Hari Ini 4 Tahun Silam: Stefer Rahardian Cetak Dua Kemenangan Dalam Satu Malam
Hanya dalam satu malam, segalanya berubah bagi Stefer “The Lion” Rahardian.
Debutnya di ONE Championship, 26 Agustus tepat empat tahun silam, menjadi momen bersejarah dalam kariernya.
Kala itu, jelang agenda utama ONE: TITLES & TITANS, Stefer menobatkan diri sebagai Juara Turnamen ONE Flyweight Jakarta usai mengalahkan dua lawan dalam satu malam.
Setelah menyicipi dua kemenangan profesional dalam dua laga pertamanya di kancah nasional, ini merupakan laga internasional seni bela diri campuran perdana bagi Stefer, yang kala itu masih memegang sabuk ungu Brazilian Jiu-Jitsu.
“Pas pertama saya menerima tawaran, saya sempat kaget karena formatnya turnamen dan memungkinkan untuk tanding dua kali dalam satu malam. Saya sempat enggak percaya, karena belum pernah tanding bela diri campuran dengan format begitu,” kenang Stefer.
“Skenario terburuknya, walaupun tentu saya ingin menang, adalah saya bonyok di pertandingan pertama. Sempat ada ragu di situ, khawatir fisik enggak kuat. Karena istirahat antar laga hanya satu jam.”
“Tapi kalau saya enggak ambil, kesempatan itu hilang. Alhamdulilah jalan saya dimudahkan. Walaupun di balik itu, saya sempat tegang.”
- Stefer Rahardian Tajamkan Teknik Tinju Seraya Pulihkan Cedera
- Daya Ledak ‘Dynamite’ Yang Akan Mengiringi Petualangan Eko Roni
- Adrian Mattheis Berbagi Harapan Tentang Kembalinya ONE Championship
Stefer bercerita bahwa sebuah kejadian unik terjadi sebelum pertandingan. Lagu yang diputar saat memasuki arena ternyata berbeda dengan apa yang telah ia siapkan. Namun sepenggal cerita tersebut kini menjadi bagian dari kisah besarnya menuju panggung dunia.
Stefer hanya memerlukan waktu 46 detik untuk mengalahkan Yotha Hutagalung dengan kuncian rear-naked choke. Kemenangan tersebut menandai hal-hal besar dalam karier bela diri pria kelahiran Jakarta ini.
Pada laga kedua, Stefer kembali menunjukan kedigdayaanya dengan mengalahkan Hendrick Wijaya dalam laga final lewat teknik cekikan yang sama. Tepat pada menit ke 1:36 ronde pertama, Stefer mengakhiri laga sekaligus menasbihkan namanya sebagai juara Turnamen ONE Flyweight Jakarta.
Ini berarti Stefer memenangi empat laga seni bela diri campuran pertamanya lewat teknik yang sama.
“Sebenarnya saya tidak fokus untuk selalu menang dengan rear-naked choke – saya menyukai semua teknik kuncian. Tapi saya memang suka banget meraih posisi back mount, karena salah satu legenda BJJ favorit saya, Marcelo Garcia, sering mendapatkan posisi ini,” ungkap Stefer.
“Tubuhnya kecil dan dijuluki “The Human Backpack” karenanya. Permainannya simpel dan enggak aneh-aneh. Menurut saya, rear-naked choke membutuhkan kecepatan, dan ketika sudah dapat posisi belakang lawan, saya merasa aman. Kebetulan saya sering dapat momentum itu.”
Raihan tersebut menjadi sebuah pembuktian tentang kapasitas Stefer. Catatan ciamik tersebut ia teruskan hingga meraih lima kemenangan lainnya di panggung dunia ONE Championship.
Kini, setelah empat tahun berkarier di pentas global, Stefer layak menjadi salah satu atlet bela diri campuran terhebat yang lahir di Indonesia. Namun, dua kemenangan penuh daya magis pada malam itulah yang menjadi penerang bagi jalur yang Stefer tempuh.
“Saya senang dan melihat itu sebagai faktor penting, karena enggak banyak orang yang beruntung bisa mendapatkan kesempatan untuk membuktikan diri.”
“Saya dapat kemudahan, dan itu semua karena tim memberikan program latihan yang sangat solid,” tutur produk Bali MMA ini.
“Saya selalu diingatkan jika ingin berjuang dalam bela diri campuran, maka saya harus menunjukan totalitas,” pungkas Stefer.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Anda Wajib Menyaksikan ONE: A NEW BREED