Ekaterina Vandaryeva Terinspirasi Anaknya, Kembali Ke Muay Thai

Jackie Buntan Ekaterina Vandaryeva 1920X1280 ONE on TNT IV 19

Menjadi seorang ibu adalah tugas terbesar bagi Ekaterina “Barbie” Vandaryeva. Namun itu juga yang paling berarti.

Striker Belarusia berusia 30 tahun ini, yang akan kembali beraksi dalam laga strawweight Muay Thai di dalam Circle melawan Supergirl di ONE: HEAVY HITTERS pada Jumat, 14 Januari nanti, merasa bahwa ia mendapatkan kehidupan yang penuh bersama anak lelakinya yang berusia 4 tahun, Timurchik.

Mungkin sulit bagi seorang petarung wanita untuk membesarkan anak sementara ia juga terfokus membangun karier olahraga, namun ini tak pernah menjadi masalah bagi Vandaryeva.

Keinginan untuk membina sebuah keluarga sangatlah kuat dalam dirinya, sampai ia merasa itu menahan dirinya dari berkomitmen penuh dalam kariernya – walau ia telah meraih prestasi saat ia memutuskan untuk memiliki anak.

“Saya dulu memiliki masalah, saat berusia 20an, dimana saya sangat ingin memiliki seorang anak. Itu adalah insting kuat dari seorang wanita sampai saya melihat saya terlalu terfokus pada diri sendiri di dalam ring dan saat berlatih,” jelasnya.

“Itu tidak mencegah saya dari memenangkan berbagai gelar, tetapi itu menjadi penghalang.”

“Dan setelah anak saya lahir, saya seketika lega. Hidup menjadi jauh lebih mudah. Saya merasakan keinginan untuk hidup dan mencapai sesuatu untuk seseorang.”

Pictures from the ONE Super Series Muay Thai fight between Jackie Buntan Ekaterina Vandaryeva at "ONE on TNT IV"

“Barbie” menunda karier dalam olahraga tarung dari tahun 2016 sampai 2019 untuk melahirkan dan membesarkan anaknya. Ia mengakui bahwa itu adalah tugas yang sulit, namun ia meraih keuntungan tak terkira dari semua itu.

“Bahkan sejak tahun-tahun dimana saya belajar, bekerja, berlatih dan tinggal jaruh dari ibukota di sebuah desa, dan hanya tidur paling banyak empat jam, itu masih lebih mudah dibanding setelah saya melahirkan seorang anak,” kenangnya.

“Seorang anak adalah tanggung jawab yang besar, terutama tanpa seorang nenek yang membantu dan lainnya. Tapi kini ia berusia 4 tahun. Ia sangat mandiri, masuk taman kanak-kanak, mengerti dan mendukung saya. Ia mendukung saya dengan cara yang tak dapat dilakukan orang lain.”

Warga Minsk ini kembali ke sasana dan berkompetisi pada tahun2019. Itu adalah sebuah komitmen besar lainnya bagi ibu muda ini, namun ia senang dapat menangani berbagai peran itu dengan sukses. 

“Saya merasa sangat baik. Walau, ya, cukup sulit untuk menyeimbangkan segalanya,” katanya.

“Saya bekerja, berlatih, merawat anak dan rumah saya. Namun pada saat yang sama, saya sangat menyukainya, terutama karena segalanya berjalan dengan mulus pada akhirnya.”



Walau Timurchik masih terlalu muda untuk mengerti tentang karier olahraga tarung ibunya itu, ia masih menjadi sumber dukungan bagi Vandaryeva demi bergerak maju dan meraih kesuksesan.

Namun, terkait dengan pilihan anaknya untuk mengikuti jejaknya, atlet Kick Fighter Gym ini terbagi pada dua pemikiran, karena ia mengetahui seberapa berat – walau memuaskan – kehidupan dalam seni bela diri itu.

“Banyak orang bertanya apakah saya ingin dirinya menjalani olahraga yang sama. Awalnya, saya berkata, ‘Tidak mungkin, saya tak ingin ia melewati semua yang harus saya lewati. Semua cedera ini, mengatasi diri anda, itu sangatlah sulit,’” tegasnya.

“Namun pada saat yang sama, saya memikirkan siapa diri saya tanpa olahraga ini, tanpa semua gelar saya, tanpa kemenangan saya? Terkadang anda berdiri di puncak dan menangis saat mendengar lagu kebangsaan anda saat memenangkan medali emas dan menyadari andalah petarung terbaik di seluruh dunia.”

“Itu memberi banyak nilai dan membentuk karakter dan keteguhan anda. Maka, saya rasa kualitas ini sangatlah penting, terutama bagi seorang pria.”

Namun lebih dari segalanya, Vandaryeva sangat bangga melihat perkembangan anaknya.

Ia jelas akan menjadikan ibunya ini sebagai panutan atas keberhasilannya. Namun itu juga berlaku dua arah, menurut striker handal ini, karena ia melihat banyak hal dari anaknya yang memicunya menjadi sosok yang lebih baik.

“Terasa sangat senang untuk memiliki seseorang yang menginspirasi saya,” tegasnya.

“Anak saya adalah gambaran penuh dari diri saya. Saya selalu berkata saya mencetak seseorang yang saya inginkan seperti diri saya.”

Baca juga: Elipitua Ingin Balas Kekalahan Indonesia Dan Banggakan Negara

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9