‘Itu Tak Pernah Tentang Uang’ – Cara Kecintaan Reinier De Ridder Akan Seni Bela Diri Beri Motivasi Untuk Jalankan Sasana Elite

Tye Ruotolo Reinier de Ridder ONE Fight Night 10 33

Juara Dunia ONE Middleweight MMA Reinier de Ridder menjalani impian seni bela diri itu.

“The Dutch Knight” akan segera mempertahankan sabuk emasnya dalam sebuah laga ulang yang sangat panas dan ditunggu, melawan penguasa heavyweight dan light heavyweight MMA Anatoly “Sladkiy” Malykhin di laga utama ONE 166: Qatar dari Lusail Sports Arena pada 1 Maret nanti.

Laga masif Juara Dunia vs. Juara Dunia itu akan berlangsung 15 bulan setelah pria Rusia itu memberi kekalahan perdana di sepanjang karier profesional De Ridder, dan merebut gelar Juara Dunia ONE Light Heavyweight MMA dalam prosesnya.

Terlepas kekalahan berat itu, petarung Belanda berusia 33 tahun ini menemukan rasa stabil dan nyaman di sasana miliknya, dimana ia telah menjalankannya selama tujuh tahun terakhir bersama pelatih, rekan latihan dan sabahatnya, Harun Ozkan.

De Ridder berbicara pada onefc.com/id Combat Brothers, sasananya yang berkembang pesat itu:

“Saya dan saudara saya, sahabat saya, kami telah melakukan ini bersama-sama setelah sekian lama. Kami selalu berbagi darah, keringat dan air mata di atas matras. Ia membantu saya melewati seluruh pertarungan saya, maka itulah dimana segala sesuatunya dimulai.”

Setelah berbagi lokasi dengan sebuah sasana CrossFit selama beberapa tahun, Combat Brothers kini menjadi fasilitas independen yang dipenuhi oleh para murid dari berbagai latar belakang – mulai dari anak-anak, pekerja kantoran, sampai petarung profesional elite.

Sementara De Ridder memang menghabiskan sebagian besar waktunya terfokus pada latihannya sendiri, ia berkata bahwa aspek paling berarti saat menjalankan Combat Brothers adalah menyebarkan gairahnya akan seni bela diri pada orang lain:

“Saya tak mendapatkan kesempatan untuk mengajar setiap hari karena itu adalah pekerjaan yang berat.”

“Tapi saya mengajar beberapa kali seminggu, dan selalu menyenangkan untuk melihat orang normal, bukan mereka yang mencari uang dari ini dan mendedikasikan hidup mereka untuk bertarung, tetapi orang biasa yang adalah pengacara, atau memiliki pekerjaan normal, hidup yang normal.”

“Mereka masuk dan akan mencoba ‘membunuh’ satu sama lain di atas matras. Itu semua sangat keren bagi saya. Saya mendapatkan banyak energi saat melihat mereka melakukan itu.”

Sewajarnya, menjalankan sasana yang sukses dan mempertahankan statusnya sebagai salah satu atlet bela diri campuran pound-for-pound terbaik dunia memang jauh dari kata mudah, tetapi “The Dutch Knight” takkan ingin melakukan itu dengan cara lain.

Ia berkata bahwa Combat Brothers menjadi cerminan akan kecintaannya pada seni bela diri dan memberi dirinya kesempatan untuk menjalani gaya hidup impiannya – menghabiskan setiap hari di atas matras untuk berlatih, belajar dan berkembang:

“Itu tak pernah terlalu menantang, sejujurnya. Semua orang yang mengajar untuk kami adalah teman-teman baik yang ada bersama kami pada tahun-tahun sebelumnya. Saya dan sahabat saya akan selalu memikirkan itu bersama. Itu tak pernah tentang uang. Itu hanya sesuatu yang kami cintai.”

“Kami akan berada di atas matras setiap hari, dan kami akan menjadi tuan rumah di sasana ini seperti itu setiap hari, bahkan jika kami tak menghasilkan uang di sana. Itu hanya sesuatu yang kami cintai.”

‘Berlatih Dengan Atlet Kelas Dunia Di Halaman Belakang Saya’

Walau Reinier de Ridder sangat menyukai pekerjaannya sebagai pemilik sasana dan menyaksikan para penggiat mempelajari seni bela diri, Combat Brothers masih tetap menjadi fasilitas latihan kelas dunia dengan petarung terbaik yang memasuki pintunya setiap hari.

Berlokasi di Breda, Belanda, sasana ini telah menjadi tujuan utama bagi para petarung MMA elite Eropa, dan itu memberi De Ridder kesempatan untuk menyambut para kompetitor itu di tempatnya.

Juara Dunia ONE Middleweight MMA ini menjelaskan:

“Nah, semua petarung bagus itu, saat mereka mencapai tingkatan tertentu, mereka menghubungi kami dan mereka datang ke sini. Maka, kami sudah memiliki banyak petarung pro tingkat tinggi yang bergabung dengan kami di tahapan lanjutan dari karier mereka.”

“Tapi kami juga memiliki beberapa orang yang baru akan menjalani beberapa pertarungan awal mereka di tingkatan pro, yang benar-benar mengawali itu bersama kami. Dan, mereka juga cukup bagus. Maka, ya, itu keren.”

Demi menarik perhatian rekan latihan terbaik bagi dirinya, De Ridder membuka pintunya bagi siapa pun, atau open-door policy, di Combat Brothers.

Hal ini berarti dirinya tak harus pergi ke mana pun untuk menjalani latihan kelas dunia, karena para petarung terbaik di kawasan itu akan menemukan jalan mereka ke Breda.

“The Dutch Knight” menambahkan:

“Keren bahwa kami memiliki berbagai kesempatan ini untuk berlatih dengan para petarung pro. Semua orang diterima. Maka, apa pun sasana yang kalian wakili, itu tak masalah. Datang saja dan berlatih bersama kami.”

“Dan sangat keren bahwa saya juga dapat menjalani latihan saya dengan para pria kelas dunia di halaman belakang saya, agar saya tak harus bepergian. Sebaliknya, saya bisa menarik para petarung bagus itu untuk datang ke saja, yang sangat bagus.”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9