Kade Ruotolo Vs. Uali Kurzhev: 4 Kunci Kemenangan Di ONE Fight Night 3
Sabtu pagi ini, di ajang ONE Fight Night 3, sepasang atlet kelas dunia Kade Ruotolo dan Uali Kurzhev ingin memastikan bahwa disiplin merekalah yang paling efektif di submission grappling.
Keduanya mewakili puncak dari kemampuan dan pencapaian dalam disiplin masing-masing, dan mereka juga sangat berdeterminasi membuktikan gaya siapa yang lebih unggul.
Baru saja memberi penampilan luar biasa yang berbuah perolehan sabuk emas di Kejuaraan Dunia ADCC pada September lalu, Ruotolo mungkin menjadi spesialis submission paling berbahaya dalam disiplin Brazilian Jiu-Jitsu saat ini.
Sementara itu, Kurzhev adalah judoka berprestasi dan Juara Dunia Sambo berkali-kali yang berjaya di puncak kedua disiplin olahraga tarung itu selama hampir satu dekade.
Walau pria Rusia ini gagal saat menjalani uji hidrasi dan tak dapat memperebutkan gelar Kejuaraan Dunia ONE Lightweight Submission Grappling perdana pada Sabtu pagi ini, ia sangat ingin mencetak pernyataan tegas saat melawan rivalnya asal A.S. itu.
Sebelum laga pendukung utama mereka berlangsung di ONE Fight Night 3, mari kita simak lebih dekat lagi beberapa kunci kemenangan bagi kedua grappler ini.
#1 Submission Kreatif Ruotolo
Setelah mengamankan empat submission dalam laga-laganya di Kejuaraan Dunia ADCC, Ruotolo, remaja berusia 19 tahun, nampak menjadi pemburu submission terpanas di muka bumi saat ini.
Baik melalui D’Arce choke andalannya, kuncian kaki yang sangat oportunis, atau buggy choke yang menyapu dunia BJJ seperti badai, pemegang sabuk hitam di bawah Andre Galvao ini adalah ancaman submission terbesar dari berbagai posisi yang memungkinkan.
Saksikan Ruotolo yang berusaha menciptakan kuncian sendi dan leher kreatif dari awal sampai akhir, dan berharap dapat mengejutkan Kurzhev yang mengandalkan dasar grappling tradisionalnya.
#2 Teknik Takedown Kurzhev
Baik saat ia berkompetisi dalam judo atau sambo, takedown eksplosif nan teknis dari pria Rusia ini sangat penting bagi kesuksesannya.
Karena Ruotolo sangat jarang masuk ke posisi bertahan, atau juga disebut pulling guard, Kurzhev akan memiliki banyak kesempatan untuk menerapkan keinginannya di atas kaki.
Dari lemparan gaya judo sampai single-leg takedown tradisional, Juara Dunia Sambo ini memiliki variasi teknik untuk membawa laga ini ke atas matras dimana ia dapat menerapkan kemampuan fisik impresif miliknya, memaksa lawan untuk melakukan grapple dari atas punggungnya.
#3 Ritme Kuat Ruotolo
Pendekatan atlet A.S. itu secara keseluruhan pada grappling memang sangat sederhana: menyerang dengan ritme kuat tanpa henti sampai lawannya hancur secara mental, memaksa mereka menyerah dari memperjuangkan posisi dan submission mereka sendiri.
Dalam laga khusus submission berdurasi 10 menit ini, Ruotolo akan melakukan game plan yang sama.
Lebih penting lagi, laga sambo biasanya hanya berlangsung selama lima menit, dan pertukaran di ground dapat terjadi selama beberapa detik saja sebelum kembali ke posisi stand-up.
Dengan latar belakang itu, Kurzhev mungkin tak siap menghadapi urutan serangan panjang tanpa henti yang membuat superstar BJJ ini sangat terkenal.
Perhatikan Ruotolo saat ia mencoba mengeksploitasi kelemahan ini dengan menggunakan ritmenya sebagai senjata.
#4 Jepitan Atas Kurzhev
Dalam olahraga sambo, kompetitor dapat meraih poin dengan melakukan “hold-down,” atau menjepit lawan mereka ke atas matras. Dan, sementara guard pass memang memberi poin dalam kompetisi BJJ, sebuah jepitan, atau pin, tidak memberikan poin apa pun.
Untuk memperlambat agresi Ruotolo yang tanpa henti, pria Rusia ini harus mengandalkan pengendalian atas, atau top control, dengan tujuan menjepit lawannya yang lebih muda itu ke atas kanvas dan menguras energinya.
Tentu saja, sebuah jepitan tak memberikan poin di bawah kriteria penilaian laga submission grappling di ONE Championship. Tetapi, itu akan memaksa pria A.S. ini bertahan dan menciptakan kesempatan bagi Kurzhev menyerang dengan gaya submission tradisional ala sambo dan judo seperti armbar.