‘Idola Jadi Lawan’ – Adrian Mattheis Ingin Cetak KO Atas Alex Silva
Dalam olahraga tarung, tak semua orang bisa mendapatkan kesempatan bertemu idolanya, terlebih untuk bertanding, seperti yang saat ini dialami oleh Adrian “Papua Badboy” Mattheis.
Bertahun-tahun penantian itu memang berbuah manis, karena atlet bela diri campuran kebanggaan Indonesia ini mendapatkan kesempatan mewujudkan salah satu impian besarnya.
Di ajang ONE: LIGHTS OUT, Jumat, 11 Maret ini, Adrian akan menghadapi mantan Juara Dunia ONE Strawweight yang kini menempati posisi kelima dalam peringkat, Alex Silva.
Diceritakan oleh perwakilan Tigershark Fighting Academy ini, dirinya mengaku telah menanti momen spesial itu sejak pertama kali melihat Silva di layar kaca pada tahun 2016 silam.
Saat itu, Adrian memang masih mengenyam pendidikannya, namun pria Indonesia Timur ini juga telah memulai karier dalam dunia bela diri amatir.
“Saat saya masih kuliah, saya sering menonton laganya di ONE. Ia dulu mantan Juara Dunia dan sampai sekarang masih menjadi salah satu grappler terbaik di ONE.”
“Waktu itu saya juga sudah terjun [bertanding], namun belum sampai masuk ke ONE. Saya masih di skena nasional. Pertama kali saya menonton laga Silva di ONE itu saat ada acara bersama coach Zuli, sejak itu saya bermimpi melawan idola saya. Itu tahun 2016.”
Adrian Mattheis tentang idolanya, Alex Silva
Enam tahun tidaklah singkat, namun Silva tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu penantang teratas divisi strawweight yang wajib diperhitungkan.
Secara pribadi, Adrian melihat kemenangannya atas pemegang sabuk hitam BJJ itu akan membawanya memasuki jajaran elite lima besar divisinya.
“Silva dan saya berlatih melakukan yang terbaik. Saya akan berusaha sekuat tenaga dan [beraksi] semaksimal mungkin.”
“Jika saya punya rezeki, saya akan memberi kekalahan ke Silva. Selebihnya, Tuhan yang bekerja.”
Adrian Mattheis tentang laganya melawan Alex Silva
Andalkan Striking Keras Demi KO Silva
Mengetahui bahwa Alex Silva akan menjadi lawan yang sangat berbahaya di posisi ground, berkat teknik submission elite yang diasahnya bersama sasana Evolve selama ini, Adrian juga turut mengasah kemampuan gulatnya demi menangkal arsenal lawannya di atas kanvas.
Jika ia mampu mempertahankan laga ini di atas kaki, barulah “Papua Badboy” akan mengeluarkan teknik striking terbaiknya, seperti diungkap di bawah ini:
“Karena saya akan berhadapan dengan seorang grappler, saya terfokus untuk tidak bermain dalam ranah lawan saya. Saya akan mencoba membawa laga ke ranah saya, supaya dapat membalikkan situasi.”
“Jadi, ketika ia mencoba [meyarangkan] takedown, saya akan dapat menanganinya dan tetap berada di atas kaki. Jika saya dibawa ke bawah, saya akan mampu mengimbanginya meski ia menyandang sabuk hitam.”
Spesialis striking berusia 28 tahun ini memiliki catatan yang sangat baik bersama ONE. Ia menyandang penyelesaian terbanyak dalam sejarah divisi strawweight bela diri campuran ONE (8) dan berbagi posisi teratas untuk KO terbanyak (4).
Dengan modal tersebut, Adrian berkata dirinya ingin mencetak penyelesaian besar atas idolanya itu, terutama dengan keunggulan usia yang dimilikinya.
“Menaklukkan Silva itu satu saja, kak, kita berdua akan beradu kekuatan! Untuk itu, saya sudah memikirkannya dan meneliti pertandingannya.”
“Jika pada ronde pertama saya tidak berhasil di takedown, maka pada ronde kedua dan ketiga, saya akan berusaha untuk menghabisinya. Jika dilihat dari faktor usia, walau ia [jauh lebih] berpengalaman, saya masih unggul karena lebih muda.”
Adrian Mattheis tentang penyelesaian atas Alex Silva
Karena itu, “Papua Badboy” pun memastikan bahwa dirinya mampu mencetak penyelesaian atas idolanya itu – terlebih saat mengetahui Silva juga mengalahkan dua mantan lawannya, Rene “The Challenger” Catalan dan kompatriotnya Stefer “The Lion” Rahardian.
Kemenangan atas Silva juga akan membuktikan bahwa Adrian memang patut diperhitungan dalam divisi strawweight, terutama jika ia memasuki jajaran lima besar divisi ini.