Danny Kingad Tempatkan Persaudaran Di Atas Segalanya
Danny “The King” Kingad sedang memiliki fokus untuk menjadi seniman bela diri elit. Dalam beberapa bulan terakhir, ia telah mencetak langkah besar menuju pencapaian tujuan itu.
Menyusul kekalahannya dalam laga perebutan gelar Juara Dunia ONE Flyweight dari Adriano “Mikinho” Moraes, November 2017 lalu, atlet Filipina ini bertekad membangun kembali keyakinan dirinya, serta lebih mengembangkan teknik grappling miliknya.
Pria berusia 22 tahun ini menunjukkan berbagai aspek yang baru ditemukannya dalam dua kemenangan beruntunnya, termasuk penampilan paling impresif dalam kariernya di bulan Juni lalu.
Danny "The King" Kingad reigns supreme with an electrifying unanimous decision win over Ma Hao Bin!
Danny "The King" Kingad reigns supreme with an electrifying unanimous decision win over Ma Hao Bin!Watch the full event LIVE & FREE on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast
Posted by ONE Championship on Saturday, June 23, 2018
Pada ajang ONE: PINNACLE OF POWER di Makau, ia mengalahkan “The Southern Eagle” Ma Hao Bin melalui keputusan mutlak.
Kingad menjadi kompetitor pertama yang mampu mengalahkan Juara Gulat Nasional Tiongkok di ONE Championship, dan jelas bahwa ia telah menemukan ritmenya.
“Terasa sangat menyenangkan meraih kemenangan itu, melawan grappler berbakat seperti Ma Hao Bin,” kata warga Baguio, Filipina itu.
“Saya sangat ingin menguji kemampuan saya, serta membuktikan pada diri saya bahwa saya dapat terus berkembang sebagai grappler.”
“Ini adalah fokus utama permainan saya saat ini. Saya mengetahui betapa pentingnya grappling dalam karier saya. Semakin saya yakin di [posisi] ground, semakin sukses [teknik] striking saya.”
Kingad memang terlihat fenomenal saat melawan atlet berusia 24 tahun warga Nanchang, Tiongkok itu.
Ma mencoba dengan kemampuan terbaiknya untuk menaklukkan atlet Filipina dengan takedown khasnya, namun perwakilan Team Lakay itu menahan lawannya dengan striking dalam mayoritas laga ini.
Dalam beberapa kesempatan, ia memang terseret ke atas ke kanvas, tetapi “The King” mencoba meraih submission, atau dengan cepat melakukan scramble ke posisi yang lebih menguntungkan.
Setelah 15 menit beraksi, ketiga juri memberi kemenangan mutlak bagi atlet Filipina ini, yang menempatkan Kingad dalam dua kemenangan beruntun.
“Saya sangat yakin pada diri saya saat ini dan merasa sangat kuat dan mampu,” katanya. “Saya bersemangat melihat laga berikutnya, demi menunjukkan bahwa saya dapat melakukan lebih banyak lagi.”
Jika Kingad dapat mencapai hal itu, laga berikutnya yang akan datang akan menghadapkannya dengan seorang mantan Juara Dunia ONE Flyweight.
“The King” akan senang menghadapi Kairat “The Kazakh” Akhmetov, yang dua kali menghadapi rekan satu timnya di Team Lakay dan Juara Dunia ONE Flyweight tak terbantahkan, Geje “Gravity” Eustaquio, dimana ia menang di sebuah laga dan kalah di laga lainnya.
“Saya mengetahui bahwa Kairat sangat ingin melawan Geje kembali, dan ia sangat mendorong terjadinya laga ulang itu, tetapi mengapa tidak menghadapi saya terlebih dahulu? Saya siap dan saya kira saya dapat memberinya laga yang bagus,” kata Kingad.
“Kami terus berlatih secara konstan untuk meningkatkan kemampuan saya, dan saya yakin bahwa sebuah pertarungan antara saya dan Kairat tak hanya akan menarik, tetapi juga akan seimbang.”
Namun, ada sebuah laga yang tak akan pernah diambilnya, yaitu sebuah perebutan gelar Juara Dunia melawan Eustaquio.
Di malam yang sama saat ia meraih kemenangan di Makau, Eustaquio mengalahkan Adriano Moraes dalam laga Juara Dunia melawan Juara Dunia melalui keputusan terbelah, atau split decision, untuk menjadi Juara Dunia ONE Flyweight yang tak terbantahkan.
Sementara “The King” dianggap sebagai salah satu atlet utama dalam divisi tersebut, ia tak ingin maju menantang rekan satu timnya demi mendapatkan sabuk emas.
“Saya sangat senang untuk Geje. Dia seperti kakak bagi saya. Saya sangat bangga melihatnya mencapai mimpinya,” jelas Kingad.
“Meski kami bersaing di divisi yang sama, ikatan dan persahabatan saya dengannya jauh lebih besar daripada gelar Juara Dunia mana pun. Saya dengan senang hati menghadapi penantang yang ingin menghadapinya kini, sebagai penjaga gerbang untuk gelar Juara Dunia flyweight itu.”
“Suatu hari nanti, waktu saya akan tiba. Saya akan menjadi juara, namun saat ini saya tidak keberatan untuk bersantai dan menikmati waktu saudara saya sebagai atlet flyweight terbaik dunia.
“Kemenangannya adalah kemenangan saya. Di Team Lakay, kami belajar dari satu sama lain melalui pengalaman yang kami bagi bersama. Itu adalah salah satu hal terbaik tentang keluarga kecil kami ini.”
Sampai saat itu tiba, Kingad akan terus membangun keyakinan dirinya, semakin menumpuk bakatnya, serta mengembangkan kemampuannya sebagai seniman bela diri elit.