Jonathan Haggerty Berikan Harapan Bagi Pemuda Bermasalah

Jonathan "The General" Haggerty makes the walk for his ONE World Title defense in Manila.

Atlet kelahiran London, Jonathan “The General” Haggerty, melihat perubahan dari kota kelahirannya ini dan terdorong menggunakan nama serta pencapaiannya bagi komunitas kecilnya – untuk memberi dukungan sama seperti yang ia dapatkan untuk meraih kesuksesan dalam dunia bela diri.

Mantan Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai berusia 22 tahun ini – yang akan menjalani laga ulang epik demi sabuk yang sama melawan Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon di ajang ONE: A NEW TOMORROW – dibesarkan di lingkungan Wharf Road di ibukota Inggris Raya tersebut.

Walau tidak menjadi area terkenal seperti bagian lain kota itu yang masuk ke berbagai kartu pos yang dijual bagi para pelancong, itu adalah lokasi luar biasa yang memberinya kenangan masa kecil menyenangkan.

“Itu hanyalah [tempat] bagi para pekerja dan multi-etnis, sedikit keras dan nyata, namun saya mengenal siapapun di sana,” jelasnya.

“Kami hanya melakukan apa yang dilakukan anak-anak lainnya. Terkadang, kami sedikit bandel, namun biasanya, kami hanya bermain sepak bola.”

Jonathan dan teman-temannya sangat dekat, dan mereka menjaga satu sama lainnya untuk menghindari masalah apapun.

Namun, saat ia bertumbuh dewasa, ia melihat peningkatan tingkat kekerasan dan bagaimana generasi muda saat ini terjebak di dalamnya.

“Saat saya lebih muda, anda dapat bermain di jalanan dan melakukan apa yang ingin anda lakukan, namun kini [keadaan] itu sangat berbahaya,” sebutnya.

“Saya rasa anak-anak hanya mengikuti gaya hidup. Bahkan hal-hal seperti media sosial dapat memberi dampak besar – banyak orang [sedang] menjadi pribadi yang bukan diri mereka sendiri dan menjadikan orang-orang yang tidak seharusnya dicontoh menjadi panutan mereka.”



Jonathan telah melihat akhir dari jalur tersebut dan ia ingin menunjukkan pada generasi muda yang telah kehilangan arah ini, bahwa ada jalur yang lebih baik untuk menjalani kehidupan mereka.

Ia sempat berada di posisi mereka dan telah membuktikan bahwa siapapun dapat meraih hal-hal luar biasa jika mereka mendedikasikan kehidupan mereka untuk mengejar sesuatu yang positif. 

“Secara pribadi, saya pernah berada di sana dan telah mengalami banyak hal. Saya dapat sedikit berempati, [saya] adalah salah satu dari mereka,” kata “The General.”

“Mereka dapat mencari saya dan saya dapat memberitahukan apa yang saya lalui, agar mereka mengetahui mereka dapat meraih apa yang saya raih. Saya merasa itu penting – bahwa mereka dapat mencari kisah anda, atau anda dapat berbagi sedikit dari kisah anda kepada mereka.”

Takdir atlet berusia 22 tahun ini berubah saat ia mengikuti jejak ayahnya dalam dunia bela diri. Ia yakin nilai-nilai yang dapat dicontoh oleh generasi muda ini adalah cara untuk menjaga mereka tetap berjalan lurus. 

Tidak hanya itu, sebuah sasana dapat memberikan rasa kepemilikan yang tinggi atas satu komunitas yang telah hilang dari banyak daerah di London. Sasana dapat menjadi tempat dimana semua orang berada pada jalur yang sama untuk meraih hal-hal yang lebih besar lagi.

Ini bukanlah satu jalur yang mudah untuk diambil – kesuksesan dalam bela diri membutuhkan banyak kerja keras dan pengorbanan – namun atlet Inggris ini rela berbagi waktunya untuk mendukung mereka.

“Saya mengetahui bahwa terkadang mereka tidak ingin berada di sana, namun anda harus mendorong mereka, serta menunjukkan kehangatan dan perhatian untuk membuat mereka merasa nyaman,” katanya.

“Anda harus berada di sasana seperti saya. Menjadi ambisius. Mencari tujuan sendiri daripada mengikuti orang lain. Memiliki figur panutan yang positif.”

Komunitas adalah fokus utama dari sasana milik keluarganya, Team Underground, dan inilah mengapa anda akan menemukan “The General” di atas kanvas tiap malam, melatih remaja lokal dan memberikan mereka nilai dari seni bela diri yang telah membawanya meraih kesuksesan.

Apapun yang terjadi di jalanan, jika anak-anak ini berlatih di dalam sasana, mereka akan menciptakan langkah-langkah positif dalam kehidupan mereka – dan itu juga berlaku di seluruh dunia.

“Datang dan dedikasikan diri anda, dan kami akan menunjukkan jalur yang tepat,” katanya.

“Seni bela diri dapat merubah hidup anda jika anda tetap berada di sana dan mendedikasikan diri!”

Baca Juga: 5 Jawara ONE Super Series Terbaik Tahun 2019

Bersiaplah untuk gelaran perdana ONE Championship di tahun 2020, ONE: A NEW TOMORROW!

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9