Kebangkitan Tiger Muay Thai Dari Sasana Sederhana Menjadi Raksasa Global
Untuk mengawali, anda harus dapat menggambarkan situasi di Thailand.
Lalu, pikirkan pantai tropis dan perbukitan yang sarat dengan patung-patung yang disebut Big Buddha. Itu adalah Chalong, sebuah sub-distrik, atau tambon, dari Pulau Phuket.
Chalong sangat terkenal atas berbagai penanda alami atau buatan manusia, dan Tiger Muay Thai & MMA Training Camp adalah salah satu gabungan keduanya – alami karena vegetasi lokal yang membentuk atap alaminya serta buatan manusia karena hasil kerja dari seorang pelancong Amerika dan pebisnis Thailand.
Awalnya, Tiger dirancang sebagai sebuah sasana sederhana di pinggir jalan yang sepi, dimana banyak orang dapat mempelajari teknik Muay Thai yang berkualitas. Namun, sebuah visi luar biasa mengubah lokasi ini menjadi raksasa global dan salah satu tujuan utama untuk berlatih di muka bumi ini.
Tahun-Tahun Awal
Tiger didirikan pada tahun 2005 oleh William McNamara, di lokasi yang saat ini dikenal luas sebagai Soi Ta-iad – atau Fitness Street – di Chalong. Saat itu, pria asal Amerika Serikat ini mencari lokasi untuk mempelajari Muay Thai dengan baik, maka ia pun memutuskan untuk membuka sebuah sasana.
Fasilitas pelatihan ini dimulai dengan dua ring tinju, beberapa samsak dan atap jerami. Saat itu, Soi Ta-iad belum menjadi jalur yang dipadati restoran, sasana dan hotel seperti yang dikenal oleh para penikmat Muay Thai saat ini. Saat itu, pohon karet, kios makanan dan beberapa tempat untuk menginap tersebar di jalan sepanjang 1,5 kilometer itu.
Tiger adalah bisnis pertama yang bertumbuh di Soi, dan itu adalah sasana pertama yang membawa iklim pariwisata bagi disiplin Muay Thai. Ini bukan berarti bahwa Tiger adalah sasana pertama atau sat-satunya saat itu. Faktanya, tiga sasana lainnya terdapat di Chalong dan beberapa lainnya tersebar di pulau itu.
McNamara juga menggemari bela diri campuran, dimana ia pun segera memperkenalkan program latihan yang menjadi tambahan dari sesi Muay Thai dua kali sehari. Saat itu, sasana ini adalah salah satu dari beberapa – jika bukan satu-satunya – tempat di Thailand yang menawarkan pelatihan bela diri campuran.
Hal ini menarik perhatian Alex Schild, seseorang yang akan menjadi kompetitor dalam rangkaian ONE Warrior Series yang tiba ke tempat latihan di Phuket itu pada tahun 2011.
“Saya mendengar tentang Tiger dari Google,” sebutnya.
“Saya pertama kali tertarik pada sasana itu karena itu adalah salah satu sasana di Thailand yang memiliki [latihan] grappling dan bela diri campuran pada saat itu. Saya mengetahui bahwa saya ingin berlatih Muay Thai, namun kesempatan untuk dapat berlatih grappling terlalu sulit untuk dilawan.”
Segera setelah Schild mendirikan sasana di pulau tersebut, pionir bela diri campuran Thailand Shannon “OneShin” Wiratchai mencari kamp pelatihan itu. Ia beruntung, karena ia akan berlatih di bawah seorang superstar bela diri campuran yang baru saja pindah dari Amerika Serikat ke Phuket.
“Pertama kali saya berada di Tiger itu sekitar delapan tahun yang lalu. Jon Nutt menghubungkan saya dengan mereka untuk mempersiapkan laga ONE Championship pertama saya,” kenangnya.
“Saya tidak mengetahui [apapun tentang Tiger] saat itu – yang saya ketahui adalah bahwa saya harus melakukan segala sesuatu yang saya dapat lakukan untuk bersiap bagi kesempatan sekali seumur hidup ini.”
“Saat saya mendengar bahwa Roger Huerta adalah pelatih kepala di Tiger, dan bahwa ia akan mengurus saya, saya sangat bersemangat karena saya sempat mengikuti kelasnya di sebuah sasana yang berbeda, dan saya menyukai bagaimana ia sangat baik dan bijaksana.”
Banyak atlet lainnya berkumpul di Tiger karena keindahan Phuket. Dengan hamparan pantai, udara segar dan keindahan alamnya, pulau ini sangat ideal untuk berlibur dan berlatih di Thailand – dimana hal inilah yang ingin dimanfaatkan oleh McNamara.
Pebisnis AS ini beralih ke internet untuk memasarkan sasananya. Timnya meluncurkan salah satu akun pertama di YouTube yang terkait dengan Muay Thai, dengan jutaan penonton. Sebagai tambahan, mereka pun meluncurkan situs web berbahasa Inggris yang pertama, yang sangat mudah untuk dinavigasi dan menjadi salah satu sasana Muay Thai pertama yang memiliki akun resmi Facebook.
Seiring berjalannya waktu, sasana ini menjadi salah satu kamp pelatihan yang terbaik di Phuket, dimana kualitas dan keragaman sesi latihannya telah terbukti.
Melalui teknik pemasaran digital dan klien setianya, Tiger menjaring banyak penggemar. Sebagai tambahan, banyak klien yang kembali berlatih, dan ini menciptakan atmosfer kekeluargaan yang baik.
Perjuangan Di Tingkatan Berikut
Pada tahun 2015, McNamara menjual Tiger ke sebuah kelompok pebisnis Thailand, dan salah satu dari mereka – Viwat Sakulrat – menjadi direkturnya.
“Sejujurnya, alasan sebenarnya saat kami membeli Tiger bukanlah karena kami melihat potensi, namun atas kecintaan kami pada Muay Thai, dan kami ingin melakukan sesuatu yang berbeda dari sasana lainnya,” ia menjelaskan.
“Pemilik awalnya telah menciptakan dasar yang kuat, maka sangatlah mudah untuk melanjutkan dan memodifikasi dari situ.”
Sakulrat dan rekan bisnisnya menggunakan dasar tersebut untuk mengembangkan model bisnis yang telah sukses itu. Lalu, mereka merenovasi, memperluas dan menjadikan sasana di Phuket ini menjadi lebih modern.
Sasana Tiger yang baru memiliki luas 9.200 meter persegi. Beberapa samsak berat berada di satu sisi sasana ini, sementara di bagian tengah terdapat lima ring tinju dan sebuah arena bela diri campuran profesional, serta beberapa pos untuk latihan strength and conditioning yang menggantikan beberapa peralatan yang sudah cukup berumur.
Sebagai pelengkap dari semua itu, para pemiliknya membawa masuk 40 pelatih terbaik dari seluruh dunia untuk mengajar kelas-kelas yang ada.
Pada akhirnya, popularitas sasana ini meledak.
“Saya berpikir bahwa titik balik untuk Tiger terjadi setelah renovasi dan fasilitas baru yang dibangun,” kata Sakulrat. “Kami memiliki staf hebat, lingkungan kerja yang baik, serta fasilitas latihan yang jauh lebih baik.”
Menurut pelatih Amerika George Hickman, yang telah memimpin program bela diri campuran di sasana ini sejak tahun 2014, Tiger tidak akan berada di posisinya saat ini tanpa para pelatihnya.
“Staf pelatih yang mengelilingi saya sangatlah luar biasa,” jelasnya.
“Konsistensi dan kerja keras dari para pelatih ini – dari [disiplin] Muay Thai, Brazilian Jiu-Jitsu, bela diri campuran, kebugaran dan tinju – benar-benar memisahkan kami. Adalah para pelatih kami yang mencetak perbedaan di Tiger.”
Sebagai tambahan dalam fasilitas yang telah diperbaharui ini, sasana ini memiliki restoran di dalam sasananya, bernama The Tiger Grill, yang menawarkan hidangan khas Thailand yang diminati para turis dari seluruh dunia.
Serta, restoran ini juga menawarkan menu sehat bagi para atlet untuk mengoptimalkan kebutuhan nutrisi mereka tanpa mengorbankan cita rasa atau keragaman. Para pengunjung dapat menikmati minuman protein shake, smoothies dan jus organik yang segar, serta bahkan mengadopsi pemikiran dari nutrisionis di Tiger.
Tiger mungkin memulai perjalanannya sebagai akademi yang terfokus pada disiplin Muay Thai, namun hal ini segera berubah menjadi sebuah sasana raksasa dengan cakupan global. Direktur sasana kelahiran Thailand ini mengakui bahwa ia dan rekan bisnisnya tidak memulai dengan ekspektasi besar.
“Rencana kami bukanlah untuk menjadi nomor satu di dunia, namun untuk memastikan bahwa staf kami memiliki kehidupan yang baik, tempat yang nyaman untuk bekerja, serta lingkungan yang sangat baik,” jelas Sakulrat.
“Setelah enam bulan, kami mendapatkan masukan kembali dari klien kami. Itulah saat dimana kami berpikir bahwa kami memiliki potensi menjadi salah satu yang terbaik, dan kami pun tetap mengembangkan tiap aspek dari bisnis ini. Saya rasa dari situ, ini menjadi terkenal dengan sendirinya.”
Masa Depan Cerah
Selama bertahun-tahun, popularitas dan bisnis Tiger berkembang dengan pesat.
Sasana ini kini menjadi salah satu tujuan terbaik bagi mereka yang mencari pelatihan Muay Thai dan bela diri campuran di dunia, dimana mereka juga memiliki pengikut media sosial sebanyak lebih dari satu juta orang di Facebook. Merek dagang ini bahkan juga memiliki seri peralatan dan pakaian tersendiri.
Setiap harinya, banyak orang dari seluruh dunia – yang memiliki tujuan mereka masing-masing – mengunjungi Tiger, dimana hal inilah yang membuat sasana ini menjadi sangat spesial. Dari mereka yang ingin mengurangi beberapa kilogram, sampai mereka yang berlaga bersama ONE Championship, sasana global ini tidak membedakan tiap orang yang datang.
Hickman, yang melatih Wiratchai, Rika “Tiny Doll” Ishige dan Pongsiri “The Smiling Assassin” Mitsatit, merasa hanya ada segelintir sasana yang dapat menandingi pendekatan beragam dari Tiger.
“Kami memiliki banyak petarung ONE Championship bersama kami, namun kami juga memiliki banyak orang yang berlaga di dalam ONE yang datang untuk berlatih dan menyesuaikan diri, karena sejauh ini ONE hanya berpromosi di Asia,” kata Hickman.
“Ini adalah lingkungan yang sangat bersahabat, dan sejauh seni bela diri campuran, terdapat berbagai rekan latihan dari seluruh dunia dalam tiap sesi yang berbeda. Jumlah dan keragaman rekan latihan yang akan anda dapatkan di sini adalah salah satu hal terbaik terkait Tiger.”
Oleh karena itu, Tiger menarik perhatian berbagai atlet lainnya, seperti pencetak KO asal Rusia Timofey Nastyukhin dan bintang Vietnam-Amerika Bi “Killer Bee” Nguyen.
Sebagai tambahan, dengan disiplin Muay Thai yang berakar pada kebudayaan lokal dan masyarakat yang bersahabat, atmosfer ini menciptakan lingkungan yang tenang bagi semua yang ingin berlatih.
“Saya rasa berlatih di Thailand sangat jauh dari stres jika dibandingkan dengan persiapan latihan untuk sebuah laga di Amerika,” tambah Hickman.
“Lokasi Tiger sangatlah luar biasa, karena anda memiliki pantai dan berbagai tempat yang sehat untuk makan tepat di jalan tersebut. Anda tidak harus pergi ke sasana yang berbeda, anda memiliki segala sesuatunya di bawah satu atap, di Tiger. Anda mendapatkan cuacanya, iklim [tropis] dan pantai-pantainya.”
Emilio “The Honey Badger” Urrutia, yang telah berkompetisi bersama ONE Championship sejak tahun 2017, awalnya melangkah ke dalam sasana ini pada tahun 2014.
Ia memenangkan sebuah beasiswa di uji coba tahunan “Tiger Muay Thai Fight Team Tryouts,” serta telah berdiam di sana sejak itu.
“Tiger adalah tempat yang spesial karena anda akan mendapatkan latihan yang anda butuhkan dalam tingkatan apapun di seluruh disiplin bela diri – dari Muay Thai sampai kelas tinju, gulat gaya bebas, serta krabi krabong,” jelasnya.
“Ini juga termasuk seluruh aspek kebugaran dari CrossFit sampai program pemulihan seperti berenang dan yoga.”
Hal ini membutuhkan waktu lebih dari satu dekade bagi Tiger untuk berubah menjadi raksasa global seperti hari ini. Namun saat sasana ini bertumbuh, jalanan dan komunitas yang menjadi saksi kelahiran sasana beratap jerami ini juga telah bertumbuh, dari sebuah jalan yang tenang di Chalong menjadi jalanan yang ramai.
“Selama delapan tahun lebih, saya telah menyaksikan pertumbuhan pesat dari [Soi Ta-iad], dan dalam opini saya, Tiger adalah alasan adanya komunitas ini,” kata Schild. “Dari Muay Thai sampai bela diri campuran dan industri kebugaran di Phuket, itu semua dimulai dari Tiger Muay Thai.”
Baca juga: Kisah Lain Di Balik Team Lakay