Kenali Lebih Dekat Sosok Giorgio “The Doctor” Petrosyan

Giorgio Petrosyan giorgiopetrosyan

Giorgio “The Doctor” Petrosyan (85-2-2, 2 NC) sedang bersiap menjadi bagian dari sejarah ONE Championship.

Pada hari Jumat, 20 April, organisasi ini akan menggelar ajang bela diri berikutnya, ONE: HEROES OF HONOR, di Mall Of Asia Arena, Manila, Filipina.

Kartu pertandingan ini akan menampilkan debut dari rangkaian ONE Super Series, saat Petrosyan berlaga melawan “Smokin” Jo Nattawut (66-6-2) dalam laga pendukung utama malam itu.

Petrosyan, kompetitor kelahiran Armenia yang berbasis di Italia sejak remaja, telah lama dianggap sebagai salah satu striker terbaik dunia. Pria berusia 32 tahun ini adalah atlet berprestasi yang telah berlaga di berbagai negara, dan kini berada di panggung bela diri dunia.

Mari kita pelajari sedikit tentang sejarah “The Doctor” sebelum laga besarnya di Manila ini.

Ia Mengalami Masa Kecil Yang Sulit

Awal kehidupannya di Armenia membawa kenangan manis bagi Petrosyan, walau berbagai hal segera berubah menjadi sangat sulit. Ia tinggal bersama kedua orang tua dan saudara-saudaranya, termasuk adiknya Armen, yang juga menjadi juara kickboxing.

“Kehidupan itu baik-baik saja. Tak ada banyak permasalahan besar,” kenangnya.

Namun, saat Armenia menjadi sebuah republik dan timbul peperangan melawan negara tetangganya Azerbaijan, kekisruhan itu memaksa keluarga ini untuk melarikan diri ke Italia.

Pada usia 13 tahun, Petrosyan, ayahnya dan kakaknya pindah ke Eropa untuk memulai kehidupan yang baru bagi keluarga mereka, dimana akhirnya ibu dan kedua adiknya pun menyusul.

Diawali dengan kesulitan, keluarga ini akhirnya dapat menetap dan menyesuaikan diri dengan rumah baru mereka. Sejak itu, mereka telah berjaya dengan nama Petrosyan yang bersinar di seluruh Italia karena kesuksesan Giorgio dan Armen dalam olahraga tarung.

Ia Beranjak Dari Kemiskinan

Keluarga Petrosyan mungkin memang mengungsi ke Italia, namun mereka awalnya tiba di negara Eropa itu tanpa tempat tinggal, atau satu pun orang yang mereka kenal. Sebagai hasilnya, Giorgio, ayah dan kakaknya pun terpaksa tidur di stasiun kereta, atau terkadang di jalanan.

Beruntung bahwa sebuah organisasi amal bernama Caritas melihat penderitaan mereka. Keluarganya pun tertolong, dimana mereka pun dibantu untuk berintegrasi ke dalam kehidupan di Italia dengan mempelajari bahasa dan mendapatkan pekerjaan.

“Kehidupan menjadi lebih baik berkat Caritas,” kata Petrosyan, yang mengetahui bahwa kehidupan mereka dapat saja mengarah ke jalur yang berbeda jika mereka tak mendapatkan bantuan awal itu.

https://www.instagram.com/p/BgtRD-jj8Tl/

Ia Jatuh Cinta Pada Muay Thai

Di bagian utara Italia, “The Doctor” menemukan gairahnya pada Muay Thai. Walau ia telah menjadi penggemar seni bela diri lewat film-film Bruce Lee dan Jean–Claude Van Damme di masa kecil, ia belum pernah berlatih secara formal, dan ini menjadi kesempatannya untuk memulai.

Di usia ke-14, ia masuk ke sebuah sasana dan tak pernah lagi melihat ke belakang. Ia terpincut – tak hanya dengan teknik dan kompetisi yang ada, namun juga karena cara hidupnya.

“Saya hanya mencintai ide tentang seni bela diri,” jelasnya. “Seperti film-film terkenal, dari gerakan push-up pertama, dan memasuki dunia kompetisi.”

Saat ia berusia 16 tahun, ia mulai berkompetisi. Ia mendapatkan gelar nasional satu tahun kemudian, dan berlanjut memenangkan tiap penghargaan yang ditawarkan oleh olahraga ini.

https://www.instagram.com/p/BgN0bZ9Bjxf/

Ia Adalah Striker Monumental

Kesulitan memang bukanlah sesuatu yang baru bagi Petrosyan, maka kompetisi bela diri menjadi sesuatu yang alami bagi dirinya.

Pada tahun 2003, satu tahun setelah ia menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di dalam ring, ia menjadi juara nasional. Pada tahun 2004, ia adalah Juara Eropa, dan pada tahun 2006, ia merebut gelar Juara Dunia pertamanya.

Sejak itu, “The Doctor” menjadi salah satu penampil elite paling konsisten di seluruh dunia dengan catatan kemenangan beruntun monumental dalam 42 laga selama enam tahun, dua gelar Kejuaraan K-1 World Max, dan berbagai penghargaan ‘Atlet Terbaik Tahun Ini’ dari seluruh dunia.

Pria Armenia ini masih ingin mencapai banyak hal dalam disiplin ini, dan juga ingin menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang, maka bersiaplah saat ia membawa kemampuan terbaiknya di ONE: HEROES OF HONOR.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9