Garry Tonon Melihat Cahaya Terang Setelah Pergumulan Pribadi Tahun Ini

Garry Tonon DSC_5538

Sejak bergabung dengan ONE Championship, penantang peringkat kelima Garry “The Lion Killer” Tonon perlahan menapaki jalurnya menuju perebutan gelar Juara Dunia ONE Featherweight.

Hari Jumat, 4 Desember ini, ia dapat maju selangkah mendekati sabuk emas saat ia berlaga melawan penantang peringkat ketiga Koyomi “Moushigo” Matsushima dalam laga pendukung utama di ajang ONE: BIG BANG, yang akan disiarkan secara langsung dari Singapura.

Namun, sementara Tonon hanya beberapa langkah lagi menggapai tujuan terbesarnya dalam seni bela diri campuran, kehidupannya di luar Circle sangat bergejolak tahun 2020 ini.

Kehilangan Sasananya

Saat kasus COVID-19 paling awal mulai muncul di Asia, terdapat banyak orang yang mengira pandemi ini tak akan beralih dari benua di belahan timur tersebut.

Tonon, yang telah melihat berbagai virus terkontaminasi dengan baik, adalah salah satu dari individu tersebut.

Namun, pandemi COVID-19 ini segera menyebar ke Eropa dan Amerika Utara, dan pada bulan Maret, beberapa bagian dari Amerika Serikat mulai menerapkan tindakan pembatasan dan karantina. Itulah saat Juara Dunia BJJ No-Gi berkali-kali ini mulai berpikir dengan pandangan yang berbeda.

“Dengan sangat cepat, saya mulai menyadari seberapa salahnya saya saat saya mulai mendengar penutupan [dari berbagai tempat],” kata pria berusia 29 tahun ini.

“Mungkin saya akan berkata ada tiga-sampai-empat bulan berselang sejak saya mulai mendengar tentang virus ini pertama kalinya, sampai pada saat banyak orang berbicara tentang kemungkinan menutup berbagai hal karena itu.”

Pada bulan Maret, Gubernur New Jersey Phil Murphy secara resmi memerintahkan 9 juta warga negara bagian itu untuk tetap tinggal di rumah dan melarang kerumunan sosial. Ini juga berdampak pada berbagai bisnis – termasuk sasana Tonon, Brunswick BJJ.

Terbagi antara penutupan dan tak ada kesempatan bernegosiasi terkait sewa gedungnya, “The Lion Killer” melihat investasi barunya ini hilang begitu saja.

“Saya mungkin kehilangan – di antara pengacara, izin, pembangunan sasana, cat, semua itu – total sebanyak 50.000 dolar AS. Saya selalu mengatakan 30.000 dolar, namun saya rasa itu nilai yang terlalu kecil,” katanya.

Terlepas dari pukulan keras sebagai pemilik bisnis, Tonon beruntung memiliki karier utama dalam seni bela diri yang mengizinkannya tetap mendapatkan penghasilan.

Fakta itu tidak hilang dari pandangan grappler sensasional AS ini, dimana itu memberinya perspektif jelas dalam situasi yang membuat kehidupan sangat sulit bagi mereka yang kurang beruntung.

“Terdapat berbagai orang lain yang mungkin baru saja membuka restoran atau apapun, yang menyimpan lebih dari 100.000 dolar AS dan menginvestasikannya ke dalam bisnis yang mungkin memberi makan keluarga mereka,” sebut Tonnon. “Dan tutupnya bisnis tersebut berarti mereka tidak dapat memberi makan anak-anak mereka dan berarti mereka tak dapat membayar sewa atau semua itu.”

“Pengalaman [yang saya lewati] itu membuat saya bersimpati pada semua orang lain yang mungkin menjalani hal serupa, yang berarti jauh lebih besar. Saat situasi itu terjadi, ini tak seperti saya hanya memikirkan diri sendiri. Apa artinya ini bagi seluruh dunia jika ini dapat terjadi pada saya?”

Hari-hari ini, penantang divisi featherweight ini menemukan rumah baru bagi murid-muridnya di North Brunswick dan berlanjut mengajar generasi baru dari seniman bela diri tersebut.

Namun, penutupan sasananya bukanlah pertarungan terbesar Tonon pada tahun 2020 ini.



‘Saya Menyadari Ada Penyakit Yang Nyata’

Bulan Mei lalu, dalam serangkaian video di Instagram, Tonon mengungkap dirinya telah memutus hubungan dengan ayahnya.

Ayahnya itu selalu berkutat dengan alkohol dan ketergantungan obat-obatan terlarang. Bahkan pada masa kecilnya, permasalahan itu memberi dampak mental dan emosional bagi “The Lion Killer” – namun ia selalu menutupi apa yang dirasakannya.

“Sudah cukup lama saya selalu berpikir apakah saya adalah pria yang cukup kuat secara mental, bahwa saya dapat menyingkirkan secara mental segala sesuatu yang telah terjadi dan berkata, ‘Ia melakukan itu, tetapi saya berjuang bagi diri saya,’” ungkap Tonon.

“Saya tak akan mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang tak sehat secara keseluruhan. Saya kira ada kekuatan tertentu dalam [pernyataan] itu. Namun saya belum pernah duduk bersama ayah saya dan mengatakan padanya apa yang saya rasakan tentang seluruh tindakannya, dan bagaimana itu berpengaruh bagi saya, sampai baru-baru ini.”

Titik puncak dari permasalahan ini bagi Tonon tiba beberapa minggu menjelang gelaran ONE: A NEW ERA di Tokyo, Jepang, pada Maret 2019 lalu.

Walau ia sebelumnya mencoba membantu ayahnya secara finansial, “The Lion Killer” tak pernah menyadari isu ini sepenuhnya sampai ia mencoba membawa ayahnya ke Tokyo.

“Saya ingin ayah saya untuk berada di sana, jika ia bisa, maka [saat itu] saya akan melakukan segala sesuatu dalam kemampuan saya untuk membuat itu terjadi,” sebut Tonon.

“Saya duduk bersamanya dan mengatakan bahwa saya ingin dirinya untuk datang ke laga ini. Saya berkata, ‘Yang saya mau lakukan untukmu adalah mengurus seluruh pengeluaran – penerbangan, hotel, makanan, biaya paspor, apapun itu. Yang kamu butuhkan adalah untuk membereskan paspor, dan saya akan mengurus yang lainnya demi membawamu ke sana.’

“Ia berkata, ‘Saya malah berpikir daripada membayar perjalanan ini, kamu cukup memberi saya 400 dolar.’ Ia membawa beberapa tagihan yang belum dibayarkan. Ia berkata, ‘Karena kamu akan melakukan itu untuk saya, saya berpikir kamu lebih baik melakukan ini.’ Saya sangat, sangat terluka dengan itu.”

“Jelas bahwa ia tidak mendengarkan pesan itu. Ia terlalu terpaku pada kesulitan finansialnya, ia bahkan tidak berpikir dua kali tentang itu. Ia menganggap keduanya sama. Itu sangat menyakitkan. Itulah saat saya menyadari ada penyakit yang nyata terjadi. Dan segera setelah saya menyadari itu, saya tahu saya harus berbicara pada mereka yang profesional dan melihat rekomendasi mereka.”

MMA star Garry Tonon introduced before his fight

Saat Tonon memperoleh bantuan dari kalangan profesional, ia mulai mengerti penyakit tersebut dan dampaknya bagi dirinya dan ayahnya. Itu termasuk mempelajari cara mengkomunikasikan perasaannya dan memproses bagaimana adiksi tersebut memiliki peran dalam kehidupannya.

Lalu, setelah keluarganya melakukan intervensi awal tahun ini – yang juga sebagian atas bantuan kekasih Tonon, Olivia, yang juga menjadi konselor berizin – ayahnya pun memasuki rehabilitasi.

Namun, sang kepala keluarga itu memutuskan untuk tidak menyelesaikan program tersebut, yang memaksa “The Lion Killer” memutuskan hubungan.

Itu adalah sebuah keputusan sulit yang harus diambil, tetapi sangat penting bagi bintang divisi featherweight ini.

“Secara keseluruhan, itu membawa berbagai perubahan positif dalam kehidupan saya. Saya tak dapat mengatakan hal yang sama tentang kehidupannya,” sebut Tonon.

“Kami tidak terlalu berkomunikasi lagi, namun saya yakin kami akan bertemu satu saat nanti. Saat ini, itulah dimana segala hal berada. Siapa tahu? Mungkin satu haru nanti ia memutuskan untuk mengambil perubahan positif dalam hidupnya.”

“Saya mengetahui bahwa banyak orang yang cenderung tak ingin mencari bantuan atau menjalani terapi, dan saya tak terlalu yakin mengapa. Tak mudah untuk berbicara pada seseorang tentang hal-hal ini, namun itu sangat membantu dan menguntungkan.”

Masa Depan Yang Cerah

Multi-time Brazilian Jiu-Jitsu World Champion Garry Tonon walks to the circle for his mixed martial arts match

Walau tahun ini sangat berat bagi Tonon, awan gelap itu mulai memudar.

Setelah berbagai kesulitan tersebut, atlet BJJ elit ini berharap mengakhiri tahun 2020 dengan gegap gempita – sebuah ledakan besar – dengan mengalahkan Matsushima Jumat ini dan kemungkinan mengunci kesempatan perebutan gelar Juara Dunia ONE Featherweight pada tahun 2021.

“Cukup lama saya tidak melihat cahaya di akhir ruang gelap ini,” kata Tonon.

“Maka, saya sangat senang bahwa ini setidaknya mengarah pada jalur tersebut.”

Baca juga: Garry Tonon Ingin Bertransisi Mulus Ke Bela Diri Campuran Saat Hadapi Matsushima

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9