Demetrious Johnson Dapatkan Etos Kerja Sekelas Juara Dunia Dari Ibunya
Sejak kecil, Demetrious “Mighty Mouse” Johnson mempelajari banyak hal dari ibunya untuk meraih segala sesuatu melalui kerja keras.
Sikap ini yang membantu atlet asal Amerika Serikat ini untuk menjadi Juara Dunia yang paling dominan dalam sejarah olahraga ini, dan memberinya tempat dalam ajang bela diri terbesar dalam sejarah sepanjang masa.
Tanggal 13 Oktober nanti, dalam ajang ONE: CENTURY PART I, ia akan menghadapi Danny “The King” Kingad dalam babak Final Kejuaraan ONE Flyweight World Grand Prix, dan saat ia masuk ke dalam Circle di Tokyo, Jepang, ia akan mengingat ‘mantra’ yang diperolehnya saat kecil.
“Ibu saya memberi pengaruh terbesar,” ungkap pria dari negara bagian Washington ini. “Ia selalu mengatakan pada saya, ‘Segala sesuatu yang kamu inginkan, pergi dan raihlah.’”
Ibunya, Karen, membesarkan anak-anaknya seorang diri setelah pernikahannya dengan ayah tiri Demetrious yang kasar berakhir. Ia selalu memastikan bahwa mereka tidak hanya mengerti nilai dari kerja keras, tetapi juga menghidupinya.
Karen lahir sebagai tuna rungu, tetapi ia tidak pernah menjadikan kekurangannya ini sebagai alasan – dimana bahkan atlet yang mewakili AMC Pankration dan Evolve ini tidak mengetahui kekurangannya tersebut dan sempat terkejut saat ia diberitahu.
“Ia selalu mengajarkan saya untuk menatapnya saat saya berbicara dengannya, dimana ia dapat membaca gerak bibir kami, tetapi saya tidak menyadarinya sampai saudara perempuan saya memberitahu,” kata Demetrious.
“[Ibu saya] mengatakan, ‘Ya, saya tuna rungu. Mengapa kamu kira saya membuatmu memukul lantai jika kamu membutuhkan sesuatu saat ada di ruangan lain?’”
“Ia tidak pernah belajar bahasa isyarat. Ia menonton TV dengan caption tertutup. Jadi saat ini saya mengerti saat melihat kembali [mengapa] kami selalu melakukan beberapa hal tertentu. Lebih banyak kekuatan yang ia miliki karena dibutuhkan disiplin tinggi dan kemampuan hanya untuk terfokus pada membaca gerak bibir.”
“Pada kenyataannya, ia dibesarkan melewati kesulitan, mencoba untuk menjalani hidup dengan membaca gerak bibir daripada mempelajari bahasa isyarat seperti orang lain. Tetapi, karena dirinya berasal dari Kentucky, bertumbuh besar pada era 1960-an dan 1970-an, mereka mungkin tidak memiliki kesempatan tersebut.”
- Demetrious Johnson Siap Hadapi ‘The King’ Setelah Manila
- 5 Pelajaran Dari Rangkaian ONE Flyweight World Grand Prix Sejauh Ini
- Danny Kingad Bersyukur Dapat Lolos, Siap Hadapi Demetrious Johnson
Karen menunjukkan pada anaknya arti bekerja keras, dan Demetrious tidak pernah melupakan itu.
“Ada satu hal yang selalu saya ingat dari kata-kata ibu saya. ‘Bekerjalah dengan keras, dan kamu dapat memiliki apapun yang kamu mau.’ Ini adalah salah satu hal yang saya pegang dalam pikiran saya,” jelasnya.
Atlet berusia 33 tahun ini mengambil pelajaran dari ibunya dan mempraktekkannya saat ia memenangkan gelar Juara Dunia Flyweight dan mempertahankannya 11 kali untuk memberi keluarganya masa depan yang lebih baik.
Melewati kesuksesan ini, “Mighty Mouse” telah menampilkam kemampuan luar biasa untuk mengalahkan penantang demi penantang, tetapi dirinya menganggap kesuksesannya itu sebagai hasil dari determinasi tinggi yang dibangunnya saat remaja.
Etos kerja Demetrious dimulai dengan kerja sambilan pada akhir minggu saat ia berusia 15 tahun, dan saat ia beralih pada seni bela diri campuran saat ia remaja.
Bagi Juara Dunia Bela Diri Campuran 12 kali ini, tidak ada jalan pintas atau keuntungan genetis dari kesuksesannya – hanya pelajaran luar biasa dari ibunya. Semua yang dirinya ketahui adalah bekerja keras, dan ia selalu datang ke AMC Pankration dan memberikan segala kemampuannya saat menjalani pekerjaannya.
“Saat anda memiliki orang tua yang tidak berada dalam kondisi keuangan terbaik, anda dengan cepat belajar bahwa jika anda menginginkan sesuatu, anda harus keluar dan meraihnya sendiri,” katanya.
“Saya bekerja [keras] selama karir saya sampai saya mendapatkan perebutan gelar Juara Dunia yang pertama. Saya ingin sebuah apartemen, saya ingin memiliki mobil, maka saya bekerja keras sepanjang hidup saya.”
“Saya tidak memiliki siapapun yang membayari atau memberikannya pada saya. Ini mempersiapkan saya untuk meraih kesuksesan dalam dunia bela diri campuran.”
Baca Lagi: ONE Flyweight World Grand Prix – Kisah Epik Yang Berlanjut
Tokyo | CENTURY | Gelaran Ke-100 ONE Championship | Tiket: Dapatkan disini
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Indonesia, tanggal 13 Oktober pukul 7:00 WIB – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 15:00 WIB
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Amerika Serikat, tanggal 12 Oktober pukul 20:00 EST – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 4:00 EST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di India, tanggal 13 Oktober pukul 5:30 IST – serta BAGIAN II pukul 13:30 IST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Singapura on 13 October pukul 8:00 SGT – serta BAGIAN II pukul 16:00 SGT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Filipina on 13 October pukul 8:00 PHT – serta BAGIAN II pukul at 16:00 PHT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Jepang on 13 October pukul 9:00 JST – serta BAGIAN II pukul 17:00 JST
ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.
“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.