‘Ia Selalu Dukung Saya’ – Superlek Kenang Saat Kehilangan Pamannya Jelang ONE 165
Dukungan yang tepat seringkali sangat krusial bagi kesuksesan seseorang, dan “The Kicking Machine” Superlek Kiatmoo9 melewati setiap langkah dalam perjalanan seni bela diri yang luar biasa ini bersama pamannya, Pun Iamsiri.
Namun, laga utama superstar Thailand itu melawan Takeru Segawa di ONE 165 pada hari Minggu ini akan menjadi pertama kalinya ia berkompetisi tanpa Pun yang langsung menonton atau mendukungnya dari kejauhan.
Dalam persiapannya jelang pertahanan gelar Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing itu, yang akan berlangsung di Ariake Arena, Tokyo, Superlek mendapat kabar mengejutkan bahwa pamannya itu meninggal dunia.
Mengenang salah satu suporter terbesarnya ini, “The Kicking Machine” berkata:
“Paman saya adalah sosok yang menikmati olahraga tarung. Ia menonton hampir setiap laga saya. Ia selalu datang mendukung saat saya bertarung di Lumpinee Stadium lama atau di Rajadamnern Stadium. Ia juga suka meonton rekan satu tim saya berlatih.
“Saya selalu merasa sangat senang saat paman saya mendukung. Senang melihat anggota keluarga saya datang menonton dan menikmati pertarungan itu.”
Ini menjadi pukulan besar bagi Superlek yang menerima berita itu jelang laga kolosalnya melawan ikon Jepang Takeru, tetapi tak ada keraguan bahwa pamannya akan ingin laga ini terus berjalan.
Maka, daripada menutup diri, pria berusia 28 tahun ini melanjutkan latihannya dengan hati yang berat:
“Saya ada di pemusatan latihan saat ia meninggal. Hari itu, ibu saya menghubungi. Ini tidak biasa karena ibu saya sangat jarang menelpon saya, tapi saya melewatkan itu karena saya sedang mengajar.”
“Lalu, saudara saya mengirim pesan dan menanyakan apakah saya bisa pulang. Saya bertanya, ‘Kenapa saya harus pulang?’ Dan ia berkata, ‘Apakah kamu tak tahu pamanmu baru meninggal?’ Saya terkejut untuk sementara waktu. Lalu saya mengetahui bahwa ia meninggal karena sakit.”
“Tetapi keluarga saya berkata saya harus tetap berlatih. Pulang hanya untuk penguburan. Saya pulang untuk menghadiri penguburan itu di pagi hari, dan langsung kembali ke sasana di malam hari.”
Superlek: ‘Saya Bertarung Untuk Keluarga Saya’
Setelah menjadi petarung dan berkarier selama bertahun-tahun, Superlek Kiatmoo9 mempelajari cara menyikapi pertarungan sebagai pekerjaan dan memisahkan itu dari kehidupan pribadinya.
Untuk alasan tersebut, ia mampu menjaga dirinya dengan baik untuk menyelesaikan pemusatan latihan jelang ONE 165 itu – bahkan di hadapan kehilangan luar biasa ini.
Satu hal lain yang tetap membuatnya bergerak maju adalah keyakinan bahwa mendiang pamannya, Pun Iamsiri, akan melihat ke bawah dan tetap mendukungnya saat ia mengincar kemenangan monumental atas Takeru Segawa pada 28 Januari ini:
“Kepergian paman saya tak mempengaruhi persiapan saya, karena saya adalah pria yang dapat memisahkan urusan pribadi dari latihan.”
“Saya yakin paman saya akan mengikuti laga saya dari atas sana. Ia akan menunggu untuk melihat kesuksesan saya di sana.”
Karena besarnya skala dari laga ini, Superlek tak membutuhkan lebih banyak inspirasi lain untuk meraih kesuksesan, tetapi keinginan untuk memberi aksi tak terlupakan demi kenangan akan pamannya jelas menambah dorongan bagi semangatnya.
Saat ia memasuki arena untuk menghadapi Takeru di hadapan para penggemar tuan rumah yang mendukung striker Jepang ini, perwakilan Kiatmoo9 Gym ini ingin mencetak pernyataan tegas dan mempertahankan gelarnya dengan cara empatik.
Ia menambahkan:
“[Termasuk bagi paman saya], saya akan bertarung untuk semuanya. Saya bertarung untuk keluarga saya dan masyarakat Thailand. Saya ingin menjaga sabuk ini tetap di Thailand.”
“Saya memiliki banyak motivasi untuk laga ini. Saya dapat mempertahankan sabuk saya di Jepang melawan petarung teratas di sana. Saya ingin menunjukkan pada semua orang Jepang bahwa saya dapat mengalahkan pahlawan mereka.”
“Saya sangat ingin meng-KO dirinya secepat mungkin, walau saya tahu ini takkan menjadi tugas yang mudah.”