Hari Ini 2 Tahun Silam: Priscilla Catat Kemenangan Kuncian Tercepat Di Divisi Atomweight
Sebagai seorang ratu wushu dari Indonesia, kepiawaian Priscilla Hertati “Thathie” Lumban Gaol dalam striking tentu berada pada level elite. Namun, ia pun mampu membuktikan kedigdayaan dalam ranah ground.
Pada 12 Mei 2018 di Jakarta Convention Center, Priscilla mencatatkan rekor impresif dengan meraih kemenangan kuncian tercepat di divisi atomweight ONE Championship sejauh ini.
Dalam ajang ONE: GRIT & GLORY, Priscilla mengalahkan atlet Filipina Rome “The Rebel” Trinidad tepat pada menit ke 2:27 ronde pertama. Kemenangan impresif tersebut menandai kecemerlangan atlet berusia 31 tahun tersebut di “The Home Of Martial Arts.”
“Waktu itu, saya dapat kesempatan tanding di Jakarta. Saya merasa harus memenangkan pertandingan ini, dan setelah itu catatan kemenangan beruntun pun berlanjut. Saya mendapat banyak jadwal tanding selama 2018 itu,” kenang Priscilla.
Laga melawan “The Rebel” merupakan yang kelima selama kiprahnya di ONE Championship. Empat laga awalnya berkahir imbang, dengan catatan dua kemenangan dan dua kekalahan yang ia alami dalam dua laga perdananya di pentas global.
Kemenangan tersebut tidak hanya menajamkan rekor atlet kelahiran Dolok Sanggul, Sumatera Utara tersebut, tetapi juga memberinya kepercayaan diri tinggi hingga bisa meraih lima kemenangan dalam enam laga pada sepanjang tahun 2018.
- Priscilla Hertati Lumban Gaol Nantikan Laga Impresif Melawan Rika Ishige
- Adrian Mattheis Inginkan Laga Tanding Ulang Demi Jadi Yang Terbaik Di Indonesia
- Eko Roni Percaya Gurdarshan Mangat Bisa Menjadi Ujian Hebat Baginya
Sesaat setelah bel stanza pertama berbunyi, keduanya langsung mengambil inisiatif serangan dengan saling bertukar pukulan dan tendangan. Tak berselang lama, Juara Sikaran Nasional asal Manila tersebut berusaha menjatuhkan Priscilla lewat takedown.
Namun, ketangkasan dan ketenangan Priscilla dalam mengantisipasi serangan memaksa sang lawan berada dalam posisi sulit.
Priscilla berhasil meraih leher Trinidad dan melanjutkannya dengan menerapkan head lock dalam posisi berdiri. Posisi tersebut mampu ia pertahankan saat keduanya terlibat dalam duel di atas matras. Guillotine choke kuat yang Priscilla terapkan memaksa sang lawan untuk tap out.
Pada malam itu, di depan kompatriotnya yang terus meneriakan Indonesia, Priscilla menobatkan diri sebagai peraih kemenangan kuncian tercepat di divisi atomweight wanita.
Priscilla merawat ingatan tersebut dan menceritakan bahwa gerakan itu dilakukannya secara spontan atas arahan sang pelatih, Teguh Wartana.
“Lehernya sudah kedorong dan masih nyangkut. Kata pelatih jangan dilepas! Sampai sudah jatuh pun, saya enggak melepaskan [kuncian itu]. Saat itu, saya benar-benar ikut kata pelatih,” kenang Priscilla.
“Pokoknya, kalau bertanding, saya cuma mendengar instruksi pelatih saja. Biasanya, pelatih sudah mempelajari lawan saya. Pastinya pelatih sudah tahu gerak-geriknya bagaimana.”
Terbukti, saran dari sang pelatih berhasil meruntuhkan pertahanan Trinidad setelah jatuh tersungkur akibat cekikan dan kegigihan Priscilla. Menariknya, teknik kuncian belum begitu dikuasai Priscilla kala itu.
Namun raihan tersebut datang dari upaya terus menerus yang ia jalani selama latihan.
“Ketika latihan, pelatih terus memberi instruksi untuk mengincar leher. Sepanjang satu minggu jelang laga, tiap kali latihan selalu begitu. Saya langsung mengincar leher dan memang momennya pas waktu di pertandingan,” urai Priscilla.
“Saya langsung ingat, karena kalau setiap hari mengulang hal yang sama dan waktunya enggak terlalu jauh dari pertandingan. Jadi masih segar banget dalam otak,” ujar Priscilla.
Kemenangan Priscilla atas atlet berusia 22 tahun tersebut menjadi sebuah momen penting dalam kariernya. Namun, ia mengungkapkan bahwa kemenangan kuncian atas Krisna “Phoenix” Limbaga di Myanmar memberinya rasa sentimen pribadi yang lebih mendalam.
“Kalau melakukan kuncian, saya lebih terkesan saat melawan Krisna Limbaga. Itu saya, kan, juga pakai kuncian. Saya masih baru juga dan bukan tanding di negara saya. Waktu itu di luar [negeri]. Saya pun enggak menyangka bisa mengeksekusi kuncian itu,” kenangnya.
Bagi Priscilla, mencatatkan rekor adalah satu hal, namun ada hal lain yang ingin ia fokuskan jelang laga mendatang.
Saat ONE Championship kembali menggelar laga tahun ini, ia ingin memastikan kesiapan diri demi meraih mimpi terbesarnya.
“Pokoknya setiap kali tanding, saya selalu mengeluarkan yang terbaik. Mau menang atau kalah, itu urusan Tuhan. Yang penting proses waktu latihannya. Ketika di atas ring, saya berusaha mengikuti instruksi dari pelatih. Jadi untuk target seperti menang KO atau pukulan, tidak jadi target,” jelasnya.
“Berharap setelah COVID-19 ini selesai saya dikasih kesempatan buat bertanding lagi, biar bisa mengulang kejayaan-kejayaan tahun 2018 itu,” tutup Priscilla.
Baca juga: Hari Ini 5 Tahun Silam: Stefer Rahardian Jalani Debut Profesional