Hal Yang Lebih Berharga Dari Gelar Juara Dunia Bagi Demetrious Johnson

Demetrious Johnson IMG_6042

Demetrious “Mighty Mouse” Johnson telah meraih ketenaran, penghormatan dan kekaguman setelah 12 kali menjadi Juara Dunia bela diri campuran, namun tak ada yang lebih penting bagi dirinya selain keluarga. 

Atlet asal Amerika Serikat ini – yang mencetak debutnya bersama ONE Championship melawan Yuya Wakamatsu dalam ajang ONE: A NEW ERA di Tokyo, Jepang, Minggu, 31 Maret – adalah seorang ayah dan suami yang sangat baik.

Istrinya, Destiny, dan ketiga anak mereka: Tyren Krisna yang berusia 5 tahun, Maveryk Allen yang berusia 3 tahun, serta Tanyth Lea yang masih berusia enam bulan, memiliki arti lebih besar daripada apapun, dimana mereka memberi inspirasi bagi dirinya untuk bekerja keras setiap hari dalam sesi latihannya.

“Yang memotivasi saya adalah keluarga saya,” kata Johnson.

“Saya sangat mencintai anak-anak saya, mereka adalah dunia saya.”

Bagi dirinya, karier bagi seorang atlet profesional sangatlah singkat tetapi juga intens. Johnson memgetahui ia harus memaksimalkan waktunya saat dirinya masih berada dalam kondisi puncak, yang berarti bahwa ia harus mengorbankan banyak hal demi terfokus pada latihannya.

Namun, ia juga mengetahui bahwa hari-hari panjang di dalam sasana selama pemusatan latihan selama masa kompetisi diperlukan untuk mengamankan masa depan keluarganya.

Penyesuaian dan pengorbanan yang ia harus lakukan, serta segala usaha yang dilakukannya, memberi dasar yang kuat bagi kehidupan mereka.

“Saya pada dasarnya mendedikasikan hidup dan tubuh saya kepada sebuah olahraga. Saat saya selesai dengan itu, saya ingin selesai bekerja, supaya saya dapat melihat anak-anak saya bertumbuh dewasa dan merawat istri saya,” kata Johnson.

“Saat saya selesai, jika saya tidak mampu menyediakan penghidupan bagi keluarga saya dan saya harus bekerja kembali, itu berarti saya gagal.”

“Itulah ketakutan terbesar saya. Yang memotivasi saya untuk tetap berjuang adalah untuk tidak menyadari ketakutan tersebut.”

Demetrious_Johnson_4.jpg

Johnson dibesarkan oleh seorang ibu yang kuat, yang mengajarinya nilai terbesar dari kerja keras untuk menyokong kehidupan mereka yang dicintainya, namun ia menghadapi banyak tantangan saat usianya masih muda.

Masa kecilnya sarat dengan kekerasan fisik di tangan ayah tirinya, dan ia akhirnya terpaksa harus menelantarkan pendidikan tingginya agar dapat bekerja dan membiayai hidupnya sehari-hari.

Saat dirinya melewati pengalaman tersebut, ia membangun determinasi tersendiri untuk memastikan bahwa dirinya dapat membesarkan anak-anaknya dengan baik.

“Saya ingin memberi anak-anak saya kehidupan yang tidak saya miliki [dan] menyekolahkan mereka ke perguruan tinggi. Itulah yang paling berarti bagi saya,” ungkap warga Washington ini.

Ini juga berarti dirinya akan menghabiskan waktu luangnya bersama mereka sebisa mungkin, saat ia terbebas dari kewajiban untuk berlatih dan terbang untuk berlaga.

“Saya gemar membawa keluarga saya ke pantai, serta senang bermain pasir dengan anak-anak, membangun istana pasir,” katanya.

Kehidupan yang dimiliki keluarga Johnson ini tidak akan mungkin tanpa kehadiran Destiny. “Mighty Mouse” menekankan bahwa istrinya ini berhak mendapatkan penghargaan yang sama bagi kesuksesan mereka, karena dukungan dan kesetiaannya.

Perwakilan AMC Pankration dan Evolve ini mengatakan bahwa istrinya telah berada di sisinya untuk membawa mimpinya menjadi kenyataan dalam berbagai cara sejak awal kariernya – melalui berbagai hal yang mereka lewati.

“Ia telah ada bersama saya sejak laga amatir kedua saya, oleh karena itu ia telah melihat segala yang baik dan buruk,” jelasnya.

“Dari saat tangan saya patah dan ia memandikan saya karena saya tidak dapat mandi sendiri, sampai menemani saya bertemu dengan dokter, dan berada di sana agar saya mengerti untuk meminum obat saya pada waktu yang tepat.”

“Ia pada dasarnya adalah hidup saya – ia sahabat terbaik saya, belahan jiwa saya.”

Ke depannya, Juara Dunia 12 kali ini ingin membayar semua waktu yang dihabiskannya jauh dari rumah, dan itulah fokus utamanya saat kariernya berakhir, namun untuk saat ini, ketika debutnya bersama ONE di Tokyo akan digelar, Destiny tetap berada di sana.

Jika ia akan kembali mengangkat tangannya dalam laga turnamen ONE Flyweight World Grand Prix, ia mungkin akan disibukkan dengan jadwalnya sampai akhir tahun – yang berarti hari-hari di tepi pantai itu akan menjadi sangat terbatas.

Namun, tiap laga akan membawanya semakin mendekati kenyamanan dan keamanan masa depan keluarganya, dimana ia tak akan berhenti sampai dirinya mencapai tujuan tersebut.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9