Seni Bela Diri Membawa Jonathan Haggerty Ke Jalur Yang Tepat
Pendekatan yang membawa Jonathan “The General” Haggerty merajai dunia bela diri juga telah membawanya dalam jalur kehidupan yang tepat.
Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai – yang akan mempertahankan sabuknya untuk pertama kali melawan Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon dalam ajang ONE: DAWN OF HEROES pada hari Jumat, 2 Agustus – mempelajari para pesaingnya agar ia dapat memilih langkah yang tepat di dalam ring.
Tumbuh besar di area Wharf Road di London, ia menggunakan pendekatan tersebut terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya, untuk menghindari nasib yang sama seperti teman-temannya yang masuk penjara.
British prodigy Jonathan Haggerty was destined for greatness in the sport. He defends his ONE Flyweight Muay Thai World Title against Rodtang in a battle for the ages!🗓: Manila | 2 August | 7PM | ONE: DAWN OF HEROES🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/oneheroes19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter
Posted by ONE Championship on Tuesday, July 16, 2019
“Lingkungan saya cukup keras. Anda akan berjalan ke satu arah atau yang lain – ke arah yang buruk atau yang baik,” Jonathan menjelaskan.
“Saya dapat mengamati dengan baik tiap kesalahan yang seseorang lakukan. Saya akan melihat konsekuensinya dan berpikir, ‘Saya tidak menginginkan itu.'”
“Saya akan melihat bagaimana banyak orang menjalani kehidupannya, dan mereka berjuang karena mereka memilih jalur [yang salah]. Saya akan berpikir, ‘Mungkin jika saya menyeberang, saya akan berkembang dan tidak akan berjuang [mengatasi kesulitan].’”
Masa kecil atlet kelahiran London ini hampir sama seperti banyak orang lainya. Ia memiliki sebuah kelompok pertemanan yang bersamanya semasa sekolah, dan menghabiskan waktu senggang mereka bermain sepak bola.
Namun, seperti di belahan dunia lainnya, ia melihat bagaimana kejahatan merusak teman-temannya selagi mereka beranjak dewasa.
The razor-sharp elbows of ONE Flyweight Muay Thai World Champion Jonathan Haggerty collide with red-hot Rodtang on 2 August! 🗓: Manila | 2 August | 7PM | ONE: DAWN OF HEROES🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/oneheroes19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter
Posted by ONE Championship on Wednesday, July 10, 2019
Daya tarik dari uang dan reputasi yang mudah didapatkan membawa banyak anak muda ke dalam jalur yang gelap, tetapi “The General” tidak pernah melepaskan pandangannya dari gambaran besar kehidupannya. Ia melihat beberapa masa depan yang buruk di penjara untuk beberapa orang, dan ia tidak sedikitpun menginginkan hal tersebut bagi dirinya maupun teman-temannya.
“Saya mengenal beberapa orang yang mengambil keputusan yang salah, dan saat ini mereka berada di penjara. Saya [dahulu] mencoba membawa mereka ke arah yang benar, tetapi kita tidak dapat memaksa seseorang untuk melakukan apa yang mereka tidak ingin lakukan,” sebutnya.
“Saya masih berbincang dengan mereka, tetapi saya berharap mereka dapat berakhir di jalur yang benar. Mereka adalah teman-teman baik saya, tetapi jelas bahwa saya belajar dan mengamati dengan baik.”
Jonathan mengikuti jejak ayahnya untuk masuk ke dalam dunia bela diri pada usia 8 tahun, dimana hal ini memberinya fokus yang ia butuhkan untuk menjauh dari kehidupan jalanan.
Ia mulai berkompetisi dalam disiplin Muay Thai pada umur 12 tahun, sebelum ia memasuki masa remaja dimana banyak anak-anak muda dapat saja mengarah ke lingkungan yang berbahaya.
Sebaliknya, atlet berusia 22 tahun ini menginginkan kejayaan dalam dunia bela diri lebih dari ‘reputasi jalanan,’ yang membuatnya tidak beralih ketika ada gangguan muncul.
“[Muay Thai] membuat saya sibuk, dan ini sebenarnya adalah hal yang utama,” ia menjelaskan.
“Jika saya tidak sedang sibuk, pikiran saya akan berada di tempat lain. Siapa yang tahu saya akan berakhir dimana tanpa sasana saya, ayah saya dan keluarga saya.”
“[Tetapi] sebenarnya [kehidupan] saya tidak terlalu kaku – saya akan pergi ke beberapa pesta – tapi hal utamanya adalah untuk meluangkan waktu berlatih dan tetap memiliki dedikasi. Itu sangat sulit, tapi saya anak yang pintar. Pikiran saya selalu terfokus, dan saat ini, [hasilnya] ini terlihat.”
“The General” belajar untuk memiliki sedikit teman dekat untuk menjauh dari pengaruh negatif dan keteguhan pikiran untuk menolak keuntungan cepat jangka pendek, dimana ia memilih untuk berkonsentrasi pada karir jangka panjangnya.
Hal ini menjelaskan mengapa Jonathan menjadi Juara Dunia Muay Thai saat ia remaja, serta mengapa saat ini ia berada di puncak peringkat dalam organisasi bela diri terbesar di dunia di usianya yang masih muda.
Sekarang, ia juga meluangkan waktu untuk meyakinkan bahwa generasi selanjutnya di London memiliki sesuatu untuk menjauhkan mereka dari masalah. Di samping karirnya yang kompetitif, ia juga memberikan waktu untuk melatih generasi di bawahnya bersama sasana milik keluarganya.
Jonathan pernah berada di posisi mereka dan ia telah melihat bagaimana kehidupan mereka dapat berubah. Dengan statusnya, ia berharap dapat memberikan inspirasi bagi orang lain untuk menjalani perjalanan yang sama.
“Hal itu [tadinya] sangat sulit, tetapi saat itulah ayah saya turut campur, dan dengan tuntunannya, saya menjalani jalur yang tepat. Saya hari ini sangat bersyukur karena itu,” katanya.
“[Penjara] bukanlah tempat dimana saya ingin berada. Tempat saya saat ini adalah dimana saya ingin berada.”