‘Keuntungan Besar’ – Lito Adiwang Puji Tim Barunya, SOMA Fight Club, Jelang Aksi Kontra Danial Williams
Lito “Thunder Kid” Adiwang kembali dari masa istirahat panjangnya setelah terkena cedera dengan aksi terbaik dalam karier MMA-nya, dan ia berencana melanjutkan tren itu di ONE Fight Night 19: Haggerty vs. Lobo di bawah bimbingan tim barunya.
Mantan petarung Team Lakay ini pindah dari Filipina ke Indonesia, dimana ia bergabung di SOMA Fight Club dan menjalani pemusatan latihan jelang aksi strawweight-nya melawan “Mini T” Danial Williams di jam tayang utama A.S., Jumat, 16 Februari, atau Sabtu pagi, 17 Februari di Asia.
Setelah periode terberat dalam kariernya itu – dengan kekalahan beruntun dan cedera lutut serius – Adiwang merasa tersegarkan saat berada di sasana yang berbasis di Bali ini.
Kini, ia berencana menunjukkan kemajuannya di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand.
“Thunder Kid” berkata pada onefc.com/id:
“Saya sudah ada di SOMA untuk beberapa waktu. Ini resmi menjadi tim baru saya. Sejauh ini, cukup bagus. Saya mendapatkan semua hal yang saya butuhkan. Mereka memiliki fasilitas yang bagus, mereka memiliki pelatih bagus, dan filosofi kami dapat bekerja erat satu sama lain.”
“Ini adalah usaha kolaboratif di antara kami. Para pelatih itu menghormati apa yang saya bawa ke sini, dan daripada mencoba mengubah saya, kami menajamkan itu. Mereka hanya menambahkan hal-hal baru di sini.”
Berlatih di bawah bimbingan dua pelatih, Mike Ikilei dan Yousef Wehbe, bintang Filipina itu merasa yakin bahwa dirinya telah berkembang di seluruh area – tetapi ada keuntungan lain di SOMA.
Adiwang mendapatkan para rekan berlatih tingkat tinggi yang juga menjadikan sasana yang sedang naik daun ini rumah mereka.
Dapat belajar dari berbagai gaya dan spesialisasi berbeda, “Thunder Kid” meyakini ia akan siap untuk menghadapi apa pun saat ia memasuki ring minggu depan:
“Keuntungan di sini adalah adanya banyak petarung dengan berat badan mirip dengan saya yang dapat saya ajak sparing. Itulah keuntungan bagi saya. Setiap kali saya sparing, karena itu petarung yang berbeda, saya terkejut dan kecolongan oleh gaya mereka.”
“Kami mencoba menirukan situasi pertarungan sebenarnya, karena dalam laga, anda tak pernah tahu apa yang dapat terjadi.”
“Ini adalah keuntungan yang sangat besar. Saya terdorong untuk melakukan sesuatu yang berbeda, berpikir di luar kerangka, dan mengeluarkan kemampuan lain. Karena mereka memiliki gaya dan kekuatan yang berbeda, saya harus menyesuaikan diri.”
Adiwang Bersiap Untuk Perang: ‘Saya Harus Menderita Di Kamp Ini’
Selain elemen fisik dari persiapan pertarungan ini, Lito Adiwang merasa lebih terfokus secara mental sejak memindahkan pemusatan latihannya ke SOMA Fight Club di Bali ini.
Karena orang-orang yang dikasihinya ada di Filipina, akan sangat mudah bagi dirinya untuk tetap tinggal di sana, tetapi sebaliknya, ia memberi pengorbanan besar yang diharapnya akan terbayar dalam aksi strawweight MMA melawan Danial Williams ini.
Adiwang menjelaskan:
“Semua hal yang saya lakukan ini, berada jauh dari keluarga dan teman-teman saya, seluruh kerja keras yang saya berikan, ‘dipukuli’ setiap hari di sini di SOMA, itu motivasi saya untuk meningkatkan permainan saya lebih jauh lagi.”
Adiwang ingin mengandalkan pengorbanan dan usaha keras itu untuk menjadikan dirinya lebih haus lagi akan kemenangan.
Ia tak berharap dapat keluar dari pertarungan melawan Williams tanpa luka, tetapi ia meyakini bahwa usaha hariannya di SOMA Fight Club akan membantunya menembus setiap tantangan yang ada.
Faktanya, ia seringkali merasa ingin berhenti di tengah sesi latihan keras itu, tetapi ia terus mendorong batasannya untuk membawa kekuatan mental ini ke tingkatan yang baru:
“Ada saat-saat dimana saya sangat lelah berlatih, dan saya bahkan tak dapat menyelesaikan ronde itu lagi, tapi saya tahu saya harus mendesak dengan keras karena lawan saya takkan menjadikan itu lebih mudah bagi saya.”
“Saya selalu berpikir bahwa jika saya menyerah dalam latihan, saya dapat melupakan kemenangan di laga itu.”
“Saya harus menderita di kamp ini. Saya harus menjadi kuat, karena saat saya berdiri di hadapan Williams dan melihat matanya, saya akan tahu bahwa saya harus menghancurkan dirinya karena ia adalah alasan mengapa saya sangat menderita dalam latihan.”