Ikatan Kuat Aziz Calim Dan Abro Fernandes Dengan Han Academy

Indonesia's own Abro Fernandes raises his arm in vitory

Dua atlet kebanggaan Indonesia, Aziz “The Krauser” Calim dan Abro “The Black Komodo” Fernandes, memang telah meraih prestasi tersendiri di atas panggung dunia ONE Championship.

Tetapi, kedua atlet ini pun menyadari bahwa seluruh pencapaian individu mereka tak lepas dari tangan dingin para pelatih di sebuah sasana di Solo, Han Academy, yang telah mengembangkan kemampuan mereka sejak awal – begitu pula dengan banyak atlet profesional lainnya dalam disiplin mereka masing-masing.

Sasana ini telah menjadi salah satu pusat pelatihan terbaik di Indonesia berkat arahan dan nasehat pelatih kepala sekaligus pendirinya, Yohan “The Iceman” Mulia Legowo, yang juga masih aktif berlaga dalam disiplin bela diri campuran di “The Home Of Martial Arts.”

Aziz Calim, seorang atlet muda berbakat asal Indonesia, pertama kali diperkenalkan pada disiplin ini saat dirinya mulai menjalani latihan rutin di Han Academy.

“Saya sebenarnya tidak mencari sasana bela diri campuran pada awalnya,” jelas Aziz. “Saya mulanya [hanya] mencari sasana di dekat rumah untuk berlatih tinju.”

Aziz Calim IMG_0243.jpg

“The Krauser” menjelaskan bahwa ia tidak memiliki rencana apapun selain berlatih tinju, namun sedikit demi sedikit, atlet berdarah Indonesia-Filipina ini mulai tertarik pada disiplin bela diri campuran dan mulai turut berlatih dalam olahraga baru bagi dirinya ini.

“Sebenarnya, saya tak sengaja menekuni olah raga ini,” jelas Aziz.

“Saya hanya berlatih sebaik mungkin dan tiba-tiba Coach Yohan mendaftarkan saya ke beberapa pertandingan amatir yang saya menangkan. Lalu, saya juga disertakan ke seleksi OPMMA, yang saya kira saat itu hanyalah pertandingan biasa.”



Pria yang mewakili Han Academy ini menjelaskan bahwa dirinya pertama kali memasuki karier profesional melalui sebuah pertandingan, dimana ia tidak sepenuhnya memahami nilai dari laga itu sendiri. Pada saat itu, Aziz mengira ini adalah sebuah laga biasa seperti yang dahulu kerap diikutinya.

“Saat saya dipanggil untuk bertanding, Coach Yohan tidak mengatakan bahwa ini adalah pertandingan profesional,” jelasnya. “Dia hanya bilang ada pertandingan, [dan] saat saya [melakukan] walkout, ternyata banyak kamera yang memotret dan merekam saya!”

Terkesan dengan awalan luar biasa ini, atlet muda ini berlanjut menekuni bela diri campuran dengan bimbingan sang pelatih. Ia pun mengatakan bahwa dirinya telah banyak mengunjungi berbagai sasana lain untuk berlatih bersama beberapa pelatih dan atlet lainnya, namun ia menegaskan bahwa Han Academy akan menjadi rumahnya untuk jangka waktu yang panjang.

https://www.instagram.com/p/CCa-xjtBcZ4/?utm_source=ig_web_copy_link

“Saya pernah berlatih di beberapa tempat lain, seperti di sasana milik Rudy Agustian,” katanya.

“Tetapi, saya tidak pernah berpikir untuk keluar [dari Han Academy], kami memiliki ikatan yang bagus, dan coach Yohan tetap terus mendorong saya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.”

Aziz mengatakan bahwa motivasi dan pelatihan yang diberikan Yohan itulah yang membawanya menjadi atlet kelas dunia seperti saat ini. Aziz mengatakan bahwa Yohan  ingin melihatnya menjadi Juara Dunia ONE Strawweight, dimana dirinya juga ingin membawa nama sasananya di kancah internasional.

Abro Fernandes ONE WARRIORS CODE DC 7683.jpg

Ternyata, sentimen yang sama dirasakan oleh rekan latihan “The Krauser,” Abro “The Black Komodo” Fernandes. Abro menjelaskan bahwa ia telah dibimbing oleh Yohan sejak awal mula dirinya terjun dan berkarier di dalam dunia bela diri campuran.

“Saya memulai karier bela diri campuran saya dengan seluruh pelajaran yang saya dapatkan dari Han Academy,” katanya.

“Saya mungkin tak akan mampu menjadi atlet seperti sekarang, jika tidak dibimbing oleh Coach Yohan dan arahan rekan-rekan saya di Han Academy.”

Abro mengatakan bahwa sasana ini menjadi lebih daripada sebuah sarana, melainkan sebuah keluarga besar bagi dirinya. “The Black Komodo” menjelaskan bahwa seluruh teman berlatihnya sudah menjadi layaknya kakak dan adik – yang seringkali membutuhkan bimbingan dan sebaliknya juga dapat membimbingnya.

“Saya pribadi tidak akan pernah memiliki pikiran untuk keluar dari sasana ini. Tempat ini telah menjadi sesuatu yang sangat spesial bagi saya,” tegas Abro.

“Walau nanti saya akan mencoba berlatih di sasana lainnya demi mempertajam kemampuan saya, saya akan tetap kembali ke sasana ini.”

Baca juga: Persepsi Stefer Rahardian Tentang 5 Atlet Teratas Divisi Strawweight

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9