Harapan Besar Di Balik Julukan Yang Disematkan Pada Paul Lumihi
Banyak yang menggangap bahwa nama adalah doa, dan bagi Paul “The Great King” Lumihi, julukan yang disematkan padanya membawa sebuah harapan besar.
Atlet asal Gorilla Fight Club ini mengisahkan tentang asal mula julukan yang kini ia sandang. Kisah itu bermula di tempatnya berlatih, yang menjadi kawah candradimuka hingga ia bisa menembus pentas dunia.
“Saya waktu itu berhasil mengalahkan lawan yang dinilai lebih kuat,” terang Paul.
“Pelatih yang menyaksikan itu lalu menjuluki saya dengan sebutan ‘The Great’ karena kehebatan saya. Setelah diberikan julukan itu, saya tambahkan kata ‘King’ dibelakangnya karena saya memiliki harapan untuk menjadi raja sebuah divisi dalam ajang internasional.”
Paul mengaku menaruh harapan besar pada nama panggilannya. Tidak hanya dari keluarga dan dirinya pribadi, tetapi dari banyak penggemar yang ingin melihatnya menjadi orang Indonesia pertama yang merengkuh sabuk juara di panggung internasional.
Atlet berusia 32 tahun ini bukanlah nama asing di pentas domestik. Ia adalah penguasa divisi featherweight OPMMA dan telah menggenggam sabuk juara sebanyak lima kali sebelum memasuki pentas global.
Dengar rekor 8-4-0, “The Great King” menyandang harapan tinggi untuk berjaya di pentas global.
Atlet kelahiran Manado, Sulawesi Utara ini mengatakan bahwa nama panggilan tidak hanya berperan untuk menggambarkan watak seorang atlet, namun juga bisa menegaskan bagaimana ia berlaga dalam pertandingan.
- Jalan Berliku Yang Paul Lumihi Tempuh Menuju Kegemilangan
- Mike Ikilei Ungkap Mengapa Stefer Rahardian Patut Dicontoh Atlet Muda
- Langkah Awal Yang Membawa Rudy Agustian Pada Dunia Bela Diri
“Saya mempunyai banyak sekali nama julukan, tapi memilih untuk mengambil yang baik untuk saya karena saya pikir nama itu akan terus mengikuti terus sepanjang karier,” ungkapnya.
Paul mengatakan bahwa nama panggilan tidak perlu didapatkan dari para penggemar maupun komentator pertandingan, sebuah nama julukan dapat dibuat oleh sang atlet sendiri atau dari tim pelatihnya demi mendapatkan nama yang bagus.
Atlet spesialis striking ini mengakui bahwa harapan yang disematkan di tengah-tengah namanya tak mudah untuk untuk direalisasikan mengingat sengitnya persaingan para atlet featherweight hebat dari berbagai dunia yang berlaga di atas Circle ONE Championship.
Namun tak ada penyesalan bagi “The Great King” dengan menempuh sebuah langkah besar saat terjun ke dalam peta persaingan dunia. Baginya, sebuah kerja keras bisa mengalahkan berbagai ketidakmungkinan.
“Tidak ada sedikitpun penyesalan dari saya untuk bergabung ke ONE Championship. Saya menganggap ini adalah gunung yang bisa saya daki dan akhirnya kuasai,” tegasnya.
Walaupun terkadang terasa sulit dan pahit saat mendapati mimpinya harus terunda, ia selalu menjanjikan performa terbaik saat berlaga demi memenuhi ekspektasi yang ada di balik ketenarannya.
Terbukti, ia bisa menjadi penguasa dalam kancah domestik meski awalnya tak banyak yang memperhitungkan kemampuannya.
Di tengah masa pandemi COVID-19, Paul tetap menyibukkan diri dengan berlatih sehingga ketika ONE Championship melanjutkan kembali agenda tahun 2020 ini, ia akan berada dalam kondisi prima dan mampu memenuhi mimpi sesuai julukan yang ia sandang.
“Saya mempunyai impian untuk menjadi raja di panggung internasional. Karena itu saya akan tetap menggunakan nama tersebut dalam karier saya,” pungkas Paul.
Baca juga: Rodtang Jawab Tantangan Nguyen Tran Duy Nhat Dan Sebut Nama Ilias Ennahachi