Christian Lee Vs. Saygid Guseyn Arslanaliev – 4 Kunci Kemenangan
Terjadi perubahan besar dalam turnamen ONE Lightweight World Grand Prix, tetapi hal ini mungkin menjadi babak penutup yang luar biasa dalam gelaran ONE: CENTURY PART I.
Juara Dunia ONE Lightweight Christian “The Warrior” Lee telah masuk untuk menghadapi Saygid “Dagi” Guseyn Arslanaliev dalam laga terakhir turnamen ini, yang akan menyajikan pertemuan antara dua atlet yang memiliki tingkat penyelesaian sempurna.
Berbagai cara dapat ditempuh oleh keduanya untuk menang – atau kalah – dan satu orang harus berada dalam kondisi terbaiknya untuk mengangkat tangan pada akhir laga di hari Minggu, 13 Oktober, dimana berikut ini adalah bagaimana mereka dapat mencapai hal tersebut di arena Ryogoku Kokugikan, Tokyo, Jepang.
#1 Pukulan Jarak Pendek “Dagi”
Ancaman terbesar yang dimiliki atlet fenomenal Turki ini adalah kekuatan pukulan luar biasa yang ia gunakan saat mencetak kemenangan KO beruntun pada ronde pertama dalam usahanya mencapai babak final.
Walaupun ia adalah seorang grappler, “Dagi” menjatuhkan dua striker veteran Amir Khan dan Ev “E.T.” Ting. Sebelum itu, ia mencetak penyelesaian atas striker Rusia Timofey Nastyukhin dalam ronde pembuka untuk meraih posisi di dalam turnamen besar ini.
Kemampuan stand-up milik “Dagi” tidak sebaik beberapa lawannya, namun kekuatan besar di pukulannya ini mampu mengimbangi hal tersebut, dimana serangan stand-up miliknya penuh dengan nuansa dan kemampuan tersendiri.
Ia menggunakan teknik feint untuk masuk ke dalam jarak serang yang memberinya kesempatan untuk mendaratkan hook kiri dan uppercut kanan, dimana tidak ada kemampuan teknis yang mampu mencegah lawan yang ia hadapi untuk terjatuh di atas kanvas setelah menerima pukulan telak tersebut.
#2 Tinju Kanan Milik Christian
Jika “The Warrior” ingin memenangkan laga stand-up, jangkauan panjangnya akan menjadi sebuah kunci – terutama pukulan straight kanannya.
Walau pukulan ini tidak memiliki kekuatan sebesar hook milik Saygid, ia telah menjatuhkan berbagai lawan ke atas kanvas dengan pukulan itu saat ia mencetak penyelesaian di dalam “The Home Of Martial Arts.”
Jarak yang dapat ditutup oleh atlet berusia 21 tahun ini dengan teknik tersebut hanya berarti bahwa itu akan menjadi senjata yang dapat mencegah atlet asal Dagestan tersebut untuk maju.
Ini juga dapat menjadi pembuka bagi gerakan takedown-nya melawan seseorang yang memiliki pertahanan takedown yang baik. Sebuah serangan keras mungkin memberinya waktu – dan menempatkan dirinya di dalam jarak – untuk beralih gerakan dan mengincar sebuah double-leg takedown tanpa perlawanan berat.
#3 Takedown Luar Biasa Dari Saygid
Jika “Dagi” tidak mampu menyarangkan pukulannya saat ia maju menyerang, lawannya masih berada dalam posisi berbahaya karena ia dapat mencongkel mereka dengan mudah untuk menampilkan sebuah takedown yang impresif dan berdampak besar.
Ini membuat seluruh lawannya terpojok dan kesulitan. Jika mereka mampu membendung pukulannya, atlet berusia 24 tahun ini dapat meraih posisi dan mengendalikan mereka.
Ia juga dapat menjegal, melempar dan membanting dengan teknik takedown yang tidak lazim. “Dagi” menyeret lawannya ke atas kanvas dengan kekuatan dan kecepatan luar biasa, dimana mereka dapat dengan mudah terdisorientasi atau terluka – sebelum ia maju dengan ground and pound atau sebuah submission.
#4 Christian Dan ‘Ground And Pound’ Tanpa Henti
Jika pertemuan ini berakhir di atas kanvas, aset terbesar Christian saat melawan pemegang sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu ini adalah ground and pound yang keras, akurat dan tanpa henti.
Ia menggunakan kemampuan grappling miliknya untuk bergerak bebas ke berbagai posisi, saat lawannya berusaha melepaskan diri, dimana ia hanya membutuhkan sedikit celah untuk menyarangkan pukulan atau sikutan – terutama saat ia dapat meraih posisi mount atau back mount.
Atlet veteran Kazuki Tokudome, Edward Kelly dan Anthony Engelen tidak dapat melepaskan diri dari cengkeraman pinggul milik “The Warrior,” dan mereka segera menyerah saat ia mulai menyarangkan serangan.
Baca Lagi: ONE Lightweight World Grand Prix – Kisah Epik Yang Berlanjut
Tokyo | CENTURY | Pergelaran Ke-100 ONE Championship | Tiket: Dapatkan disini
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Indonesia, tanggal 13 Oktober pukul 7:00 WIB – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 15:00 WIB
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Amerika Serikat, tanggal 12 Oktober pukul 20:00 EST – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 4:00 EST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di India, tanggal 13 Oktober pukul 5:30 IST – serta BAGIAN II pukul 13:30 IST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Singapura on 13 October pukul 8:00 SGT – serta BAGIAN II pukul 16:00 SGT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Filipina on 13 October pukul 8:00 PHT – serta BAGIAN II pukul at 16:00 PHT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Jepang on 13 October pukul 9:00 JST – serta BAGIAN II pukul 17:00 JST
ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.
“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.