Halil Amir Vs. Akbar Abdullaev: 4 Kunci Kemenangan Dalam Aksi Featherweight MMA Di ONE Fight Night 22

Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 32 scaled

Aksi featherweight MMA antara Halil “No Mercy” Amir dan Akbar “Bakal” Abdullaev adalah salah satu laga yang paling dinanti di ONE Fight Night 22: Sundell vs. Diachkova.

Membawa rekor profesional 10-0 yang identik dengan tingkat penyelesaian luar biasa, hanya salah satu striker kuat ini yang dapat mempertahankan rekor tak terkalahkan itu saat mereka beradu di jam tayang utama A.S. pada Jumat, 3 Mei, atau Sabtu pagi, 4 Mei di Asia.

Kesamaan mereka menjadikan aksi ini sangat menarik, tetapi perbedaan mereka akan menentukan siapa pemenang dalam laga yang dapat memberi implikasi besar bagi peringkat divisi tersebut.

Berikut adalah kunci kemenangan terbesar bagi kedua atlet jelang laga krusial mereka di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand.

#1 Aksi Tinju Licin Dari Abdullaev

Abdullaev mencetak penyelesaian dalam 10 kemenangan itu – dengan sembilan di antaranya tiba melalui KO – dan tinju adalah senjata utamanya.

Berasal dari latar belakang striking, atlet Kirgistan ini adalah petinju tajam yang tak terlalu mengandalkan kekuatan kasar seperti atlet lainnya, dan lebih terfokus pada jarak, tempo dan penempatan waktu serangan.

“Bakal” beraksi di belakang jab untuk membuka berbagai serangan lanjutannya, dimana ia mengincar celah yang terbuka di pertahanan lawannya agar ia dapat memasukkan pukulannya.

Oh Ho Taek mengalami hal itu pada tahun lalu, saat Abdullaev membaca pergerakannya dan menyerang dengan uppercut keras yang berakhir dengan KO dalam waktu 44 detik saja.

Abdullaev, yang masih berusia 26 tahun, juga sangat berbahaya saat membalas serangan, menggunakan pergerakan kepalanya untuk menghindari bahaya sementara mempersiapkan serangan balasan yang kuat.

Jelas, Amir akan harus sangat berhati-hati saat mengatasi perpaduan kecepatan, kekuatan dan presisi yang mulus itu.

#2 Kekuatan Tambahan Amir Di Divisi Yang Lebih Ringan

Turun dari lightweight – dimana ia meng-KO delapan lawannya dan meraih peringkat lima besar di ONE – Amir merasa sangat yakin bahwa ia memiliki keunggulan kekuatan dalam laga di Sabtu pagi ini.

Bintang Turki itu memiliki potensi untuk mengakhiri laga dalam setiap serangannya, tapi sebagai petarung southpaw, sisi kirinya akan menjadi sangat berbahaya bagi Abdullaev.

Pukulan straight kiri “No Mercy” adalah senjata yang sangat tajam, seperti halnya dengan tendangan kiri itu, dimana keduanya bekerja dengan baik dalam laga antar kuda-kuda terbuka seperti ini.

Semua itu terpadu dengan baik saat Amir mulai melukai lawannya dengan tendangan keras ke arah tubuh dan memaksa mereka menurunkan tangannya, yang membuka jalur bagi sebuah tendangan tinggi atau pukulan keras dari kiri.

Ia juga gemar beraksi dengan serangan balik, maka jika Abdullaev mencoba menjadi agresor, bintang berusia 29 tahun ini akan siap dan menunggu untuk menghadapi lawannya dengan pukulan, tendangan dan serangan lutut kiri yang keras.

#3 Serangan Memutar Abdullaev

Segala sesuatunya memang berasal dari teknik dasar yang kuat, tetapi Abdullaev juga membawa sorotan besar dalam serangannya.

Sementara ia sangat efisien dan akurat, yang adalah bagian terpenting dalam permainan atlet Kirgistan ini, ia mengetahui kapan waktunya mengeluarkan serangan memutar untuk membuat lawannya kebingungan.

Hal ini terlihat saat Abdullaev mengenai Aaron Canarte dengan spinning back kick ke arah tubuhnya dalam laga mereka pada Juli lalu. Serangan ini mengenai solar plexus pria Ekuador itu dan membuatnya terhuyung, yang memulai urutan penyelesaian bagi dirinya.

Ia juga mencetak KO dengan teknik 360 kick di awal kariernya, yang membuktikan ragam kemampuan yang hanya sekilas terlihat oleh para penggemar ONE sejauh ini.

Yang lebih penting lagi, Abdullaev tidak terlalu sering memamerkan serangan non-ortodoks ini, tetapi sebaliknya membangun dasar serangannya dari teknik untuk membaca lawan sebelum melepaskan aksi spektakuler saat ia sudah melihat permainan lawannya.

#4 Aksi Clinch Amir

Amir adalah striker yang kompeten, tetapi jika kecepatan dan footwork Abdullaev terlalu sulit bagi dirinya, ia juga dapat menerapkan aksi clinch dan permainan atas yang kuat.

Petarung favorit penggemar asal Turki ini selalu berusaha melengkapi arsenalnya, dimana ia melakukan pemusatan latihannya di Dagestan bersama dengan beberapa pegulat MMA terbaik dunia.

Amir dapat mencoba menghancurkan serangan lawannya dengan mengamankan clinch via collar tie, dimana ia akan dengan senang hati melayangkan lututnya.

Jika ia dapat menyeret Abdullaev ke atas kanvas dari posisi tersebut, “No Mercy” dapat menerapkan lebih banyak lagi serangan kerasnya.

Ia memiliki ground-and-pound keras dan membawa ancaman serius dalam teknik submission – sesuatu yang belum pernah dialami oleh “Bakal” terlalu sering dalam perjalanannya bersama ONE sejauh ini.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9