Jalan Sulit Yang Dilalui Xiong Jing Nan Demi Raih Kejayaan
Tak ada yang menjadi Juara Dunia dalam waktu satu malam saja.
Sangat mudah untuk melihat seseorang menembus panggung internasional demi meraih kejayaan, dan berasumsi bahwa kesuksesan itu datang dengan tiba-tiba. Namun, selalu ada kisah dari kerja keras, dedikasi dan pengorbanan di balik tiap pencapaian dari seorang atlet.
Saat Juara Dunia ONE Women’s Strawweight “The Panda” Xiong Jing Nan (15-1) bersiap mempertahankan sabuk emasnya untuk kedua kali di ajang ONE: BEYOND THE HORIZON yang berlangsung di Shanghai, Tiongkok pada hari Sabtu, 8 September, ia menyebutkan bahwa kesuksesannya tak datang dengan tiba-tiba.
Merebut sabuk emas dalam organisasi bela diri terbesar di dunia ini adalah penghargaan bagi kerja kerasnya selama beberapa dekade.
Xiong adalah atlet angkat besi yang sangat kompetitif saat remaja, namun yang membawanya masuk ke dalam kejayaan seni bela diri adalah kecintaan akan hal yang sama dengan sang ayah.
“Saya suka tinju,” kata atlet wanita berusia 30 tahun ini. “Ayah saya selalu menonton itu saat saya masih kecil.”
Ia segera menemukan gairahnya, dan tampil luar biasa di dalam ring.
“The Panda” adalah kompetitor sejati — ia bertinju untuk tim provinsi Shandong, dan meraih peringkat ketiga dalam Kejuaraan Nasional Tinju Wanita Tahun 2007. Setelah itu, ia bergabung bersama tim nasional tinju Tiongkok.
Pencapaian tersebut adalah momem membanggakan bagi atlet yang sangat patriotik ini, serta bagi keluarga yang memberi dukungan sepenuhnya.
Kehidupan Xiong berubah pada tahun 2013, saat ia menemukan seni bela diri campuran. Rasa penasaran atlet Tiongkok ini membawanya menekuni disiplin baru tersebut, dimana ia membawa pelajaran dari hari-hari awalnya sebagai petinju bayaran bersamanya.
“Tinju membuat saya lebih kuat, dan saya tak akan berhenti dengan mudah,” jelasnya.
“Terdapat banyak medali emas, perak dan perunggu yang saya menangkan selama karier tinju saya, namun saya lebih ingin terfokus pada karier dalam bela diri campuran.”
Ini adalah tugas yang berat, untuk beralih dari seorang ahli dalam sebuah disiplin menjadi pemula di disiplin lainnya – terutama saat disiplin itu belum menjadi populer dan masih berusaha mendapatkan penerimaan dalam lingkungan tertentu.
"The Panda" turned heads with this stunning debut!
"The Panda" turned heads with this stunning debut!Shanghai | 8 September | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast
Posted by ONE Championship on Tuesday, August 21, 2018
Namun, “The Panda” mengetahui ada panggilan lain bagi dirinya di luar tinju.
“Saya ingin melihat diri saya yang baru dan berbeda,” katanya.
“Saya tahu saya dapat melakukannya. Saya memiliki keyakinan dalam hati saya. Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda, dan itu jauh lebih menantang.”
“Saya adalah sosok yang gemar menantang diri saya – yang ingin terbang lebih tinggi dan lebih jauh. Maka saya menantang diri untuk memungkinkan apa yang nampak tak mungkin. Bahkan jika tak ada harapan untuk meraih kesuksesan, saya memberi yang terbaik untuk menciptakan harapan itu.”
Xiong dengan berani menghadapi tantangan itu secara langsung, terlepas dari beberapa kesulitan di awal.
Ia mengenang kali pertamanya memasuki ranah grappling – salah satu dari berbagai kemampuan baru yang wajib dikuasainya untuk meraih kesuksesan di dalam arena.
“Saya sangat gugup, bersemangat dan khawatir,” akunya. “Saat semua perasaan itu muncul bersamaan, itu benar-benar memberi anda motivasi spesial.”
Bersemangat dan sadar akan adanya berbagai hal yang harus dikuasai, ia mengambil komitmen penuh untuk berkonsentrasi pada disiplin barunya itu.
Pada tahun 2014, ia memilih untuk tidak berkompetisi di kancah amatir untuk memasuki arena yang lebih besar, serta mencetak debut profesionalnya.
Keteguhan yang dimiliki Xiong telah memampukannya untuk mengatasi kesulitan di seluruh dunia, serta meraih 12 kemenangan sebelum mencetak debutnya bersama ONE. Dari titik itu, ia melejit meraih sabuk emas dengan dua kemenangan dalam waktu satu bulan setengah.
Yang pertama, Xiong mengalahkan April Osenio melalui TKO ronde pertama di bulan Desember 2017, lalu merebut sabuk emas Kejuaraan Dunia ONE Women’s Strawweight perdana di bulan Januari dengan TKO mengejutkan pada ronde keempat atas rivalnya yang saat itu tak terkalahkan, Tiffany Teo.
Ia menjadi atlet Tiongkok pertama yang mampu memenangkan gelar Juara Dunia dalam bela diri campuran, yang menjadi pembuktian akan ketekunannya mengasah kemampuan.
“Ada beberapa wanita lain, namun mereka tak mampu bertahan sampai akhir,” tegasnya. “Mereka menyerah. Saya tak diperlakukan berbeda, karena saya tak pernah menyerah untuk apa yang saya inginkan.”
Xiong mencapai titik ini dengan membangun teknik striking luar biasa yang ia miliki, serta melengkapi permainannya.
Atlet ini telah berpartisipasi dalam berbagai kompetisi grappling selama lima tahun terakhir – bahkan memenangkan Turnamen BJJ China Open pada tahun 2017. “The Panda” menyambut evolusi dan pertumbuhan dirinya dengan keluar dari zona nyaman dan terjun ke dalam dunia yang sama sekali asing.
Faktanya, ia bersedia untuk pergi ke mana pun demi menjadi seniman bela diri terbaik. Ia berlatih di Tiongkok, di Thailand, dan kini di Indonesia, dimana ia mengasah kemampuannya bersama Bali MMA.
“Tiap lokasi memiliki hal baru untuk saya pelajari,” katanya. “Selama terdapat hal-hal baru untuk dipelajari, saya akan menjadi seperti spons.”
Gairahnya yang berkelanjutan untuk menjadi lebih baik lagi jelas sangat membantunya meraih gelar Juara Dunia.
Ia tak pernah hanya mengandalkan dasar-dasar yang ia bangun dalam disiplin tinju, tetapi ia terus mengembangkan diri untuk menjadi seniman bela diri berkemampuan lengkap.
Kini, Xiong akan menunjukkan kemajuan terbarunya di ONE: BEYOND THE HORIZON. Di laga utama, ia akan menghadapi atlet Brasil Samara Santos (12-5-1), dan akan ingin meninggalkan Baoshan Arena dengan cara yang sama seperti ia masuk – dengan menyandang sabuk emas.
Shanghai | 8 September | LANGSUNG dan GRATIS di ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Periksa daftar tayagan lokal untuk siaran global