Davit Kiria: 4 Fakta Mengejutkan Tentang ‘Underdog’ Di GP Ini

Enriko Kehl Davit Kiria 1920X1280 ONE First Strike 49.jpg

Tiap turnamen memiliki kuda hitam – kompetitor yang meraih kesuksesan secara tak diduga. Di turnamen ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix, pria itu adalah Davit Kiria.

Saat pria berusia 33 tahun ini memasuki turnamen prestisius tersebut tahun lalu, banyak penggemar kickboxing yang berasumsi dirinya tak akan melewati babak awal. Namun, secara mengejutkan, Kiria membungkam pemukul keras asal Jerman Enriko “The Hurricane” Kehl via TKO ronde pertama dan masuk ke babak semifinal.

Kini, ‘underdog’ asal Georgia itu akan bertemu rival lamanya dan penantang peringkat ketiga divisi featherweight kickboxing, Sitthichai “Killer Kid” Sitsongpeenong, dalam laga pendukung utama ONE: ONLY THE BRAVE di Singapore Indoor Stadium pada hari Jumat, 28 Januari – dengan pertaruhan posisi di Final Kejuaraan Grand Prix.

Sebelum itu, Sitthichai dua kali mengalahkan Kiria dalam ajang yang berbeda di luar ONE Super Series, dan itu menjadikan laga mendatang ini sebagai pembalasan dendam. Lagipula, Kiria juga ingin membuktikan dirinya layak berada di antara para kickboxer elite.

Sebuah kemenangan atas “Killer Kid” akan memastikan hal tersebut, dan masih banyak lagi, dalam kariernya. Jelang penampilannya di babak semifinal melawan Sitthichai, mari kita lihat seperti apa Kiria di luar Circle.

Ayah Dari Dua Putri

Kiria sedang mengukir warisannya dalam disiplin kickboxing, namun Juara Dunia Glory Kickboxing dan KLF Kickboxing ini juga termotivasi untuk meninggalkan warisan yang tak lekang, di luar kompetisi profesional.

Ia dan istrinya memiliki dua anak perempuan, dimana bintang kickboxing ini ingin memberi inspirasi bagi mereka tiap kali dirinya memasuki Circle.

“Mereka adalah generasi berikutnya,” tegasnya. “Mereka harus hidup dengan sukses di negara ini [Georgia]. Mereka harus sukses. Dan inilah alasan utama mengapa saya ingin mendedikasikan apa yang saya lakukan bagi mereka.”

“Saya ingin melakukan sesuatu yang baik, bagi masa depan mereka. Tak hanya [memberi mereka] sebuah kehidupan yang baik, namun [memastikan] bahwa mereka mewakili seseorang dan mereka menjadi orang yang baik dan rendah hati.”

Warga Negara Kehormatan

Kiria mungkin menjadi sosok ayah yang dihormati, namun ia juga menjadi warga negara kehormatan. Pada 2019, pria yang memulai karier bela dirinya dengan mempelajari karate dari tetangganya ini dianugerahi Kunci Kota Zugdidi – tempat di mana ia dilahirkan.

Itu menjadi momen hangat yang mewakili seberapa jauh Kiria melangkah, tak hanya sebagai kickboxer, namun juga sebagai seseorang yang ingin menciptakan perbedaan dalam kehidupan mereka di sekitarnya.

“Mimpi saya itu selalu untuk mewakili sesuatu yang positif. Bahwa saya mewakili sesuatu bagi diri saya, itu sangat penting bagi saya,” jelasnya.

“Saya memiliki banyak tanggung jawab dalam hidup ini, terutama di negara dan kota kelahiran saya, karena saya wajib menjadi contoh bagi generasi yang baru.”

Menikmati Tawa Menyenangkan

Warga Georgian ini mungkin sangat serius saat ia memasuki Circle, namun ia masih mengetahui cara untuk bersenang-senang di luar itu – bahkan saat latihan.

Ia juga sangat berdedikasi untuk memenangkan turnamen ini, sampai cuaca yang tidak bersahabat pun tak mampu menghentikannya.

Jika ia mampu melewati perwakilan Sitsongpeenong itu di ONE: ONLY THE BRAVE dan memenangkan babak Final Kejuaraan Grand Prix, ia mungkin akan ‘melindungi diri’ dari serbuan konfeti untuk merayakan prestasinya.

Namun, kami mengira ia akan menyambut hujan konfeti itu saat ia mengenakan sabuk emas di pinggangnya.

Makan Siang Bersama Legenda

Bukanlah sebuah rahasia bahwa Kiria berlatih di sasana legendaris Belanda, Golden Glory, yang menghasilkan sosok seperti Nieky “The Natural” HolzkenErrol “The Bonecrusher” Zimmerman dan ikon kickboxing yang ditampilkan dalam postingan Instagram di atas – Semmy Schilt.

Schilt telah lama menjadi mentor bagi Kiria dan seringkali membantu persiapan jelang laga. Kiria pun memberi penghormatan bagi pelatih lamanya, Bachuki Partsyania, yang memberinya kesempatan berlatih bersama para legenda seperti Schilt,

“Ia membawa saya ke Belanda untuk pertama kalinya pada tahun 2007, ke sasana Golden Glory. Dan, kami memulai karier profesional saya dalam kickboxing di sana,” pungkas Kiria.

Baca juga: Jarred Brooks Katakan Minowa Akan Bertemu Dengan ‘Kakak Tertua’

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9