Inspirasi Dari Perjuangan Eduard Folayang Untuk Keluar Dari Kemiskinan

Folayang Sangiao ADUX0350e web e1514036043290

Hari Jumat, 31 Januari ini, Eduard “Landslide” Folayang akan mencoba mengembalikan dirinya ke puncak divisi lightweight yang sarat dengan atlet elit.

Folayang akan berlaga melawan Pieter “The Archangel” Buist di Mall Of Asia Arena, Manila, Filipina dalam ajang ONE: FIRE & FURY.

Jelang laga menarik di depan para kompatriotnya ini, “Landslide” melihat kembali segala sesuatu yang dicapainya dalam hidup, serta orang-orang, komunitas dan lingkungan yang membesarkannya.

Mendukung Keluarga Melalui Seni Bela Diri

Bertumbuh dewasa di Baguio, Filipina, keluarga Folayang memang sangat miskin. Atlet Filipina ini adalah salah satu dari sembilan anak, yang lima diantaranya meninggal dunia karena penyakit, hanya karena mereka tidak memiliki akses fasilitas kesehatan yang baik.

Ayahnya bekerja sebagai buruh dan petani paruh watktu, sementara ibunya bekerja di sebuah tempat cuci pakaian otomatis, dimana mereka juga tidak pernah belajar membaca dan menulis. Itu adalah sesuatu yang mereka pastikan tidak terjadi pada anak-anak mereka.

“Orang tua saya mengorbankan banyak hal untuk membawa kami ke sekolah. Terkadang, mereka juga meminjam uang untuk membayar biaya pendidikan kami,” kenang Folayang.

“Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak terfokus hanya pada satu pekerjaan, mereka menemukan pekerjaan yang dapat mereka lakukan supaya itu dapat memenuhi kebutuhan kami saat itu.”

Walau orang tuanya berharap dirinya nanti akan menjadi perwira polisi setelah pendidikannya, Folayang memiliki rencana lainnya. Ia mempelajari seni bela diri dan mengambil beasiswa wushu untuk membantu usahanya dan mengurangi beban orang tuanya. Itu adalah keputusan yang mengubah kehidupan atlet muda ini untuk selamanya.

Setelah terbukti memiliki bakat yang cukup untuk bergabung dengan Tim Wushu Filipina, Folayang memenangkan 11 medali, termasuk tiga medali emas di SEA Games. Sebagai tambahan, selagi ia masih aktif berpartisipasi dalam disiplin tersebut, ia beradaptasi untuk masuk ke dalam arena bela diri campuran pada tahun 2007.

Terinspirasi untuk bekerja sekeras kedua orang tuanya, ia melakukan semua itu selagi mengajar bahasa Inggris dan Olahraga di sekolah menengah atas setelah lulus dari Universitas Cordilleras.

Sebagai anggota terbaik dari Team Lakay, “Landslide” mencetak debut profesionalnya untuk sebuah promotor Filipina pada bulan Juni 2007, dimana ia menjadi juara tak terkalahkan dalam divisi welterweight. Ia mencetak KO atas sang juara pada ronde pertama dan merebut gelar itu. Lalu, seni bela diri pun menjadi cara bagi dirinya untuk menginspirasi orang lain melalui kemampuannya.

“Alasan saya berkompetisi adalah karena saya memiliki semangat untuk itu, dan karena saya mengetahui Tuhan telah memberi saya kemampuan untuk mempengaruhi rekan-rekan senegara saya,” kata Folayang.

“Terdapat banyak permasalahan di Filipina. Kami menyaksikan dampak narkoba pada masyarakat.”

“Sebagai seorang atlet, saya ingin memberi inspirasi pada para pemuda untuk tidak membuang hidup mereka di narkoba, tetapi juga untuk menemukan tujuan dari keberadaan mereka – untuk mencari tahu apakah mereka memiliki bakat dalam olahraga atau area manapun.”

Menjadi Juara Dunia Dan Pahlawan Filipina

Folayang meraih delapan kemenangan lainnya dan satu kekalahan sebelum bergabung bersama ONE pada tahun 2011, dimana ia berpartisipasi dalam laga utama di ajang perdana organisasi tersebut, ONE: CHAMPION VS CHAMPION, dan mengalahkan A-Sol Kwon melalui keputusan mutlak.

Walau “Landslide” mengalami beberapa hasil yang berbeda pada tahun berikutnya, ia memiliki determinasi untuk mengubah arah perjalanan hidupnya dan kembali dengan lebih kuat.

“Saya mengambil waktu istirahat, kembali berpikir, serta mengevaluasi kembali karier saya,” jelasnya.

“Saya tahu saya harus berlanjut menjadi seorang seniman bela diri. Saya mengetahui saya harus bertahan. Saya mengetahui yang terbaik dari saya masih ada di dalam saya.”

Hampir selama tahun 2015, Folayang rutin terbang ke Amerika Serikat untuk mengasah kemampuannya. Ia mengunjungi berbagai sasana untuk mengembangkan teknik striking dan gulatnya, dimana hasilnya hampir langsung terlihat.

Atlet Filipina ini kembali ke ONE pada tahun 2016, dimana ia menjalani tahun terbaik dalam kariernya.

Ia mendominasi debutan Jepang Tetsuya “MMA Fantasista” Yamada melalui keputusan juri pada bulan Januari, sebelum meraih kemenangan besar atas atlet Australia Adrian “The Hunter” Pang tujuh bulan kemudian, serta mengalahkan Shinya “Tobikan Judan” Aoki untuk merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Lightweight di bulan November.

Segera setelah mengalahkan legenda hidup dan menyadari tujuan hidupnya untuk menjadi seorang Juara Dunia, Folayang segera mendapatkan posisi yang dahulu tidak disangkanya, tetapi ia pun menyambutnya dengan gembira.

“Menjadi Juara Dunia memberi saya kesempatan untuk menyentuh kehidupan banyak orang. Bahkan dengan hanya memberi para penggemar satu malam, satu penampilan yang dapat membuktikan pada mereka bahwa segala sesuatunya memungkinkan jika anda sangat menginginkannya, itu sangat berarti bagi saya,” kata Folayang.

Langkah Selanjutnya

Mempertahankan gelar Juara Dunia, bukan untuk kejayaan tetapi untuk memampukan dirinya untuk memberi harapan dan keyakinan untuk meraih apapun bagi rakyat Filipina, adalah misi utama atlet berusia 36 tahun ini.

Untuk sementara waktu, ia berdiri sebagai salah satu yang terbaik dalam divisi lightweight ONE, di puncak rantai makanan yang sarat dengan ancaman besar. Lalu, pada bulan April 2017 di ajang ONE: KINGS OF DESTINY, Folayang sukses mempertahankan gelar Juara Dunia miliknya untuk pertama kali dengan sebuah kemenangan mutlak atas atlet Malaysia Ev “ET” Ting.

Pada akhir tahun 2017, “Landslide” terpaksa kehilangan sabuk tersebut. Namun ia telah dengan pasti menjajaki jalur untuk kembali ke puncak divisi lightweight, dan hari Jumat ini, ia akan membuktikan mengapa ia masih menjadi sebuah kekuatan yang patut diperhitungkan di dalam Circle ONE.

Baca juga: Bagaimana Cara Menyaksikan ONE: FIRE & FURY

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9