Keluarga Nou Srey Pov Menjadi Motivasinya Untuk Mengejar Impian
Pada usianya yang ke-25, Nou Srey Pov telah menempatkan namanya sebagai salah satu atlet yang harus diwaspadai dalam divisi atomweight wanita ONE.
Di bulan Februari 2019, atlet Kamboja ini mengejutkan dunia bela diri campuran dengan kemenangan besar atas atlet tuan rumah Rika “Tiny Doll” Ishige di Bangkok, Thailand.
Dan walau debut luar biasa di dalam “The Home Of Martial Arts” itu menandai langkah signifikan dalam karier Srey Pov, itu juga memberinya kesempatan lain untuk memperbaiki kehidupan keluarganya.
Tantangan Pribadi
Srey Pov datang dari keluarga besar. Ia memiliki empat kakak perempuan, dua kakak lelaki dan seorang adik perempuan.
Walau ada banyak anak-anak dalam keluarganya, ia menganggap masa kecilnya “sama seperti yang lainnya.” Namun saat ia bertumbuh dewasa, banyak hal yang berubah.
“Saya senang, namun saya tidak mengetahui apa yang terjadi dengan keluarga saya,” sebutnya. “Saat saya bertumbuh dewasa, baru saya mempelajari tentang segala kesulitan dalam keluarga saya.”
Secara lebih spesifik, Srey Pov mulai mengerti bahwa orang tuanya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Keluarga tersebut, yang tinggal di pemukiman keras di Phnom Penh, bertumpu pada bertani dan menangkap ikan demi bertahan hidup, namun kehidupan menjadi bertambah sulit saat ayahnya mulai mengalami masalah kesehatan enam tahun yang lalu. Ayahnya mulai mengalami pendarahan di saluran pencernaan, lalu menderita stroke.
“Tantangan terbesar adalah saat ayah saya sakit parah,” striker Kamboja itu berkata.
Sebagai hasilnya, Srey Pov mengesampingkan tujuan pribadinya untuk membantu mereka yang telah membesarkannya.
“Saya berhenti belajar dalam periode itu dan mulai bekerja sebagai pekerja garmen untuk mendapatkan uang tambahan dan membantu keluarga saya,” sebutnya. “Selama itu, tidak ada yang membantu kami. Itu hanyalah keluarga saya dan saya yang mencoba bertahan hidup.”
- 5 Kemenangan Terbaik Atlet Kamboja Di ONE Championship
- Chan Rothana Ingin Naik Peringkat Dan Hadapi Yuya Wakamatsu
- Seni Bela Diri Kun Khmer: Kebanggaan Dan Warisan Sejarah Kamboja
Menemukan Gairahnya
Srey Pov memiliki determinasi untuk mendukung orang tuanya, namun ia tidak sepenuhnya bersemangat melihat pekerjaannya.
Kehidupan di pabrik garmen sangatlah keras, dan setelah lebih dari satu tahun bekerja, ia pun mundur. Itulah saat dirinya beralih ke seni bela diri – sebuah keputusan yang juga terinspirasi oleh keluarganya.
“Saya menemukan olahraga tarung karena kakak lelaki saya, yang juga adalah seorang petarung,” kata warga asli Phnom Penh ini. “Saya melihatnya berlatih dan mulai menonton pertandingannya. Namun adalah ayah saya yang memotivasi saya untuk berlatih dan bertanding.”
Srey Pov mulai mempelajari Kun Khmer, dan terlepas dari beberapa keraguan di awal, ia tetap berkomitmen pada gairahnya ini.
“Terkadang saya ingin menyerah karena saya tidak memiliki lawan untuk bertanding,” katanya. “Namun saya mengatakan pada diri saya, ‘Saya harus mencapai sesuatu dan tidak akan menyerah sampai saya mencapainya.'”
Atlet muda asal Kamboja ini tidak mengetahui bahwa dirinya akan mencapai lebih dari sekedar “sesuatu.”
Wanita berbakat ini segera mencetak nama besar. Ia memulai kariernya dengan kemenangan beruntun, lalu mencetak rekor profesional yang luar biasa, 91-8-2, dalam disiplin Kun Khmer.
Catatan rekornya ini juga termasuk sebuah gelar Juara Dunia Kun Khmer, berkompetisi dalam Kejuaraan Dunia Lethwei, yang memberinya penghargaan “Atlet Wanita Terbaik Tahun 2018,” serta dirinya yang mewakili negaranya dalam disiplin tinju pada SEA Games 2019.
Memasuki Lingkaran Penuh
Pada bulan Februari 2019, seluruh kerja keras Srey Pov terbayar saat ia menjalani debutnya bersama ONE Championship.
Itu mungkin tidak dapat berjalan lebih baik, karena bintang baru ini meraih keputusan mutlak atas Ishige dengan kemampuan striking kuat yang telah menjadikannya Juara Dunia Kun Khmer.
Namun, banyak hal yang tetap tidak mudah bagi orang tua Srey Pov.
Sampai hari ini, ayahnya membutuhkan perawatan penuh waktu, karena ia menderita masalah di tenggorokannya dan masih mengalami pendarahan di saluran pencernaannya. Kondisinya tak dapat disembuhkan dan ia harus mengunjungi rumah sakit untuk pemeriksaan bulanan.
Sebagai tambahan, dalam beberapa tahun belakangan ini, kesehatan ibunya telah menurun drastis. Ibunya tidak lagi dapat bekerja, namun ia mampu tinggal di rumah dan merawat cucu-cucunya.
Terlepas dari berbagai tantangan berat ini, Srey Pov telah menjadi tumpuan keluarganya. Dan dengan berkompetisi di atas panggung dunia, dirinya dapat mendukung orang tuanya serta mengejar mimpinya pada saat yang bersamaan.
“ONE telah membantu saya mengubah kehidupan saya secara drastis, baik dalam hal popularitas dan pemasukan saya,” sebutnya.
“Lebih banyak orang mengenal saya setelah debut [ONE Championship] saya, dimana saya juga mendapatkan lebih banyak uang dalam tiap laga, yang berarti saya dapat tetap membantu keluarga.”
“Saya mengetahui bahwa cukup sulit [untuk meraih tujuan saya], dan saya tidak mengetahui apakah saya dapat melakukannya atau tidak. Namun saya akan tetap mencoba.”
Baca juga: Dari Orang Tua Sampai Orang Asing, Inilah Panutan Para Superstar ONE