Jalur Menuju Laga Angela Lee Vs. Stamp Fairtex Di ONE X
Juara Dunia ONE Women’s Atomweight “Unstoppable” Angela Lee dan Juara ONE Women’s Atomweight World Grand Prix Stamp Fairtex adalah dua dari seluruh bintang wanita terbesar organisasi ini, dimana mereka telah menguasai divisinya dalam disiplin yang berbeda di atas panggung dunia.
Berikutnya, Stamp akan menantang Lee dalam laga utama ONE X pada Sabtu, 26 Maret nanti, untuk menentukan siapakah seniman bela diri campuran divisi atomweight wanita terbaik di muka bumi.
Ini menjadi laga yang sangat ditunggu oleh para penggemar, karena kedua kompetitor juga sama dominannya di dalam Circle.
Di sini, mari kita melihat kembali perjalanan kedua petarung wanita ini di ONE sebelum mereka beradu dalam ajang bersejarah untuk merayakan 10 tahun berdirinya organisasi ini di Singapore Indoor Stadium.
Lee Jadi Juara Dunia MMA Termuda
Lee hanya berusia 18 tahun saat ia mencetak debutnya di Circle ONE, dan kemenangan via armbar pada ronde pertama atas Aya Saber di ONE: WARRIOR’S QUEST, Mei 2015, segera membawa dirinya melaju dalam dunia bela diri campuran.
Itu menjadi awal dari lima kemenangan beruntun yang seluruhnya diraih Lee melalui submission, sebuah pencapaian yang memberinya kesempatan melawan Mei “V.V” Yamaguchi demi gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight perdana.
Mereka bertemu di ONE: ASCENT TO POWER pada Mei 2016, dan setelah lima ronde keras, remaja berusia 19 tahun ini mendapatkan anggukan juri dan menjadi atlet termuda dalam sejarah yang memenangkan gelar Juara Dunia MMA.
Wanita keturunan Singapura-Amerika itu akhirnya mempertahankan sabuk emasnya tiga kali – sementara seorang remaja fenomenal Thailand bersiap untuk mengambil alih divisi atomweight kickboxing dan Muay Thai.
Stamp Tiba Di ONE Super Series
Setelah aksi yang sukses di ONE Warrior Series 2, Stamp mencetak debutnya dalam liga khusus striking milik organisasi ini pada Oktober 2018. Dan, di ONE: KINGDOM OF HEROES, ia mengalahkan “Killer Bee” Kai Ting Chuang untuk meraih gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Kickboxing perdana.
Stamp lalu menghadapi Janet “JT” Todd – sosok yang akhirnya menjadi pemegang gelar – di ONE: CALL TO GREATNESS pada Februari 2019, dimana ia mengalahkan wanita asal Amerika Serikat itu di bawah peraturan Muay Thai untuk memenangkan gelar Juara Dunia keduanya.
Di usia yang baru memasuki 21 tahun, wanita Thailand itu menjadi Juara Dunia dua disiplin pertama dalam sejarah ONE.
Empat bulan kemudian, Stamp kembali meraih kesuksesan dalam mempertahankan sabuk perdananya melawan Alma Juniku di ONE: LEGENDARY QUEST.
Sementara pria asal Thailand itu mendominasi dunia kickboxing dan Muay Thai, “Unstoppable” mencoba menjadi Juara Dunia dua divisi ONE dengan naik ke strawweight.
Lee Gagal Di Strawweight, Raih Penebusan Di Atomweight
Pada Maret 2018, Lee memasuki Circle untuk menantang ratu strawweight dominan “The Panda” Xiong Jing Nan di ajang ONE: A NEW ERA.
Walau perwakilan Evolve dan United MMA ini menyeret Juara Dunia MMA Tiongkok pertama itu masuk ke ronde-ronde kejuaraan, ia akhirnya menyerah setelah terkena serangan tubuh keras pada stanza kelima.
Empat bulan kemudian, dengan misi untuk tetap berada di divisi yang lebih berat, “Unstoppable” menghadapi Juara Dunia BJJ Michelle Nicolini di ONE: MASTERS OF DESTINY namun kalah melalui keputusan mutlak yang berat.
Setelah itu, Lee kembali ke atomweight, dimana ia kembali melawan Xiong dalam laga besar di ajang ONE: CENTURY PART I pada Oktober 2019. Kali ini, bintang Tiongkok itu mencoba menjadi Juara Dunia dua divisi ONE.
Namun, atlet keturunan Singapura-Amerika itu mendapatkan penebusan manis melawan Xiong, saat ia mengamankan rear-naked choke dengan hanya beberapa detik tersisa di akhir laga.
Dengan membalaskan kekalahan sebelumnya itu, “Unstoppable” mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight untuk keempat kalinya – dan membuktikan diri sebagai penguasa tak terbantahkan dalam divisi ini.
Stamp Beralih Ke MMA
Tepat sebelum Lee membalaskan kekalahannya dari Xiong, Stamp mencetak debut MMA di panggung dunia melawan Asha “Knockout Queen” Roka pada Agustus 2019.
Di ONE: DREAMS OF GOLD, striker berpengalaman ini menampilkan kemampuan grappling yang cukup berkembang dengan kemenangan submission via rear-naked choke di ronde ketiga – dan segera, dunia MMA mulai menganggapnya serius.
Stamp lalu memenangkan dua laga berikutnya – kemenangan mutlak atas Bi “Killer Bee” Nguyen dan TKO atas Puja “The Cyclone” Tomar.
Semangat wanita Thailand ini untuk seni bela diri campuran terus bertumbuh, kemampuannya juga terus berkembang, serta kemampuan menyeluruhnya juga meningkat, namun ia harus mengambil keputusan berat. Apakah ia tetap berkompetisi dalam tiga disiplin, ataukah dirinya terfokus pada satu?
Dua laga Stamp berikutnya akan menjawab pertanyaan tersebut, karena ia kehilangan dua gelar Juara Dunia ONE – sabuk emas kickboxing ke rival lamanya Todd dan mahkota Muay Thai di tangan pendatang baru Allycia Hellen Rodrigues.
Dengan itu, megabintang Fairtex ini menegaskan bahwa ia akan mencoba meraih gelar Juara Dunia ketiga, kali ini dalam MMA.
Ia segera mengalahkan Sunisa “Thunderstorm” Srisen di ONE: NO SURRENDER pada bulan Juli 2020, dan pembicaraan tentang laga antara Stamp dan “Unstoppable” mulai ramai di dalam dunia olahraga tarung.
Namun, landskap divisi ini segera berubah drastis.
Lee Masuki Masa Hiatus, Stamp Kalah Kontroversial
Saat Stamp dan serangkaian atlet atomweight wanita lainnya mulai masuk – dan mendominasi – divisi ini, Lee mengumumkan dirinya hamil dan akan mengambil waktu istirahat dari MMA untuk terfokus pada kehidupan sebagai seorang ibu.
Penantang teratas Denice “Lycan Queen” Zamboanga meminta Lee untuk melepaskan gelar Juara Dunia miliknya sementara ia memasuki masa hiatus, namun pernyataan kontroversial ini memicu bara yang baru.
“Unstoppable” segera membalas dengan mengatakan satu-satunya jalur menuju sabuk emas ini adalah dengan melewati dirinya.
Stamp, yang melihat panasnya argumen tersebut, setuju. Ia tetap berlatih dan berkompetisi, dimana ia melawan Alyona Rassohyna di ONE: UNBREAKABLE III pada Januari 2021. Malam itu, wanita Thailand ini menempatkan aksi striking klasik, yang dipadukan dengan permainan ground yang berkembang.
Namun, hanya tujuh detik sebelum stanza penutup berakhir, Stamp nampak tap-out dari guillotine choke.
Ia sontak melakukan protes atas hasil tersebut, namun video rekaman itu menunjukkan apa yang dilihat wasit pertama kali. Atlet Thailand ini, kalah dan terkejut, menderita kekalahan MMA pertamanya.
ONE Umumkan Atomweight World Grand Prix
Zamboanga mungkin memicu kontroversi saat ia meminta Lee untuk membiarkan atlet wanita lainnya berkompetisi demi sabuk emas itu, namun hasil dari komentarnya adalah Turnamen ONE Women’s Atomweight World Grand Prix 2021.
Turnamen ini menempatkan delapan atlet atomweight terbaik dunia dalam satu turnamen, dimana sang pemenang akan menerima sabuk perak prestisius – serta kesempatan merebut gelar Juara Dunia Lee.
ONE memutuskan Grand Prix ini menampilkan Zamboanga, Rassohyna, Alyse “Lil’ Savage” Anderson, Itsuki “Android 18” Hirata, Meng Bo, Seo Hee Ham, Ritu “The Indian Tigress” Phogat, serta tentunya, Stamp.
Yang menarik, atlet Thailand ini melawan rival lamanya Rassohyna dalam babak perempat final, dimana ia bersumpah untuk bangkit dari kekalahan kontroversial itu. Dalam laga ulang mereka di ONE: EMPOWER pada September itu, ia meraih kemenangan terbelah atas wanita Ukraina itu dan maju ke semifinal.
Berikutnya adalah laga melawan atlet Brasil Julie Mezabarba di ONE: NEXTGEN, dimana Stamp meraih kemenangan mutlak dan mengamankan posisinya dalam final turnamen ini melawan mantan Juara Gulat India Phogat.
Stamps Kejutkan Phogat, Raih Kesempatan Lawan Lee Di ONE X
Di ONE: WINTER WARRIORS pada Desember 2021, panggung itu telah siap. Stamp melawan Phogat di babak Final Kejuaraan ONE Women’s Atomweight World Grand Prix demi kesempatan menantang Lee di perebutan gelar Juara Dunia.
Walau Phogat memiliki teknik gulat signifikan dan kelihaian di pertarungan ground, Stamp mampu meraih kemenangan submission via armbar mengejutkan dua menit memasuki ronde kedua.
Wanita Thailand itu merayakan penyelesaian mengejutkan ini, dan itu juga memberi peringatan tegas bagi Lee – bahwa permainan MMA milik Stamp berkembang sangat pesat secara keseluruhan.
Dengan itu, laga Kejuaraan Dunia ONE Atomweight antara Lee vs. Stamp diumumkan untuk ONE X, dan saat ini, hanya tersisa beberapa minggu lagi sampai kita menyaksikan salah satu pertarungan yang paling ditunggu dalam dunia olahraga tarung.
Dalam waktu kurang dari tiga tahun, Stamp memastikan catatan rekor 8-1 dalam seni bela diri campuran, dimana enam kemenangan itu tiba dari submission dan KO.
Sementara itu, Lee belum bertarung dalam dua tahun terakhir ini. Tetapi, ia termotivasi oleh hari-harinya menjadi seorang ibu dan meyakini bahwa pengalamannya dalam MMA akan menjadi pembeda.
Kita memang masih belum mengetahui apakah sang pemegang gelar mampu mempertahankan sabuk emasnya, atau sang penantang baru ini dapat menjadi Juara Dunia tiga disiplin ONE, tetapi para penggemar jelas akan menyaksikan sejarah baru pada Sabtu, 26 maret nanti.