Keluarga Selalu Menjadi Yang Pertama Bagi Marat Gafurov

Marat Gafurov IMG_5082

Mantan Juara Dunia ONE Featherweight Marat “Cobra” Gafurov memiliki prioritas hidup yang tertata rapih. Ia bahkan tidak ragu untuk mengatakannya.

“Keluargalah yang utama,” tegas atlet berusia 33 tahun ini. “Saya mencintai seni bela diri dan itu sangat berarti bagi saya, namun tak ada yang bahkan mendekati keluarga saya.”

Mungkin alasan mengapa Gafurov sangat terikat erat dengan keluarganya adalah karena kurangnya kondisi ideal saat ia bertumbuh dewasa.

Setelah Gafurov lahir, kedua orang tuanya mengambil keputusan serius. Mereka pindah ke ibukota Dagestan, Makhachkala, namun tidak membawa anaknya itu bersama mereka. Sebaliknya, mereka menempatkannya di bawah asuhan kakek-neneknya, yang membesarkan “Cobra” di desa kecil bernama Ishkarty.

Marat Gafurov IMG_8445.jpg

Gafurov sangat merindukan orang tuanya, namun ia harus menerima takdirnya.

“Ayah dan ibu saya memiliki prioritas lain, maka mereka pergi ke kota besar untuk menghasilkan uang dan meninggalkan saya. Saya pindah kembali bersama mereka saat saya berusia 15 tahun. Saya tidak menyalahkan mereka. Inilah bagaimana kehidupan keluarga kami saat itu,” kata atlet Dagestan ini, sedikit sedih.

“Tentunya, saya ingin ada bersama orang tua saya. Tiap anak ingin diperhatikan oleh orang tua mereka. Saya merasa terluka dan tertolak saat itu. Namun waktu berjalan. Sekarang, saya seorang pria.”

Dengan kakek-nenek yang membimbingnya, Gafurov membangun karakternya berdasarkan apa yang ia lihat sebagai benar atau salah. Ia menerima keadaan keluarganya, namun ia juga memberi pujian bagi masyarakat dan norma-norma di negaranya yang telah membantu membentuk karakternya.

Martin Nguyen Marat Gafurov ADUX6581.jpg

“Di Dagestan,” katanya, “orang akan menghormati anda jika anda kuat.”

Maka, Gafurov melakukan apa yang harus dilakukannya untuk menjadi kuat.

Saat ia berusia 15 tahun, ia pindah dari Ishkarty ke Makhachkala untuk tinggal bersama kedua orang tuanya. Walau ia dipersatukan kembali dengan ayah dan ibunya, sang remaja ini menemukan hidupnya tidak tenang. Dalam beberapa hal, itu terasa seperti berbagi rumah dengan orang asing.

“Saya sangat terbiasa untuk hidup sendiri, dalam dunia saya sendiri. Saya menjadi pria mandiri, dan sangat sulit untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama ayah dan ibu. Saya hampir tidak mengenal mereka,” akunya.

Sesedih apapun awal kehidupannya, Gafurov melihat berbagai hal positif.

“Itu menjadikan siapa diri saya saat ini; pria yang bertanggung jawab bagi kata-kata dan tindakannya sendiri, pria yang mengandalkan diri sendiri. Itu membuat saya lebih kuat.”

Marat Gafurov IMG_5714.jpg

Hal itu juga kebetulan menjadi awal saat ia pertama kali berlatih seni bela diri. Sang ayah membawanya ke sasana Amanat Fight Club, dojo terdekat dari rumah mereka, dan ia pun memasuki sebuah perjalanan luar biasa dalam seni bela diri.

Itu adalah salah satu yang membawanya meraih gelar Kejuaraan BJJ Dagestan, dua gelar Juara Dunia FILA dalam grappling and pankration, gelar Juara ADCC Grappling Rusia, serta pada akhirnya, gelar Kejuaraa Dunia ONE Featherweight.

Saat ini, Gafurov adalah suami dari seorang istri yang baik dan ayah bagi anak lelaki berusia tiga tahun.

Sebagai atlet profesional yang berlaga dalam tingkatan tertinggi dalam seni bela diri, ia harus mengorbankan banyak hal, seperti menghabiskan berjam-jam di sasana, dan seringkali, beberapa minggu jauh dari rumah saat ia mengikuti pemusatan latihan.

Marat Gafurov .jpg

Walalu begitu, ia tidak memiliki keinginan untuk menjadi ayah yang jauh dari anaknya, atau meninggalkannya di belakang.

“Saya tak akan dapat meninggalkan anak saya terlalu lama. Saya dapat berada jauh selama sekitar sebulan. Setelahnya, itu menjadi tak tertahankan,” katanya, halus.

Atlet Dagestan ini menghabiskan banyak waktu bersama anaknya, dan sebagai ayah yang sangat perhatian dan menyayangi anaknya, ia hanya menginginkan yang terbaik.

Tujuannya adalah untuk “menjauhkannya dari perkawanan yang buruk, serta memberinya awal yang baik dalam hidup,” dan ia telah meraih kesuksesan dalam misi itu.

Faktanya, mirip dengan apa yang ayah Gafurov lakukan saat ia remaja, “Cobra” membawa anaknya itu ke dojo untuk memulai perjalanannya dalam seni bela diri, kemanapun itu membawanya.

Marat Gafurov IMG_5179.jpg

“Anak saya dapat berjalan, maka ia sudah cukup bagus untuk mulai berlatih. Dagestan sangat dikenal atas gulatnya, namun kami memulai dengan judo. Ia nampak sangat menyukainya,” kata Gafurov.

“Saya berlatih seumur hidup. Olahraga mengajarkan saya untuk bekerja keras dan terfokus. Ini semua dalah kualitas yang bagus untuk dimiliki dalam profesi manapun. Anak saya akan memilih untuk menjadi apapun yang ia inginkan.”

Sebagai pekerja keras, Gafurov akan kembali beraksi pada hari Sabtu, 20 Januari. Ia akan bertemu Shinya Aoki dalam Laga Super Grappling kedua dari organisasi ini pada ajang ONE: KINGS OF COURAGE, di Indonesia.

Dengan kecintaannya akan keluarga, pria asal Dagestan ini memiliki motivasi yang sangat besar untuk menang, serta maju selangkah untuk merebut kembali gelar Juara Dunia itu. 

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9