Karier 23-0 Kairat Akhmetov Yang Hampir Saja Berakhir
Kairat “The Kazakh” Akhmetov (23-0) telah berada jauh dari arena selama hampir dua tahun karena beberapa situasi pelik. Namun, Juara Dunia ONE Flyweight tak terkalahkan ini akhirnya mampu mengatasi semua itu dan akan kembali tampil pada hari Sabtu, 5 Agustus.
Pria berusia 29 tahun ini akan mempertahankan sabuknya untuk pertama kali melawan pria terakhir yang dikalahkannya, Juara Dunia ONE Flyweight Interim Adriano “Mikinho” Moraes (15-2), dalam laga penyatuan gelar di ajang ONE: KINGS & CONQUERORS.
Laga ulang yang epik ini, yang akan dilangsungkan di Cotai Arena, Makau, adalah laga terbesar di dalam karier Akhmetov. Selain kesempatan untuk menyatukan gelar dan menjadi atlet flyweight tak terbantahkan di seluruh dunia, perwakilan Alash Pride dan Tiger Muay Thai ini juga berkesempatan meraih kemenangan beruntun terpanjang dalam sejarah bela diri campuran saat ini.
“Semangat saya sangat tinggi dan saya tak sabar menunggu laga ini. Saya telah bekerja keras. Hal terpenting bagi kami berdua adalah untuk tetap berada pada kondisi sempurna, serta menghindari cedera atau penyakit agar kami dapat menunjukkan pertempuran sebenarnya di depan publik,” tegas Akhmetov. “Saya haus dan menginginkan sebuah laga.”
“The Kazakh” telah menjalani pertempuran keras dalam laga mereka sebelumnya. Setelah meraih 22 kemenangan beruntun yang luar biasa, Akhmetov — Juara Nasional Gulat Grego-Romawi tiga kali — mencetak debut promosionalnya pada November 2015 di ajang ONE: DYNASTY OF CHAMPIONS (BEIJING II) – dengan tugas pertama yang tak mudah: perebutan gelar melawan Moraes, pemegang sabuk hitam BJJ yang juga seorang Juara Dunia ONE Flyweight.
Dalam 25 menit laga yang menegangkan, “The Kazakh” mengendalikan bagian tengah arena, mementahkan percobaan takedown lawannya dan mendaratkan beberapa miliknya. Ia juga menampilkan tinju-tinjunya yang tajam. Laga lima ronde ini berlangsung keras dan Akhmetov akhirnya unggul atas Moraes melalui keputusan terbelah (split decision) serta merebut penghargaan tertinggi dalam seni bela diri di Asia.
“Segala sesuatunya berjalan seperti yang saya rencanakan. Saya bersiap dengan baik, namun saya tidak menampilkan segala sesuatunya dalam laga itu karena ia adalah sang juara dan saya penantangnya, maka saya sedikit berhati-hati,” akunya. “Membuat tangan saya terangkat adalah hal terpenting bagi saya, dan tidak peduli bagaimana caranya saya menang, baik [lewat] split decision atau tidak. Faktanya tetap, sayalah yang unggul malam itu, dan saya merasa saya adalah juara sebenarnya.”
Akhmetov ingin segera mempertahankan gelarnya setelah laga itu, namun ia harus menghadapi beberapa kesulitan yang mempengaruhi karier dan kehidupan pribadinya. Tahun lalu, saat berlatih di Jackson Wink MMA, Albuquerque, New Mexico, ia memicu sebuah cedera punggung yang menghantuinya sejak ia berusia 15 tahun.
Ia terdiagnosa oleh hernia. Rasa sakit itu sangat luar biasa sampai ia menolak laga yang ditawarkan dan bahkan mempertimbangkan untuk pensiun. Sebagai tambahan dari cederanya itu, sang juara ini juga berusaha mengatasi beberapa isu keluarga yang traumatis, yang tak dapat disebutkannya karena sangat sensitif.
Namun, “The Kazakh” memang sangat keras kepala dan memiliki determinasi luar biasa untuk mengembalikan segala sesuatunya pada jalur yang tepat.
Setelah menjalani perawatan untuk hernia yang dideritanya dan dengan sabar mengatasi dilema pribadinya satu persatu, ia mendedikasikan dirinya untuk berlatih. Akhirnya, setelah penampilan yang menunjukkan semangat juang dari seorang seniman bela diri sejati, ia siap untuk kembali beraksi.
“Sangat sulit bagi atlet manapun untuk berpikir mengakhiri kariernya. Saya tak dapat melakukan itu. Mungkin kegigihan saya membantu mengatasi semuanya,” kata Akhmetov.
“Banyak atlet yang terpatahkan saat ditantang oleh masalah kesehatan atau keluarga, namun saya mengatasi keduanya. Saya menunggu cukup lama. Itu sulit bagi saya. Saya tak mengatakan itu mudah, namun akhirnya saya mengatasi semuanya. Saya mengira itu semua [terjadi] untuk sesuatu yang lebih baik.”
Namun, selama masa rehatnya, divisi flyweight terus bergulir. Moraes mengalahkan Eugene Toquero pada bulan Maret 2016 untuk meraih perebutan gelar Juara Dunia ONE Flyweight Interim. Lima bulan kemudian, ia mengalahkan Tilek Batyrov untuk merebut gelar interim tersebut.
Kini, Akhmetov akan menghadapi Moraes sekali lagi dalam laga utama ajang ONE: KINGS & CONQUERORS. Mempersiapkan laga ulang dan penyatuan gelar ini, ia membawa seluruh keluarganya dan pindah ke Phuket, Thailand, dimana ia berlatih di Tiger Muay Thai.
Kali ini, “The Kazakh” tidak berencana menjalani lima ronde penuh. Ia mengincar penyelesaian demi memastikan dirinya sebagai atlet flyweight terbaik dunia.
“Saya merasa hebat, karena laga ini akan berlangsung. Saya telah menunggunya cukup lama,” akunya. “Itu akan menjadi ajang yang besar, dan laga yang bagus.”