Di Luar Circle, Enriko Kehl Pertaruhkan Hidup Bagi Orang Lain
Motivasi terbesar Enriko “The Hurricane” Kehl dalam hidup adalah mengejar mimpinya dalam seni bela diri. Namun, terdapat alasan penting lainnya bagi superstar Jerman ini untuk terbangun di pagi hari.
Selain berlaga melawan para striker terbaik dunia – seperti dalam laga berikutnya di babak perempat final ONE Featherweight World Grand Prix bersama Davit Kiria di ajang ONE: FIRST STRIKE pada Jumat, 15 Oktober – Kehl juga menjadi bagian dari unit pasukan khusus anti huru-hara Jerman.
Ia bergabung dengan polisi (yang disebut Bundespolizei) saat ia meninggalkan kampusnya di usia ke-18 dan tak sepenuhnya yakin untuk menentukan arah hidupnya. Dan, bahkan dengan karier yang sukses sebagai Juara Dunia Kickboxing, ia tak berencana meninggalkan posisinya itu.
“Saya harus mencari pekerjaan yang cukup aman bagi saya, bagi masa depan saya, serta sebuah pekerjaan dimana ada sedikit aksi. Maka, pilihan saya jatuh pada menjadi perwira polisi,” kata pria berusia 29 tahun ini.
“Saya juga memilih jalan sebagai perwira polisi karena saya ingin membantu orang lain. Itulah alasan besarnya. Saya menyukai pekerjaan ini, dan saya tak akan mengubahnya.”
Setelah dua tahun berlatih, Kehl resmi turun ke jalan dengan unitnya, namun ia juga menapaki jalurnya menjadi seniman bela diri kelas dunia. Ia merebut gelar Kejuaraan Dunia pertamanya pada tahun 2013 sebelum meraih kemenangan di K-1 World Max Tournament pada tahun 2014.
Menggabungkan kedua bidang ini memang tidak mudah, namun itu sepadan bagi “The Hurricane.”
“Jelas, bertarung adalah kehidupan saya, namun saya tak pernah berhenti bekerja sebagai polisi,” tegasnya. “Itu sulit, saya tak memiliki waktu senggang, namun saya memilih jalan ini dan saya kira inilah jalan dari para juara.”
- Pertaruhan Sepenuhnya Bagi Andy Souwer Dalam Kickboxing GP
- Keyakinan Besar Enriko Kehl Jelang Kickboxing GP
- Sitthichai Incar Kondisi Terbaik Dan ‘Dagu Lemah’ Ozcan
Kehl mengambil risiko besar tiap kali ia mengenakan perlengkapan anti huru-hara itu, yang bagi kebanyakan orang adalah sesuatu yang sangat sulit. Namun, ia merasa itu sepadan jika ia dapat memberi rasa aman bagi orang lain.
“Saya telah melihat banyak hal-hal gila, dimana ribuan orang melemparkan batu atau botol ke arah saya,” kata perwakilan Tran4mer Mainz ini.
“Tugas saya adalah untuk menyelesaikan pekerjaan saya, pulang ke rumah dengan sehat dan memastikan bahwa semua orang di sana itu juga aman. Saya dapat berkata saya melindungi mereka dengan kehidupan saya.”
Akan adil jika kita berasumsi bahwa warga Wetzlar ini dapat saja menjadi letih dan sinis dalam menghadapi kemarahan banyak orang secara rutin.
Namun, ia mengambil pendekatan berlawanan saat berhadapan dengan publik, dan ia mengatakan bahwa latihan dalam olahraga tarung itu membantu dirinya dalam jalur ini.
“Seni bela diri adalah hal yang sangat, sangat penting bagi saya di kepolisian. Saya memulai latihan seni bela diri pada usia ke-6, dan dalam latihan itu, anda tak hanya mempelajari kemampuannya, tetapi juga mentalitas, respek dan disiplin,” tegas Kehl.
“Ini jugalah yang anda butuhkan untuk melakukan pekerjaan itu. Saat saya berdiri di hadapan seseorang, saya adalah manusia yang sangat sederhana. Mereka dapat menyerang saya dan, setiap kali, saya mencoba berbicara dengan mereka. Karena saya tahu apa yang dapat saya lakukan.”
“Saat [keadaan mulai menegangkan], saya harus menguasai diri dan juga menggunakan kemampuan bela diri saya. Tetapi saya mencoba untuk tetap aman dan tak terlalu agresif – saya dapat berkata sayalah pria paling tidak agresif dalam kesatuan anti huru-hara.”
Berkutat dengan segala sesuatu hal yang gila di jalanan mungkin juga menjelaskan mengapa “The Hurricane” tak pernah terlihat takut di dalam Circle.
Ia meyakini bahwa kedua lapisan hidupnya itu saling membantu, dan ia berniat untuk membawa hal-hal yang postif dari karier bela diri campurannya ke dalam pekerjaannya sebagai seorang polisi.
“Saya mengira bahwa disiplin ini lebih membantu saya dalam pekerjaan saya [di kesatuan khusus] lebih daripada sebaliknya, karena karakter saya dibentuk [oleh seni bela diri] sejak usia 6 tahun, tak hanya dari pendidikan polisi. Tetapi sebagai polisi, anda harus menghormati orang lain, maka itu juga membantu,” katanya.
Sementara itu, kembalinya Kehl ke dalam ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix akan sekali lagi memastikan dirinya sebagai salah satu striker terhebat di dunia.
Memenangkan turnamen prestisius ini dan merebut sabuk Juara Dunia ONE mungkin akan menjadi sorotan terbaik dalam kariernya – namun ia tak akan meninggalkan keinginannya untuk membantu orang lain.
Sebaliknya, ia melihat dirinya akan terus menjalani kedua bidang ini pada saat yang sama, supaya ia dapat bertanding dalam tingkatan tertinggi seni bela diri sembari melindungi mereka di sekelilingnya.
Ini tak akan menjadi mudah, namun inilah tugas yang diembannya.
“Dalam kehidupan nyata, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa polisi itu buruk. Lalu, saat mereka membutuhkan anda, andalah pahlawan mereka, maka itu tak mudah untuk diatasi,” tambah Kehl.
“Namun setelah bertahun-tahun, anda tak terlalu peduli tentang apa yang mereka pikirkan tentang anda. Karena saat waktunya mereka membutuhkan anda, mereka sangat berterima kasih melihat anda membantu mereka.”
Baca juga: Cara Menonton ONE: FIRST STRIKE, Tanggal 15 Oktober