John Danaher Ungkap Faktor Kunci Perkembangan Pesat Garry Tonon
Garry “The Lion Killer” Tonon diakui secara luas seabagai salah satu grappler terbaik dunia sebelum ia bertransisi ke dalam dunia bela diri campuran, dan John Danaher – pelatihnya di Akademi Renzo Gracie di New York – sukses membimbing transisi yang sempurna ini.
Pelatih Brazilian Jiu-Jitsu tersohor ini dikenal dengan pendekatan analitiknya atas sebuah pertarungan, dimana hal ini membuat atlet yang berada di bawah naungannya selalu unggul.
Namun, ia mengakui bahwa pola pikir Tonon adalah faktor kunci yang sangat berperan dibalik kesuksesan luar biasanya.
“Garry secara luas diakui sebagai grappler paling menarik di seluruh dunia saat ini. Dia dikenal dengan gayanya yang sangat menarik, sebagian besar karena cara bermain lepas dan keras demi meraih posisi sempurna dan kemampuan submission yang sangat mematikan,” ungkap Danaher.
“Permainannya tergantung pada risiko yang ada – ia mengambil risiko yang jauh lebih besar dibandingkan grappler lain dalam kompetisi Kejuaraan Dunia, sering berlaga di atas divisinya melawan mereka yang berbobot tubuh lebih besar dan lebih kuat dari dirinya, serta memiliki tingkat kesuksesan yang sangat, sangat tinggi melalui teknik submission.”
Kegemaran menghadapi tantangan luar biasa berat nampak menjadi kekhasan dari atlet asal New Jersey, Amerika Serikat ini, dan ia membawa sikap maju tak gentar seperti itu saat ia keluar dari zona nyamannya dan beralih ke arena yang baru.
Akan lebih mudah bagi Tonon jika dirinya berada di dalam daerah amannya, namun dirinya tidak menginginkan sesuatu yang stagnan, Sebaliknya, ia mengejar suatu tujuan baru demi meraih kejayaan di dalam dunia bela diri campuran bersama ONE Championship.
Sejauh ini, ia mampu mengatasi setiap rintangan potensial dalam perjalanannya – baik di dalam sasana maupun di dalam Circle.
- Alain Ngalani Ungkap Bakat Terpendamnya
- 13 Hal Yang Anda Tidak Ketahui Tentang Brandon Vera
- Rangkaian Pencetak KO Terbaik Dalam Sejarah ONE
“Hal ini [peralihan ke bela diri campuran] benar-benar menambangkan serangkaian tantangan,” tegas Danaher.
“Yang pertama adalah psikologis. Saat anda memiliki berbagai keahlian dalam satu aspek seni bela diri – dalam kasus Garry, grappling – dan anda memasuki dunia bela diri campuran, hal pertama yang anda harus hadapi ialah kenyataan bahwa anda pernah menjadi seorang ahli di suatu bidang dan kini anda menjadi pemula di bidang yang baru.”
“Secara psikologis, itu ialah hal yang sulit untuk dihadapi para atlet, namun Garry memiliki kerendahan hati yang luar biasa saat ia harus mempelajari aspek bela diri lainnya. Garry menerima fakta bahwa ia merupakan pemula aspek-aspek baru tersebut.”
Tonon tidak berkeberatan memulai dari bawah menuju puncak dan menaruh antusiasme yang sama di dalam setiap elemen dari olahraga ini.
Dia menunjukan evolusi luar biasa dalam debut profesionalnya di ajang ONE: IRON WILL bulan Maret 2018 lalu, dimana ia mengejutkan para penggemar dengan kemampuan strikingnya dan mencetak hasil impresif untuk mengalahkan Richard Corminal melalui TKO pada ronde kedua.
Sejak saat itu, pria asal Jerse ini mampu menambahkan empat kemenangan lanjutan dan mencetak penyelesaian dalam tiap laga tersebut.
Kemenangan submission impresif melalui kuncian heel hook atas Yoshiki Nakahara Mei lalu membuktikan kemampuan grappling yang tetap berkembang, namun sebuah kemenangan TKO atas Anthony Engelen pada bulan Maret 2019 silam juga dapat dikatakan sebagai salah satu momen terbaiknya.
“The Lion Killer” menerapkan kemampuan gulatnya untuk menarik semua lawannya ke atas kanvas, dan secara sistematis menghujani bintang asal Belanda-Indonesia tersebut dengan ground and pound keras.
Selain latar belakang grappling dan kemauan untuk terus belajar, perkembangan cepat yang diraih Tonon selama dua tahun terakhir ini tentunya memiliki katalis lain – Danaher.
Pelatih kelahiran Selandia Baru ini sebelumnya memiliki peran penting dalam perkembangan beberapa Juara Dunia legendaris, dan “The Lion Killer” mampu menyerap ilmu dan sistem yang dikembangkan olehnya.
“Terdapat banyak kemampuan khusus dalam dunia bela diri campuran, seperti cara bergulat di dinding. Ini adalah yang harus dipelajari Garry mulai dari awal,” sebut Danaher.
“Ia memiliki satu keunggulan besar sejauh ini, karena kami memiliki berbagai pengalaman melatih bela diri campuran melalui teknik serta gerakan George St-Pierre dan semua atlet bela diri campuran terkenal lain.”
“Kemampuan yang didapatkan dari melatih dan bekerjasama dengan para atlet ini di masa lalu adalah sesuatu yang dapat dibawa oleh Garry saat ia memulai perjalanannya dalam dunia bela diri campuran.”
Tonon dan pelatihnya menyadari bahwasanya selalu ada ruang untuk berkembang.
Namun, dengan rekor profesional 5-0 dan juga ambisinya mengincar gelar Juara Dunia ONE Featherweight yang dipegang oleh Martin “The Situ-Asian” Nguyen, “The Lion Killer” mungkin berada hanya beberapa langkah dari peluang emas perebutan gelar Juara Dunia.