Hari Ini 4 Tahun Silam: Aung La N Sang, Juara Dunia Myanmar Pertama
Hanya sedikit orang yang dapat berkata mereka telah meraih pencapaian bersejarah, dan Aung La “The Burmese Python” N Sang adalah salah satu dari para individu yang sangat langka itu.
Pada hari ini, empat tahun silam, superstar Myanmar ini mengalahkan rival lamanya Vitaly Bigdash untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Middleweight dan menjadi Juara Dunia pertama dari negaranya dalam olahraga mana pun.
Terlebih lagi, ia meraih sabuk emas di hadapan para kompatriotnya, di Thuwunna Indoor Stadium, Yangon.
Menuju laga monumental ini, Aung La N Sang harus membuktikan diri dan menyamakan kedudukan.
Ia telah mendominasi di awal kariernya bersama ONE Championship dengan empat kemenangan mudah dalam laga promosionalnya.
Namun rangkaian sempurna itu berakhir di ONE: QUEST FOR POWER pada bulan Januari 2017, saat bintang Myanmar ini melawan Bigdash, Juara Dunia ONE Middleweight saat itu, melalui pemberitahuan singkat dalam waktu dua minggu. Walau ia menempatkan usaha terbaiknya selama lima ronde, “The Burmese Python” harus mengakui keunggulan atlet kuat Rusia ini via keputusan mutlak.
Aung La N Sang mengetahui ia dapat tampil lebih baik dengan pemusatan latihan penuh, dan segera, panggung pun disiapkan untuk sebuah laga ulang yang epik.
- Pendapat Superstar ONE Tentang Juara Dua Divisi Reinier De Ridder
- 10 Bintang MMA Yang Dapat Berlaga Di Muay Thai Atau Kickboxing
- Hari Ini 3 Tahun Silam: Kalahkan Moraes, Eustaquio Satukan Sabuk Flyweight
Pada 30 Juni 2017, di ONE: LIGHT OF A NATION, Aung La N Sang memasuki Thuwunna Indoor Stadium di ibukota Myanmar untuk laga ulang Kejuaraan Dunia melawan Bigdash. Dan ia memulai aksinya dengan kekuatan luar biasa.
“The Burmese Python” menggoncangkan sang penguasa middleweight dengan sebuah cross, sebelum melepaskan kombinasi pukulan kanan dan kiri yang menjatuhkan pria Rusia itu. Pahlawan tuan rumah ini melanjutkan dengan ground-and-pound, tetapi rivalnya berhasil bertahan melewati stanza pembuka.
Aung La N Sang berlanjut menyerang dalam dua ronde berikutnya, tetapi Bigdash menggunakan arsenal stand-up untuk mempersiapkan takedowns dan menghukum sang penantang di atas kanvas. Pada satu titik, ia bahkan meraih punggung petarung Myanmar ini dan hampir saja mengamankan rear-naked choke.
Sementara keduanya bertukar serangan pada ronde keempat, “The Burmese Python” meningkatkan tekanan dan menyambungkan serangan yang bersih selama lima menit itu. Ia terus mendaratkan serangan, terutama dengan pukulan kanannya, pada stanza penutup, tetapi pria Rusia itu mencetak sepasang takedown dan mengakhiri laga utama ini di posisi guard lawannya.
Setelah lima ronde penuh aksi itu, ketiga juri memberi kemenangan mutlak bagi Aung La N Sang. Para penonton bereaksi dengan penuh kegembiraan saat sosok yang saat itu menjadi sangat emosional menerima sabuk Kejuaraan Dunia ONE Middleweight.
Hanya beberapa saat setelah kemenangan bersejarah itu, “The Burmese Python” berbicara pada Mitch Chilson di dalam Circle dan memberi salah satu kalimat mutiara terbaik sepanjang masa.
“Saya tak dapat melakukan ini tanpa Tuhan. Saya tak dapat melakukan ini tanpa rekan-rekan satu tim saya. Saya tak dapat melakukan ini tanpa kalian, Myanmar,” kata Aung La N Sang.
“Saya tidak berbakat. Saya tidak bagus. Saya tidak cepat. Tetapi bersama kalian, saya memiliki keberanian, saya memiliki kekuatan, saya memiliki apa yang dibutuhkan untuk merebut gelar Juara Dunia!”
Walau kejayaan Aung La N Sang berakhir pada Oktober lalu, pencapaiannya empat tahun lalu ini akan tetap terkenang sebagai tonggak pengharapan dan kebanggaan bagi negara di Asia Tenggara itu.
Baca juga: Martin Nguyen Ingin Jalani Perebutan Gelar Kedua Melawan Thanh Le