Ryota, 25.
Taiki dan Ryota awalnya memulai latihan karate bersama setelah mereka terdorong oleh sang ibu yang menginginkan mereka mempelajari disiplin itu, serta nilai-nilai penghormatan yang dimiliki oleh seni bela diri. Keito segera bergabung bersama mereka di dojo saat ia cukup umur.
Bertumbuh bersama, ketiga saudara ini sangat ramai dan nakal, namun mereka dipersatukan oleh olahraga tarung dan sangat dekat, terlepas dari perbedaan mereka.
“Kami berdebat, namun kami selalu dekat. Karena kami bertiga menjalani seni bela diri, kami banyak menghabiskan waktu bersama, maka pada dasarnya kami bergaul dengan baik,” kata Taiki.
Walau ketiga saudara ini sangat termotivasi, Taiki mengatakan ia sangat mencintai karate, dan ia juga yang pertama bertransisi ke dalam kickboxing di sekolah menengah pertama. Ryota segera mengikutinya, dan walau Keito menjauh dari karate selama tiga tahun untuk mempelajari kendo, ia bergabung bersama kakak-kakaknya saat ia masuk ke sekolah menengah atas.
“Saya kira mereka melihat bagaimana saya sangat menikmati kickboxing, maka mereka memutuskan untuk melakukan itu juga,” kata “Silent Sniper.”
- Cara Savvas Michael Kembali Lebih Kuat Setelah Cedera Serius
- Satu Malam Inspiratif Yang Mengubah Hidup Koyomi Matshushima
- Kepedulian Menuntun Petchmorakot Menjadi Seniman Bela Diri Sejati
Taiki dikenal atas kepribadiannya yang periang, dan ia selalu mengatakan bahwa saudara-saudaranya melihat dirinya sebagai seorang yang menceriakan suasana kapanpun mereka bersama. Tetapi, tiap individu memiliki kepribadian dan gaya kickboxing yang berbeda, yang membantu mereka untuk saling mendukung.
“[Keito] belajar dengan sangat cepat. Ia memiliki indera dan kemampuan atletik yang baik, dan ia sangat positif,” kata atlet ONE.
“Ia memiliki pemikiran bela diri yang baik juga, maka pada dasarnya ia dapat melakukan segala sesuatu. Ia memperhatikan dengan seksama – ia adalah petarung dengan serangan balasan.”
“[Ryota] itu baik dan rajin – konsisten dalam usahanya. Ia tidak pernah berhenti. Gayanya tidak menggemparkan – itu cukup lugas. Ia berlatih berulang-ulang supaya dapat meraih kemenangan dengan tepat. Ia adalah petarung agresif – ia menekan maju.”
Setelah seluruh pelatihan di masa muda mereka, Naito bersaudara memang ditakdirkan berlaga. Taiki adalah yang pertama tampil sebagai debutan profesional dalam Shoot Boxing pada tahun 2011, Ryota yang berikutnya di bawah bendera yang sama pada tahun 2014, dan Keito menjalani laga perdananya di Deep Kick pada tahun 2017.
Dua saudaranya ini juga mengikuti Taiki bergabung di Bell Wood Fight Team pada bulan Januari, setelah ia tahun lalu pindah untuk berlatih bersama Juara Dunia Shoot Boxing dan atlet ONE Super Series bantamweight, Hiroaki “Kaibutsukun” Suzuki.
Kini, saat mereka kembali berada di satu atap, mereka dapat mendorong satu sama lain melewati sesi latihan tersulit dan memastikan bahwa mereka dapat memenuhi potensi mereka. Sekali seminggu, Taiki biasanya memimpin mereka saat menjalani tambahan waktu untuk berlari naik turun tangga.
Ketika salah satu mendapatkan jadwal bertanding, mereka akan meningkatkan latihan mereka untuk membawa kemampuan, kekuatan dan kondisi mereka ke tingkatan yang baru.
“Kami semua ingin menaikkan tingkatan satu sama lain dan menang. Itu adalah atmosfer yang bagus ketika kami berlatih bersama,” kata Taiki.
“Kami berbagi teknik dan saat pelatihan berat itu, kami mendukung dan mendorong satu sama lain. Kami memaksa batasan stamina satu sama lain demi tujuan dan usaha yang sama.”
“Jika salah satu dari kami tertinggal dalam latihan, kami semua mengetahui bahwa itu sulit, tetapi biasanya [Ryota] atau saya yang mengatakan sesuatu, tapi lebih banyak saya. Saya sangat proaktif, dan walau kami bersaudara, saya tak dapat berdiam diri. Tentu [Ryota] juga sama, namun saya merasa saya yang mendorong mereka.”
Penggemar ONE juga dapat melihat Keito di tim pojok “Silent Sniper” kemanapun ia berlaga di luar Jepang, dan ketiganya akan selalu bersama kapanpun mereka berada di tanah kelahiran mereka.
Memiliki dukungan keluarga saat berlaga melawan salah satu atlet terbaik dunia dapat menjadi kunci keunggulan Taiki di atas panggung dunia.
“Pada hari pertandingan, kami bersama seperti biasanya, maka itu kami sangat santai. Pikiran saya sangat damai [bersama mereka di sana],” jelasnya.
“Kami sangat mengerti satu sama lain, kami dapat menjadi diri kami sendiri, kami mengenal kepribadian masing-masing, dan saya kira itu sangat besar.”
Baca juga: Itsuki Hirata Deskripsikan Bagaimana Ia Melewati Tantangan Terberatnya