Perubahan Dalam Divisi Lightweight Setelah Laga Ok-Lee
Kemenangan mengejutkan Ok Rae Yoon di ajang ONE: REVOLUTION telah menentukan babak baru dalam sejarah perebutan gelar Juara Dunia ONE Lightweight.
Jumat lalu, seniman bela diri campuran Korea Selatan itu menggunakan kemampuan striking-nya untuk mengungguli sang penguasa divisi Christian “The Warrior” Lee melalui kemenangan mutlak – dimana ia menghentikan Lee untuk menyapu bersih jajaran lima besar.
Hasil laga ini juga memberi tekstur yang berbeda bagi jajaran atlet dalam divisi lightweight, dengan kesempatan baru yang muncul dan berbagai laga menarik yang dapat terjadi.
Mari kita jabarkan para penantang teratas dalam divisi ini setelah Juara Dunia baru itu dinobatkan.
Juara Dunia Baru
Melejitnya Ok ke posisi puncak adalah sebuah kisah terbesar di atas panggung dunia pada tahun 2021.
Kemenangan debut pria berusia 30 tahun ini atas mantan penguasa divisi featherweight Marat “Cobra” Gafurov adalah awal dari gebrakannya, dimana ia memastikan statusnya melalui sebuah kemenangan atas legenda MMA Eddie “The Underground King” Alvarez di ajang “ONE on TNT IV” bulan April lalu.
Tetap saja, para penggemar tak sepenuhnya yakin bagaimana Ok dapat beraksi dalam ujian terbesarnya, yaitu saat ia menantang Lee demi sabuk emas. Namun, perwakilan Team Mad ini berhasil memasuki tingkatan baru, karena ia meraih kemenangan setelah lima ronde yang sangat keras.
Atlet Korea Selatan ini harus mengatasi kesulitan besar dan meloloskan diri dari posisi yang sulit, sementara memanfaatkan teknik striking luar biasa untuk unggul dan mendapatkan persetujuan para juri.
Namun, seberapa pun tipisnya hasil laga itu, penampilan sensasional ini memberi Ok gelar Juara Dunia ONE Lightweight, dimana ia dapat melanjutkan misinya untuk menghadapi ujian berikutnya – laga pertahanan gelar.
Penantang Teratas Christian Lee
Lee tak lagi membutuhkan perkenalan. Ia menjadi kekuatan dominan dalam divisi lightweight sejak tahun 2019, ketika ia meraih gelar Juara Dunia ONE Lightweight dan Juara ONE Lightweight World Grand Prix.
Ia juga menghancurkan tiap lawan yang dihadapinya sampai ia bertemu dengan Ok, dan ia meyakini bahwa dirinya menampilkan aksi yang layak untuk sebuah kemenangan atas atlet Korea Selatan itu.
Namun, sementara “The Warrior” menentang hasil dari para juri, masa jayanya sebagai seorang Juara Dunia sudah berakhir, dan ia harus kembali mempersiapkan diri sebelum mencoba merebut kembali sabuk emas itu.
Pertempuran lima ronde keras melawan Ok hanya berarti sebuah laga ulang layak dipertimbangkan. Lalu, walau Lee telah mengalahkan empat penantang teratas lainnya, kondisi ini dapat juga membuka peluang untuk laga yang sangat ditunggu antara dirinya dan Alvarez, setelah keduanya beradu argumen pada awal tahun ini.
Penantang #2 Saygid Guseyn Arslanaliev
Laju Saygid “Dagi” Guseyn Arslanaliev harus berakhir saat Lee mengalahkannya melalui keputusan juri dalam babak Final Kejuaraan ONE Lightweight World Grand Prix di ONE: CENTURY pada tahun 2019, dan atlet fenomenal Turki ini belum bertarung sejak saat itu.
Namun, anda dapat merasa yakin bahwa ia telah mengasah kemampuannya untuk kembali tampil. Selain dari sebuah diskualifikasi pada tahun 2017, laganya melawan Lee adalah satu-satunya kekalahan profesional “Dagi,” dan ia akan merasa lebih haus lagi untuk kembali ke kondisi saat ia menjadi penantang teratas.
Dengan pukulan keras dan teknik gulat yang lihai, ia akan memberi kesulitan tersendiri bagi Ok, yang sempat dikejutkan oleh serangan “The Warrior” dalam laga mereka, namun menunjukkan keteguhan luar biasa untuk tetap bertarung.
- Ok Rebut Gelar Juara Dunia Lightweight, Kejutkan Lee
- Capitan Pertahankan Gelar Setelah Lima Ronde Menegangkan
- Pacio Lanjutkan Kejayaan, Tuntaskan Trilogi Dengan Saruta
Penantang #3 Shinya Aoki
Sosok yang tak akan pernah lepas dari pembicaraan tentang laga Kejuaraan Dunia adalah Shinya “Tobikan Judan” Aoki.
Grappler ikonik Jepang ini sempat dua kali menguasai divisi lightweight ONE. Dan sejak kehilangan sabuknya di tangan Lee pada 2019 lalu, ia meraih empat kemenangan beruntun, tiga di antaranya melalui submission.
Momentum kuat itu telah menempatkan Aoki pada posisi yang tepat untuk ketiga kalinya memperebutkan sabuk emas itu. Melihat latar belakangnya dalam judo, permainan clinch “Tobikan Judan” yang sangat efektif akan memberi pertanyaan baru bagi kemampuan defensif milik Ok, yang nampak tak tertandingi sampai saat ini.
Di atas kanvas, hanya ada beberapa orang yang dapat bertahan dari spesialis submission legendaris ini. Namun, di posisi stand-up, Aoki harus sangat berhati-hati. Laga mereka akan memberi aksi antara dua gaya bertarung yang sangat klasik.
Penantang #4 Iuri Lapicus
Iuri Lapicus jelas ingin membuktikan diri. Setelah kekalahan dalam perebutan gelar Juara Dunia dari Lee, ia juga mengalami akhir yang tak disangka saat melawan Alvarez, setelah serangan ke belakang kepalanya memberi hasil no-contest.
Namun, atlet sensasional Moldovia itu menunjukkan bahwa ia mampu berlaga melawan rival elite. Ia mampu menyulitkan Lee di awal laga, unggul atas Gafurov, serta menunjukkan kemampuan beragam melawan Shannon “OneShin” Wiratchai.
Dengan kombinasi striking, submission dan kemampuan clinch, Lapicus adalah sebuah ancaman di mana pun laga itu berlangsung. Ia dapat saja imbang melawan Ok, dan ia dapat memberi tantangan berat di tiap jarak serang.
Penantang #5 Timofey Nastyukhin
Timofey Nastyukhin tak mendapatkan banyak waktu untuk menampilkan kemampuannya saat menelan kekalahan dalam Kejuaraan Dunia kontra Lee, namun pencetak KO asal Rusia ini hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk mengubah arah laga.
Dengan kekuatan pencetak penyelesaian dalam tiap bagian tubuhnya, Nastyukhin adalah salah satu atlet lightweight yang paling ditakuti di seluruh dunia. Tekanan dan intensitas tanpa henti yang ia miliki akan menguji kemampuan serangan balasan Ok dan kekuatan dari dagunya.
Laga mereka akan menampilkan sebuah pertarungan non-stop untuk meraih kemenangan, yang dapat berakhir dengan Nastyukhin yang terkena serangan saat ia maju, atau Ok yang menelan serangan kuat di titik mana pun.
Kemungkinan tersebut jelas akan membuat para penggemar bersemangat untuk melihat laga stand-up ini.
Potensi Besar Dalam Divisi Ini
Alvarez beraksi melawan Ok pada awal tahun ini, dimana pria ini juga berkeras bahwa dirinya yang meraih kemenangan saat itu.
Hal itu terjadi hanya beberapa minggu setelah penampilan dominannya melawan Lapicus, yang berakhir saat serangan liarnya menghasilkan keputusan no-contest.
Laga tiga ronde “The Underground King” melawan Ok memberi aksi yang sangat fenomenal, dimana mungkin tak banyak yang berkeberatan untuk melihatnya sekali lagi – walau Alvarez nampaknya harus meraih posisi dalam jajaran lima besar dengan sebuah kemenangan terlebih dahulu.
“The Warrior” Zhang Lipeng mengumumkan kehadirannya di atas panggung dunia dengan kemenangan atas mantan penguasa lightweight lainnya, Eduard “Landslide” Folayang, di ONE: BATTLEGROUND II Agustus lalu.
Atlet Tiongkok berbakat ini memiliki catatan rekor impresif, 31-11-2, dengan 22 kemenangan dalam 25 laga terakhirnya. Ia jelas berada dalam kondisi yang luar biasa, dan sebuah kemenangan lain dapat menempatkan dirinya dalam jajaran teratas divisi ini.
“Crazy Dog” Dae Sung Park kini memiliki catatan rekor 4-0 bersama ONE, setelah kemenangan besar atas Amir Khan di ajang ONE: COLLISION COURSE II pada Desember lalu, dan ia pun menginginkan sebuah ujian besar melawan para atlet dalam jajaran lima besar.
Tambahkan sosok seperti Gafurov, Pieter “The Archangel” Buist, Antonio “The Spartan” Caruso dan James Nakashima ke dalam daftar ini, maka anda akan melihat divisi lightweight yang sangat kompetitif dan memberi hiburan kelas elite – terlepas dari apa pun laga yang akan terjadi.
Baca juga: Rangkaian Foto Terbaik Dari ONE: REVOLUTION