Christian Lee Vs. Timofey Nastyukhin: 4 Kunci Kemenangan
Juara Dunia ONE Lightweight Christian “The Warrior” Lee nampak tak terhentikan sejak merebut sabuk emas, namun Timofey Nastyukhin meyakini ia dapat mengakhiri kejayaan atlet keturunan Singapura-Amerika itu.
Dengan 24 penyelesaian di antara 28 kemenangan gabungan mereka, keduanya memiliki berbagai alasan untuk merasa yakin jelang laga utama “ONE on TNT II,” Kamis pagi, 15 April ini.
Tetapi, hanya satu yang dapat meninggalkan Circle dengan sabuk di pinggangnya. Berikut adalah beberapa kunci kemenangan bagi Lee dan Nastyukhin dalam laga lima ronde menarik ini.
#1 Pukulan Tanpa Henti Milik Nastyukhin
Tak diragukan lagi bahwa serangan tinju agresif dari pria Rusia itu akan menjadi andalannya, dan bahwa ia akan maju dengan cepat untuk meraih keunggulan dalam laga.
Gaya Nastyukhin tak terlalu melibatkan feint dan pengukuran serangan. Sebaliknya, ia memiliki kekuatan keras dalam tiap serangannya. Itulah mengapa saat serangannya tersambung, rivalnya akan merasakan dampaknya.
Atlet Raty ini gemar menyerang dengan pukulan kanan keras yang berulang, dan jika lawannya bereaksi dengan berusaha menghindari dampaknya, mereka akan maju tepat ke dalam hook kiri andalannya — sebuah serangan yang telah mematahkan perlawanan Eddie Alvarez, Rob Lisita dan Yusuke Kawanago.
Sangat vital bagi Nastyukhin untuk mencetak poin awal demi mendapatkan respek dari Lee. Ini dapat memaksa perwakilan United MMA dan Evolve itu untuk menyerang terburu-buru – dan mungkin tanpa perhitungan pasti.
#2 Pukulan Kanan Serbaguna Dari Lee
Lee juga memiliki kekuatan besar dalam laga stand-up. Terutama, pukulan straight kanan panjangnya menjadi arsenal penting yang membawanya meraih berbagai kemenangan.
“The Warrior” gemar masuk-keluar jarak serang, dimana ia mampu menghindari serangan lawan. Dari sisi luar, ia menggunakan jangkauannya untuk sebuah serangan backhand cepat.
Hal ini dapat terjadi di belakang berbagai gerakan persiapan, termasuk feint, jab dan tendangan serong. Lee lalu menutup jarak dan mengejutkan lawannya saat pukulan keras menembus pertahanan mereka.
Seringkali, sang penguasa divisi lightweight ini melontarkan serangan kuat untuk membawa lawan ke atas kanvas — seperti yang dilakukannya dengan Kazuki Tokudome di ONE: HEART OF THE LION, ketika ia mengejutkan rivalnya asal Jepang itu dengan pukulan sebelum ia membanting dan menutup laga di atas kanvas.
Kombinasi kekuatan pukulan dan peralihan mulus ke teknik gulat ini menjadi sangat efektif, karena seorang lawan dapat melindungi kepala atau bersiap melawan teknik gulatnya, tetapi mereka jarang dapat melakukan keduanya pada saat yang sama.
- Martin Nguyen Keluar, Todd Vs. Hogstad Naik Di ‘ONE On TNT II’
- 5 KO Terbaik Dari Para Superstar Di ‘ONE On TNT II’
- Timofey Nastyukhin Ingin Hentikan Lee ‘Dengan KO Spektakuler’
#3 Penempatan Takedown Nastyukhin
Dengan seluruh pembicaraan terkait kedua tangan kuat milik Nastyukhin, sangat mudah untuk mengabaikan arsenalnya yang lain, tetapi ia memiliki takedown dan top control kuat.
Walau ia jarang sekali mencoba, warga Novokuznetsk ini memiliki mata yang jeli untuk menangkap tendangan lawan dan menyerang balik dengan pukulan kanan atau meraih posisi atas.
Melawan Pieter “The Archangel” Buist dalam penampilan terbarunya di ONE: INSIDE THE MATRIX II, pria Rusia ini berulang kali menangkap tendangan lawannya. Saat ia merenggut kaki atlet Belanda itu, ia akan menjatuhkan lawannya ke atas kanvas atau mendorongnya ke dinding Circle untuk mengamankan sebuah takedown dari posisi clinch.
Dari situ, Nastyukhin memiliki permainan ground dari posisi atas yang keras, dimana ia menggunakan tubuhnya untuk mendesak rivalnya dan mencetak poin dengan serangan ground.
#4 Serangan Ground Keras Lee
Dalam laga ini, Lee mungkin akan sangat ingin merebut posisi atas di ground, karena di situlah ia sangat bagus. Ia dapat dikatakan sebagai spesialis ground-and-pound paling mematikan dalam daftar atlet ONE, dimana ia telah mencetak beberapa penyelesaian dari serangan di atas kanvas itu.
Sementara para atlet lain mungkin akan berusaha mengamankan posisi dengan segera, warga Hawaii ini tak membiarkan lawannya beristirahat atau mengambil nafas. Setelah bertransisi dari striking ke gulat dalam sekejap, “The Warrior” segera menyerang dan ingin menghukum lawannya dengan pukulan keras atau rangkaian hammerfist.
Memadukan serangan itu dengan kemampuan sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu miliknya, Lee menembus pertahanan lawan seperti pisau panas yang memotong mentega, serta mendaratkan apa pun serangan yang dapat dilontarkannya saat berada di posisi lebih unggul — baik jika itu dari siku atau hammerfist dari posisi side control atau pukulan keras dari mount atau back mount.
Kecepatan dan jumlah serangan sang Juara Dunia ini berarti lawan-lawannya tak memiliki waktu untuk mengamankan posisi dan mencoba kembali berdiri. Dan jika mereka mampu, seringkali mereka membayar usaha itu dengan sangat mahal — seperti yang diterima Nastyukhin dalam kekalahannya dari Saygid “Dagi” Guseyn Arslanaliev.